EPS 24

95 9 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat membaca

.
.
.
.
.

Setelah melaksanakan sholat ashar, desthia kembali pulang ke rumahnya. Karena, ia berjanji akan pulang setelah sholat ashar. Selang beberapa menit, desthia sudah sampai di dalam rumahnya. Ternyata didalam rumah sepi tidak ada orang, namun desthia tidak perduli. Desthia menaiki tangga menuju ke kamarnya, sesampainya di dalam kamar, ternyata ada suaminya sedang membaca kitab di kasur.

Desthia menghampiri sang suami. "Assalammualaikum," ucap desthia dengan kepala yang dimiringkan melihat wajah suaminya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Gus Fathir dengan menutup kitabnya dan menyimpannya di atas nakas. Desthia duduk berhadapan dengan Gus Fathir, dan mengambil tangan suaminya untuk dicium.

Gus Fathir tersenyum. "Sudah?" Tanya Gus Fathir yang membuat desthia heran.

"Udah apa?" Tanya desthia dengan menaikkan kedua alisnya.

"Ketemu temen nya," jawab gus fathir. Desthia pun mengangguk.

"Udah, cuma bentar doang. Oh iya Gus, teman aku mau nikah, tapi gak tau kapan tanggalnya. Nanti Gus Fathir ikut, ya? Biar kasih kejutan ke mereka, kalo aku udah nikah" ujar desthia tersenyum. Gus Fathir mengelus kepala sang istri lembut.

"Iya, beb. Kamu sudah siap setelah lulus?" Kali ini pertanyaan suaminya membuatnya kembali heran.

"Maksudnya gimana?" Tanyanya bingung.

Melihat wajah sang istri bingung, Gus Fathir terkekeh. "Sudah siap buat di umumin ke seluruh penduduk pesantren, kalo kamu istri aku? Setelah kamu lulus?" tanya Gus Fathir yang langsung membuat desthia mengerti.

"Siap lillahita'ala, Gus. Aku greget banget sama santriwati yang terus terusan muji kamu, emang mereka pikir aku ridho gitu? Suami aku dipuji sama perempuan yang bukan mahram suami aku? Ya enggaklah! Mana ada istri yang biasa aja suaminya dipuji, ya pasti cemburu! Gak bisa gak bisa, mereka harus tau kalo Gus Fathir udah punya istri, jadi aku siap banget buat di umumin," jawab desthia panjang lebar dan tentunya dengan sedikit kesal saat mengingat suaminya di puji santriwati. Dan seketika desthia lupa pada niat awalnya, yang ingin ngambek kepada suaminya.

"Oh, ya? Jadi Istri aku ini pencemburu ya?" Tanya Gus Fathir dengan nada yang sedikit bercanda.

Desthia mendengus kesal. "Ih!! Yaudah gak jadi cemburu! Gak ada cemburu cemburuan," ucapnya kesal, lantas meninggalkan Gus Fathir ke dalam kamar mandi.

Melihat itu Gus Fathir geleng-geleng kepala, lalu ia kembali mengambil kitabnya dan membacanya sembari menunggu sang istri yang sedang berada di dalam kamar mandi. Selang beberapa menit, desthia sudah keluar dari kamar mandi dengan baju piyamanya. Mendengar pintu kamar mandi, Gus Fathir langsung menoleh. Saat melihat istrinya memakai baju piyama bergambar Upin Ipin, membuat Gus Fathir menahan tawanya.

"Anak tk habis mandi, ya?" Tanya Gus Fathir dengan dihadiri tawa yang renyah.

Mendengar ejekan dari suaminya, desthia mendengus kesal. Bisa bisanya suaminya mengejeknya seperti itu. "Aku bilangin ummi ya?!! Masa istrinya dibilang anak tk? Aneh banget aku punya suami!" Ucapnya kesal, sedangkan Gus Fathir semakin mengeluarkan tawanya.

Sincere love Gus Fathir Al BashirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang