EPS 23

99 11 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Selamat membaca

.
.
.
.

Saat matanya sudah terbuka, desthia melihat ke sampingnya, ternyata kosong. Suaminya pergi kemana? Desthia melirik jam, ternyata sudah jam 05.00 subuh, desthia melewatkan sholat tahajud.

Ia buru buru masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu. Selesainya mengambil wudhu, desthia memakai mukenanya dan juga menghamparkan sajadahnya, setelah itu ia mulai sholat subuh.

Selang beberapa menit, sholat subuh sudah selesai. Seperti biasa desthia berdzikir terlebih dahulu barulah ia berdoa. Berdoa pun sudah selesai, desthia bertadarus sebentar sebelum ia mandi.

Setelah selesai bertadarus, desthia melipat kembali peralatan sholatnya. Ia kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berritual mandi. "Yah... Aku haid?" Tanyanya pada diri sendiri. Untung saja tamu itu datang saat desthia sudah selesai sholat.

Beberapa menit kemudian, desthia sudah selesai mandi dan sudah memakai gamisnya di dalam kamar mandi tadi. Desthia berjalan menuju meja riasnya, dan duduk di kursi depan cermin nya. Memakai skincare favorit nya diwajahnya. Desthia mengoleskan lip serum di bibirnya, dan memakai maskara untuk melentikkan bulu mata.

Dirasa sudah selesai, desthia berjalan menuju pintu kamar saat mengingat suaminya tidur di kamar sebelah, sebelum itu ia memakai dulu hijabnya, barulah ia melenggang pergi menuju kamar sebelah. Desthia sudah berada di depan kamar sebelah. Gadis itu membuka perlahan pintu kamar. "Assalammualaikum," ucapnya sedikit pelan. Dan mulai membuka pintu kamar itu dengan lebar.

Terlihat penghuni kamar tersenyum ke arahnya. "Wa'alaikumussalam, pagi beb" ucapnya sembari menghampiri sang istri.

"Pagi," jawab desthia tersenyum. Ia mengambil tangan suaminya untuk dicium, setelah itu suaminya mencium kening desthia singkat.

Mereka berjalan beriringan menuju sofa, lalu duduk di sofa itu. "Gus Fathir semalem tidur disini?" Tanya desthia.

Gus Fathir pun mengangguk. "Iya, soalnya kamu udah tidur, terus pintu kamar dikunci. Jadi aku tidur dikamar ini aja," jawaban dari suaminya membuat desthia merasa bersalah.

"Maaf ya, Gus? Desthia kelupaan," ucapnya sedikit berbohong. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.

"Gak papa, beb" balasnya seraya mengelus kepala desthia yang berbalut hijab itu dengan lembut.

Sebenarnya desthia sedikit geli saat dirinya di panggil dengan sebutan 'beb' rasanya aneh. Baru pertama ini ia disebut seperti itu, bahkan dirinya saja masih belum berani memanggil suaminya dengan panggilan khusus.

Apakah ia harus membiasakan dipanggil seperti itu oleh suaminya? Dan ia juga haru membiasakan memanggil suaminya dengan panggilan khusus? Baiklah, akan desthia coba.

"Oh iya, Gus. Desthia panggil Gus apa, ya? Bingung banget" katanya. Tentunya membuat Gus Fathir terkekeh.

"Itu terserah kamu, beb. Mau manggil aku apapun juga boleh, asalkan jangan terus panggil Gus kalo lagi berdua, ya?" Pinta Gus Fathir yang diangguki oleh Desthia.

Terlihat desthia sedang berfikir keras, memikirkan panggilan apa yang bagus dan cocok untuk suaminya. "Panggil mas aja kali ya? Ah, tapi udah pasaran. Atau aa? Tapi itu kayak manggil ke Abang, terus apa dong? Sayang? Gengsi banget," batin gadis itu sedikit frustasi.

Sincere love Gus Fathir Al BashirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang