Bab 11 Rencana Licik

20 14 62
                                    

Kenara sebagai karyawan baru mungkin belum tahu peraturan yang ada dirumah sakit tempatnya bekerja. Oleh sebab itu, ia merasa dibedakan ditempatnya bekerja. Beberapa karyawan sesudahnya sepertinya Aleta dan Kenara mungkin tidak mengetahui hal ini sebab pihak rumah sakit mencoba merasahasiakan peraturan yang ada.



"Oh, aku lupa, kau karyawan baru seperti Aleta." Yuari menurunkan Kenara lalu mengusap kerah bajunya sembari berkata. "Biar ku beri tau peraturan yang ada dirumah sakit ini."



"Mungkin Aleta juga tidak mengetahuinya. Aku tidak akan memberitahu alasanku melakukan ini padamu. Suatu saat kau akan mengetahui sendiri hal ini." Yuari melempar Kenara hingga terbentur dinding rumah sakit.



"Sebenarnya aku ingin mengatakan hal ini padanya. Tapi, aku punya rencana yang lebih menarik untuk membongkar rahasia ini secepatnya. "Yuari menaikkan sudut bibirnya.



"Akan lebih menarik jika Aleta juga terkena imbasnya. Dengan begini aku bisa mengenai sasaran sekaligus. Aleta dan juga Kenara yang sok dekat denganku. Aku hanya tinggal menyusun rencana dan membuat semua rencanaku berhasil, "gumam Yuari.



Yuari merencanakan hal untuk membongkar rahasia yang disimpan Riliana dan karyawan lainnya tanpa ada yang mengetahui jika dialah dalang dibalik terbongkarnya rahasia itu. Sebuah rencana yang membuat dua orang yang ingin ia jatuhkan hancur dalam satu serangan.



"Tapi, apa yang harus aku lakukan untuk menyerang mereka berdua? Aku tidak punya ide sama sekali. Haruskah aku menyebarkan gosipnya langsung? "gumam Yuari sembari berputar-putar memikirkan rencananya.



"Tidak, tidak, tidak. Jika aku melakukan hal itu. Justru aku yang akan terkena akibat ulahku sendiri. Aha, aku punya ide. "



Yuari mencoba untuk memasuki ruangan yang berfungsi sebagai tempat memantau semua karyawan di rumah sakit. Lebih tepatnya ruang CCTV. Dengan idenya Yuari melakukan penyamaran dengan memakai rambut palsu, kumis, dan pakaian pria untuk menyembunyikan identitas dirinya. Yuari membeli semua itu setelah ia diam-diam pergi keluar rumah sakit.



"Aku harus mencari kesempatan dimana tidak ada seorang pun yang ada di rumah sakit ini"



Tidak lama kemudian....



"Ada pasien gawat darurat!!" teriak seorang suster yang berlari dengan mendorong ranjang pasien.



Beberapa suster membawa ranjang pasien ke dalam ruangan. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang berjaga di rumah sakit. Sebab, pasien yang datang saat itu datang di waktu yang tidak tepat. Pasien itu datang saat jam istirahat kerja para dokter yang bekerja di rumah sakit.



"Ini adalah kesempatan emas untukku. Mungkin masih banyak orang yang berada di rumah sakit. Tapi, jika aku harus menunggu sampai tengah malam. Itu akan menimbulkan kecurigaan mereka," gumam Yuari.



"Jadi, sebaiknya aku manfaatkan saja kesempatan ini. Aku akan pergi ke ruangan itu saat mereka tengah sibuk mengurus pasien itu. Untung saja pasien itu bukan bagian dari pekerjaanku. "



Pasien yang datang saat itu adalah pasien yang mengalami gagar otak dan membutuhkan perawatan dari beberapa dokter ahli bedah untuk menanganinya. Berbeda dengan Yuari, ia hanya dokter yang hanya menangani kasus pasien yang mengalami luka bakar dan pasien yang mendapatkan perawatan berupa jahitan di bagian tertentu. Untuk gagar otak sendiri sudah ada dokter khusus yang menanganinya.



"Sebaiknya aku menyembunyikan identitasku agar tidak ada yang mengetahui siapa dalang dibalik terbongkarnya rahasia itu. Aku harus berhati-hati. "Yuari pergi secara diam-diam.



Perlahan ia keluar melalui pintu belakang rumah sakit saat karyawan lainnya mencoba sibuk mengurus dan menghubungi dokter yang tengah istirahat di kantin rumah sakit. Beruntungnya saat itu, listrik tengah padam, hingga CCTV di dalam rumah sakit tidak memantau Yuari yang pergi secara diam-diam.



