10

76 4 0
                                    

Terbukanya mata anak kecil itu disambut tangan besar yang menyilang di atas tubuh. Satu tangannya mengucek sebentar mata yang memiliki pandangan buram, Levin Agnesia Balorima mengerjap, melihat sekilas foto dirinya yang dipajang disebelah lemari.

Tangannya menyingkirkan tangan besar lain dari tubuhnya karena kegerahan, lalu beranjak duduk dan mengamati wajah ayahnya yang tertidur pulas.

Tiba-tiba bunyi kaki yang bersemangat mengalihkan perhatiannya, Agnes mendapatkan Allen yang sudah segar diambang pintu.

"Udah bangun yah." Anak laki-laki itu mendekati saudara kembarnya dan melepaskan koll fever dari kening Agnes. Dia meletakkan tangannya disana untuk mengecek suhu tubuh. "Udah enggak panas, kamu enggak pusing kan?"

"Enggak."

"Tapi ada yang sakit enggak?" Setelah melihat begitu banyak kesulitan yang menimpa sang ayah semalam membuat Allen merasa jika dia memang harus membantu.

"Enggak." Agnes melirik ayahnya. "Ini kenapa papa tidur di kamar Age yah?"

"Age kan semalem demam jadi papa jagain Age, terus papa ketiduran paling. Coba Age bangunin papa, udah siang gitu."

"Kita enggak sekolah?"

"Sekolah." Allen beranjak naik. "Makannya cepet bangunin papa, Ale enggak tahu jam berapa."

"Papa." Agnes menggoyangkan pundak Anton disusul Allen yang juga berusaha membangunkan nya.

"Pa, bangun pa... Udah pagi."

"Ale udah bangun lama?" Tanya Agnes.

"Baru bangun tadi."

"Kok udah seger?"

"Habis pipis jadi ngantuknya ilang."

"Oh... Pa bangun pa... Udah pagi."

"Papa."

Mata itu beberapa kali terpejam kuat karena tidur yang diganggu, kepalanya beberapa kali geleng-geleng ketika tangan anak kecil menyentuh pipinya.

"Papa, bangun." Allen menggoyang kencang tubuh pria dewasa didepannya yang seketika berhasil membuat mata itu terbuka. "Udah pagi."

Mengetahui anak-anak sudah kumpul disekitarnya membuat Anton beranjak duduk dan menggaruk rambut tebalnya.

"Papa capek yah... Makannya tidurnya lama."

Menguap, Anton menoleh kearah Allen, tiba-tiba dia teringat dengan Agnes. "Age panasnya gimana?" Tubuhnya kembali mendekati Agnes dan menyentuh kening anaknya itu. "Untung udah sembuh... Age semalem enggak turun-turun panasnya sampe pagi, papa sampe beberapa kali ganti Koll Fever."

"Udah sembuh kok."

"Papa tau enggak ini jam berapa?" Tanya Allen.

"Jam berapa?"

"Ale enggak tahu makannya Ale nanya papa, Ale kan belom bisa baca jam."

"Kamu bangun kapan emangnya?"

"Dari tadi."

"Oh ya udah papa cek jam dulu." Anton melangkah keluar dari sana.

"Hari ini sekolah enggak si?" Sahut Agnes bertanya.

"Sekolah." Angka jarum jam yang tertera di dinding membuat mata Anton melotot saat itu juga. "Hah! Udah jam tujuh! Ale Age ayo cepet kalian berdua mandi! Udah telat ini nanti!"

Allen dan Agnes melarikan diri menuju kamar mandi, disusul Anton yang langsung memandikan keduanya.

"Ale mau mandi sendiri."

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang