Bismillahirrahmanirrahim
Assalammualaikum
Selamat membaca
.
.
.
.Desthia dan Gus Fathir sudah sampai di depan ndalem. Gus Fathir memarkirkan motornya di depan ndalem. Mereka berdua masuk ke dalam, tak lupa mengucapkan salam.
"Assalammualaikum". Karena pintu ndalem masih terbuka jadi mereka tak mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam" jawab yang berada di dalam. Setelah mendengar jawaban, Gus Fathir dan Desthia menyalami tangan ummi Kalsum dan kiyai Bashir, lalu duduk di sofa.
"Dari mana saja?. Sudah malam kalian masih jalan jalan" ucap kiyai Bashir.
"Dari rumah" jawab Gus Fathir. Kiyai Bashir mengangguk mengerti.
"Mau tidur dimana?" Tanya Gus Fathir pada Desthia
"Pengennya sih ke asrama, tapi kayanya udah pada tidur, biasanya udah di kunci". Bayangkan saja ini sudah jam sebelas malam, mereka sudah tertidur pasti.
"Nak..." Panggil sang ummi kepada Desthia.
"Iya ummi?" Tanya desthia heran
"Kalo kamu mau tidur disini, tidur nya bersama Fanny saja". Desthia mengangguk mengiyakan. Gus Fathir yang melihat respon sang istri terkejut kejut.
"Kenapa tidurnya gak sama fathir aja ummi?" Tanya Gus Fathir tak terima.
"Masih kecil". Bukannya ummi Kalsum yang menjawab melainkan sang Abah yang menjawabnya. Gus Fathir mendengus kesal. Desthia tak mengerti apa yang di ucap sang Abah, ia hanya menyimak saja.
"Ayo des.... Aku udah ngantuk" ajak Ning Fanny. Desthia mengangguk mengiyakan. Lalu mereka berpamitan pergi ke kamar.
"Ummi, uwa (kiyai bashir), kak fathir, Fanny sama Desthia pamit ke kamar duluan ya" ucap Ning Fanny.
"Jangan menendang istri saya saat kamu tidur". Ning Fanny memang saat tidur tidak bisa diam, pernah waktu kecil ia tidur bersama Gus Fathir, padahal jarak nya dibilang sangat jauh, tapi Ning Fanny bisa menendang Gus Fathir yang tertidur, tak punya dosa pula, tapi Gus Fathir di tendang.
"Apasih! Enggak lah" ucap Ning Fanny membolakan matanya malas.
"Ayo Ning..." Ajak Desthia
"Astagfirullah sampai lupa.... Ayo". Akhirnya mereka pergi ke kamar.
Gus Fathir membuka suara saat mereka sudah masuk ke dalam kamar."Abah... Besok fathir mengisi kajian di bandung, fathir menginap disana tiga hari, tapi fathir tidak akan memberitahu desthia kalo fathir besok pergi ke bandung". Ucapan Gus Fathir membuat kiyai Bashir maupun ummi Kalsum terheran.
"Kenapa?" Tanya ummi Kalsum
"Fathir tidak mau membuat desthia khawatir ummi" ucap Gus Fathir
"Justru jika kamu gak kasih tau istrimu, dia pasti khawatir" jelas sang ummi.
"Kalo fathir kasih tau, bisa jadi dia ingin ikut". Apa salahnya desthia ikut? Kan desthia istrinya sendiri.
"Desthia istri kamu, dia berhak mau ikut atau tidak" ucap kiyai Bashir
"Iya iya.... Fathir kasih tahu desthia besok saja". Lalu Gus Fathir berpamitan pergi ke kamar nya. Gus Fathir sengaja tidak pulang ke rumah, karena ia ingin melihat sang istri di pagi hari besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere love Gus Fathir Al Bashir
Short StorySeorang gadis yang di jodohkan dengan seorang Gus muda di pesantren Al Bashir karena kesalahan ayah gadis itu kepada keluarga Al Bashir. Sang gadis tidak percaya kepada ayahnya, karena gadis itu merasa ayahnya sudah menjual dirinya sebagai bahan pen...