Bismillahirrahmanirrahim
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
selamat membaca.
.
.
."Nanti aku bawain kalian oleh oleh yaa," ucap desthia. Hari ini, desthia dan Gus Fathir akan pergi ke Jakarta. seperti permintaan kyai Bashir.
"Iya, tapi jangan lama lama ya? Di Jakarta nyaa" ucap dini sedikit murung. Jujur saja, jika tidak ada desthia barang semenit pun rasanya kamar asrama sepi, ini ditinggal pergi walau tidak tahu sampai kapan.
Mendengar itu, desthia terkekeh. "Cuma seminggu aja, kok. Enggak akan lama," jawabnya.
"Lama dong! Cuma kamu bilang? Satu hari aja deh, jangan sampe satu Minggu" sahut Dina.
"Gak bisa satu hari," jawab desthia menghela nafasnya.
"Kenapa emangnya?" Tanya Dita.
"Disur-" ucapannya terpotong karena pintu kamar ada yang mengetuk. Desthia beranjak untuk membuka pintu kamar.
Saat sudah terbuka, ternyata itu suaminya. "Iya gus, desthia lagi pamitan dulu" ucap desthia seakan paham kenapa Gus Fathir datang ke kamar asramanya.
"Yasudah saya tunggu," katanya. Desthia mengangguk mengiyakan, lalu ia masuk ke dalam untuk berpamitan saja. Karena, koper nya sudah berada di dalam bagasi mobil, sudah dimasukkan oleh Gus Fathir.
"Aku berangkat sekarang, ya? Udah ditunggu sama Gus Fathir," ucap desthia kepada ketiganya.
Mau tak mau, ketiganya mengangguk. Lantas mereka berpelukan. "Bakal kangen sama kamu, Ning" ucap dini sedikit mengeluarkan air mata.
Desthia tertawa, ia melepaskan pelukan yang diberikan ketiga sahabatnya. "Ya ampun, dini. Aku cuma bentaran doang kok, enggak sampe setahun," ucap desthia terkekeh. "Udah ya, aku berangkat. Assalammualaikum,"
"Wa'alaikumussalam, hati hati dijalan, semoga selamat sampai tujuan!" jawab ketiganya, desthia mengangguk dengan tersenyum. Barulah desthia melenggang pergi keluar kamar asramanya.
"Ayo, Gus" ajak desthia. Gus Fathir pun mengangguk. Mereka berdua berjalan beriringan di jalan belakang, agar tidak ketahuan santri santri.
Sampailah mereka di depan ndalem. Mereka berdua tidak berpamitan, sebab ummi Kalsum dan kyai Bashir sedang tidak ada di ndalem, sedang ada urusan di bandung setelah sholat dzuhur tadi. Jadilah, desthia dan Gus Fathir langsung masuk ke dalam mobil.
Gus Fathir melajukan mobilnya dengan Kecepatan sedang. Sesekali ia menoleh ke samping melihat istrinya yang sedang bermain handphone miliknya, karena handphone milik desthia masih disimpan di kamarnya.
"Kalau lapar, bilang saja ya?" Ucap Gus Fathir dengan mengelus kepala desthia lembut.
"Iya," jawabnya tanpa menoleh sama sekali kerena terlalu fokus pada handphone. Sampai tidak sadar, desthia tertidur. Gus Fathir yang melihat itu tersenyum manis.
Selang beberapa jam, akhirnya mobilnya sudah berada di halaman rumah mertuanya. berarti, Gus Fathir dan desthia sudah sampai di jakarta. Namun, desthia masih tertidur. Gus Fathir merasa tidak tega jika membangunkan istrinya yang sedang tertidur pulas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere love Gus Fathir Al Bashir
Short StorySeorang gadis yang di jodohkan dengan seorang Gus muda di pesantren Al Bashir karena kesalahan ayah gadis itu kepada keluarga Al Bashir. Sang gadis tidak percaya kepada ayahnya, karena gadis itu merasa ayahnya sudah menjual dirinya sebagai bahan pen...