"Kehendak tuhan yang mendukung langkahku. Untungnya CCTV di rumah sakit mati akibat pemadaman listrik. Seluruh sistem jadi tidak berfungsi sama sekali." Yuari berlari menuju motornya dan pergi meninggalkan rumah sakit.



"Aku harus pergi sebelum mereka semua menyadari kepergianku. Sebelum itu aku harus mencari rekaman CCTV tentang Riliana dan karyawan lainnya yang tengah membicarakan hal itu"



Yuari berhenti di sebuah gudang tua yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit. Ia bergegas berganti pakaian pria dan memakai Rambut palsu.


Setelah beberapa menit kemudian Yuari keluar dan menuju ruang CCTV.


"Aku harap tidak ada seorang pun yang melihatku." Yuari memendarkan matanya.


Perlahan namun pasti, rencananya berhasil untuk mencari siapakah yang mengetahui rahasia itu selain Riliana. Yuari mencoba mengotak atik komputer yang ada di ruangan itu.



"Dimana rekaman CCTV itu?" gumam Yuari sembari menekan beberapa tombol keyboard yang ada di hadapannya.



Beberapa menit kemudian....


"Kenapa pintu ruangan ini terbuka? "



"Perasaan aku sudah mengunci ruangan ini sebelum aku pergi. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa masuk ke ruangan ini? "



"Atau jangan-jangan ada seseorang yang memiliki kunci cadangan dari ruangan ini? Tapi mana mungkin, hanya ada satu kunci cadangan dan itu pun dipegang oleh Riliana,"



"Tidak, itu tidak benar. Riliana adalah orang yang baik. Dia tidak mungkin mencuri rekaman CCTV itu. Tapi selain dia tidak ada lagi yang memiliki kunci cadangan ruangan ini, "



Seorang penjaga ruang CCTV itu masuk ke dalam ruangan. Sebab ia mencurigai Riliana masuk ke dalam ruangan CCTV. Tanpa Yuari sadari rencananya justru menyerang tiga orang sekaligus dengan satu peluru.



"Aku harap dugaanku tidak benar. Jika Riliana masuk ke dalam ruangan ini." Pria itu masuk dengan mengendap-endap sembari menyorotkan lampu senter ke penjuru ruangan.



"Sebaiknya aku nyalakan saja lampu ruangan ini. "Lantas iya menekan sakral lampu yang ada di dalam ruang CCTV.


Aduh!!!



Yuari terkejut hingga kepalanya terbentur meja. Saat itu, Yuari yang menyadari penjaga CCTV itu mencurigai ruang CCTV bergegas bersembunyi di bawah meja. Akan tetapi, karena kecerobohannya Yuari membuat dirinya sendiri hampir tertangkap basah oleh petugas yang menjaga ruangan itu.



"Siapa itu!" teriak pria penjaga ruangan CCTV.



"Gawat, aku hampir saja tertangkap basah. Seharusnya aku bisa lebih berhati-hati, "gumam Yuari.



Perlahan penjaga itu menghampiri meja yang menjadi tempat persembunyian Yuari. Dengan menyorotkan lampu senternya ke arah bawah meja dan hampir menyoroti Yuari hingga akhirnya penjaga itu tidak menemukan keberadaan Yuari.



"Hey, kau apa yang sedang kau lakukan disini? Tidak seharusnya kau berada ditempat ini. Tadi, Nona Riliana memintamu untuk pergi. Kenapa kau tetap berada disini? Cepat pergi dan lakukan perintah nona. "



"Kapan? Sepertinya nona tidak memintaku untuk melakukan hal ini, "jawab penjaga itu.



"Sudah, cepat pergi dan lakukan saja perintahku! "Wanita itu mendorong penjaga ruang CCTV pergi dari ruangan.



Ia berbohong jika seseorang memintanya untuk mengatakan pada penjaga ruangan CCTV pergi ke suatu tempat. Salah satu target incaran dari rencana Yuari adalah wanita itu juga yang tidak mengetahui bahwa dia juga akan terkena imbas dari terbongkarnya rahasia dan kasus pencurian rekaman CCTV.



Kira-kira siapa wanita itu?


Dan kenapa dia juga bisa terkena masalah dari perbuatan Yuari



And yang penasaran


Pantengin terus novelku


See you next episode 🥰


The Biggest Fake Family (Terbit Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang