EPS 21

108 11 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat membaca

.
.
.
.

Setelah menuntaskan kesaltingannya  dan bermuhasabah sebentar, barulah desthia Kembali ke asrama nya untuk bersiap sholat ashar.

Baru saja beberapa langkah, langkahnya harus terhenti saat ada yang memanggilnya. Desthia reflek berbalik badan, dan ternyata itu adalah ustadz abu, gurunya.

"Iya ustadz?" Tanya desthia saat ustadz abu sudah berada di hadapannya dengan kepala yang menunduk.

Ustadz abu terdiam sebentar, dan akhirnya ia membuka suara. "Saya boleh tanya?" Ucapnya demikian.

"Silahkan ustadz," jawab desthia.

"Kamu habis dari ndalem?" Tanya ustadz abu kepada desthia.

Desthia mengangguk. "Iya ustadz," katanya.

"Di ndalem ada siapa saja?" Tanya ustadz abu lagi. Kali ini desthia sedikit kesal, ia tidak suka jika ditanya tanya.

"Cek aja sendiri," jawab desthia acuh dan langsung meninggalkan ustadz abu.

Kelakuan desthia membuat ustadz abu menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir. "Beneran cegil istri gus saya ini. Iya, cewek gila!" Ucap ustadz abu kesal. Memang Hanya ustadz abu yang tahu jika desthia istrinya Gus Fathir.

Ustadz abu pun berlalu pergi dari sana menuju ke ndalem. Kembali lagi kepada gadis yang baru saja melenggang pergi dari hadapan pria yang bertanya padanya. Siapa lagi jika bukan desthia.

Desthia sudah berada di dalam kamar asramanya, sedang memakai mukenanya. Karena, sebentar lagi adzan ashar berkumandang. Ia menunggu temannya yang sedang berwudhu. Cukup lama, membuat desthia sedikit kesal.

"Boleh gak sih?! Kita tinggalin aja dini, dia lama banget dikamar mandi perasaan," ucap desthia kepada kedua temannya yaitu Dina dan Dita. Baru saja dibicarakan, dini sudah keluar dari kamar mandi.

Wanita itu menyengir ke arah ketiganya. "Hehe... Maaf ya? Aku gak ikut sholat, lagi ada tamu. Tadi baru aja dateng," ucapan dini membuat desthia membulatkan matanya.

Sudah lama menunggu, tapi ternyata yang ditunggu tidak sholat. "Ah! Nyebelin, udah ayo!" Ucap desthia langsung menarik tangan Dita dan Dina. Sedangkan Dita dan dina hanya bisa pasrah.

"Kenapa dini gak bilang dari tadi sih?!! Tau gitu langsung aja ke masjid!" Oceh desthia saat sudah berada di depan masjid.

"Sabar des, jangan marah marah terus, Gak baik. Coba istighfar" ucap dita menenangkan desthia yang sekarang sudah duduk di tangga masjid.

"Astagfirullahaladzim," akhirnya desthia bisa tenang. Ketiganya pun masuk ke dalam masjid. Dan, ya. Karena mereka telat, terpaksa mereka berada di shaf paling belakang. Tapi untung saja adzan ashar baru saja dikumandangkan.

Setelah beberapa menit, barulah iqomah yang dikumandangkan. Seluruh jamaah yang berada di masjid membenarkan/merapatkan shafnya. Desthia mengenali suara yang sekarang menjadi imam, ini suara suaminya. Beberapa menit sholat ashar sudah selesai, tidak lupa berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh Gus Fathir sebagai imam sholat tadi.

Sincere love Gus Fathir Al BashirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang