8

63 6 1
                                    

Kedatangan keluarga kecil itu mendapatkan sambutan hangat dari beberapa pagar ayu, lebih tepatnya seluruh para tamu undangan mendapatkan sambutan hangat. Agnes dan Allen sudah didandani sebagus mungkin, Allen dengan kemeja batik dan Agnes yang mengenakan gaun pink. Sedangkan Anton sendiri mengenakan kemeja yang sama dengan Allen.

Keluarga mereka mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang, bagaimana tidak? Anton jarang mengeluarkan anak-anaknya untuk bergabung dengan masyarakat. Dia selalu menjaganya selama 5 tahun terakhir ini.

Mereka mengambil tempat duduk yang berdekatan dengan pengantin yang tengah melakukan ijab qobul. Agnes banyak tersenyum melihat bagaimana penampilan Rara saat ini, sang ayah tidak berbohong.

"Tante Rara cantik banget." Allen terkesima melihat penampilan pengurusnya itu.

"Kan udah papa bilang."

"Age kalo mau cantik kayak tante Rara berarti harus nikah dulu ya pa?" Tanya Agnes polos.

"Age udah cantik kok."

"Tau... Maksud Age... Kalo Age mau kayak tante Rara berarti Age harus nikah dulu, gitu kan?"

"Ya enggak, Age harus ada calonnya dulu."

"Calon itu apa?"

"Yang kayak Om Abas itu calon, kalo nikah harus ada pasangannya."

"Ya udah nanti Age cari calonnya."

Bayangan Agnes menikah tiba-tiba melintas di benaknya. Anak sekecil itu? Anak gadisnya, anak lucunya, anak imutnya. Anton tidak rela anaknya dipinang, walau waktu terasa berjalan lebih cepat namun Agnes tetaplah Agnes, Anton tidak merasakan perubahan apa-apa pada anak itu kecuali fisik yang mulai tumbuh tinggi. 'Age jangan cepet-cepet gede, nak... Papa enggak rela kamu bawa cowok kerumah.'

Akhirnya tiba juga sesi foto, sesi yang Anton rasa akan sangat disukai Agnes. "Ra, Rara." Panggilnya mengangkat satu tangannya yang langsung mendapatkan perhatian Rara.

"Apa?"

"Mau foto."

Rara menganggukkan kepala anggun sedangkan Abas, suaminya, memasang tampang cemberut ketika Anton dan 2 anaknya melakukan sesi foto bersama mereka.

"Tante Rara cantik banget!" Puji Agnes.

"Iya, cantik banget kayak bidadari!" Timpal Allen .

"Bisa aja. " Rara menyentuh ke-dua pipi 2 anak-anak didepannya itu sambil tersenyum. "Age juga cantik banget, apalagi bajunya kayak ini aduh... Kayak princess."

"Iya dong, kan papa yang beliin."

"Ale enggak ganteng yah?" Allen meminta perhatian Rara karena hari ini Rara sangat cantik dimatanya.

"Ganteng kok, kemejanya bagus."

"Sama Om Abas gantengan mana?"

Mereka terpaku di tempat.

Kepergian keluarga Anton dari sana meninggalkan wajah cemberut Abas yang langsung ditegur Rara. "Dia cuman anak kecil, Mas."

"Kecil-kecil juga lama-lama jadi gede, Ra."

Rara tertawa kecil. "Aku udah ngurus mereka dari bayi, jadi aku tahu sifat mereka..."

"Ya... Bapaknya juga ganteng."

Terhenyak, Rara melihat Abas. "Kamu suka Mas Anton?"

"Kok aku, kamu tuh."

"Kok aku? Aku kapan bilang gitu?"

"Kamu betah banget disana sampe dipanggil mama segala."

"Yaampun mas, kok dibahas lagi?"

"Habisnya kamu ngeselin."

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang