Bab 17 Kedatangan Tamu yang Dinanti.

3 0 0
                                    


“Siapa pria yang memakai jas hitam itu? “gumam Aleta.
“Kenapa tiba-tiba dia membenarkan ucapanku?”
Seluruh pasang mata menatap kearahnya tanpa terkecuali Aleta dan Yuari. Saat itu juga Yuari mengirimkan pesan pada ayahnya.
“Gawat! Dia bisa jadi penghalang terbesar untukku dan juga ayahku. ”Yuari meraih ponsel dari saku celananya.











“Kenapa kau hanya diam dan hanya mengirim pesan pada seseorang?”
“Apa kau takut?”
“Jangan sembarangan ngomong ya!! Aku mau mengirim pesan pada siapa pun itu bukan urusanmu! “gertak Yuari.
“Lalu kenapa kau melaporkan kejadian ini pada seseorang yang kau kenal akrab?”
“Sudah ku katakan padamu! Ini bukan urusanmu!”
“Apa kau takut dengan Pria yang mengatakan bahwa ucapanku benar? “ejek Aleta.
“Buat apa aku takut dengan orang luar yang tidak tahu akar permasalahan di tempat ini. Dia hanya sok tahu saja. Atau mungkin dia hanya orang suruhanmu saja?”
“Diam!! Aku tidak kenal dengannya!! Bahkan aku terkejut saat dia tiba-tiba datang dan membelaku!!” bantah Aleta.
Suasana di dalam ruangan itu semakin memanas dan mencekam. Semua orang di dalam ruangan itu bingung dan berhenti melakukan pekerjaannya.
Hingga....
“Ada pasien dalam keadaan gawat!! “teriak seorang perawat yang mendorong kasur pasien ke dalam ruang rawat.
Semua orang yang melihat perkelahian Aleta dan Yuari saat itu juga menatap kearah seorang pria yang mendorong ranjang pasien. Pasien itu mengalami gagar otak dan membutuhkan operasi secepatnya. Namun, tidak ada seorang dokter yang bisa menangani pasien tersebut karena dokter yang ahli dalam bidang itu hanyalah Riliana.
Akan tetapi...
“Bagaimana ini dokter Riliana tidak ada disini? Dan hanya dia yang bisa menangani pasien itu, “ucap seorang perawat yang tengah bimbang.
“Aku yang akan melakukan operasi! “seru Yuari
“Tapi dok, dokter bukan ahli spesialis bedah otak”
“Dokter yang melakukan operasi tidak perlu dokter yang hanya memiliki keahlian khusus bedah. Tapi semua dokter juga bisa melakukan bedah, “ucap Yuari.
“Kau! “Yuari menunjuk ke arah Aleta. “Kita abaikan dulu masalah ini, ”lanjutnya.
“Ta-tapi, aku tidak tahu apa-apa tentang peralatan operasi”
“Bagaimana jika pasien meninggal karena kesalahanku?”
“Aku hanya memberi tugas yang paling mudah padamu. Kau hanya mengusap keringatku yang bercucuran saja dan memakaikan sarung tangan pada semua dokter, “jelas Yuari.
“Ba-baik senior”
“Sekarang aku minta kau bantu aku untuk melakukan operasi genting ini! “Perintah Yuari.
“Dan aku juga butuh beberapa dokter lainnya untuk ikut dalam operasi ku. Saat ini kita tidak punya waktu yang banyak untuk berdebat. Yang terpenting sekarang kita hanya fokus melakukan operasi untuk menyelamatkan pasien itu.
Beberapa dokter yang mengelilingi Yuari dan Aleta melangkah maju untuk ikut dalam operasi itu. Jas yang tadinya mereka letaknya di pergelangan tangan kini mereka tarik ke atas bahu untuk mereka pakai. Mereka dengan gagah memakai jas berwarna putih dan berjalan bersamaan menuju ruang operasi sesaat para perawat yang menghalangi jalan minggir seketika.
“Terima kasih Dokter. Sudah memberikan aku kepercayaan seberat ini”
“Sebagai seorang dokter kita harus mengutamakan keselamatan pasien”
Semua dokter dan perawat sudah ada di dalam ruangan untuk melakukan operasi besar. Saat itu juga Aleta yang tidak tahu apa-apa tentang kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan itu gemetar. Ia sangat takut jika melakukan kesalahan saat operasi berlangsung.
Akan tetapi.....
“Kuatkan mentalmu!! Jika kau seperti ini terus ... Kau bisa membuat nyawa pasien melayang! Fokus dan tenangkan dirimu! ”gertak Yuari.
“Ba-Baik Senior”
Operasi berjalan selama hampir 1 jam. Setelah satu jam berlangsung, akhirnya pasien dapat terselamatkan dan dari keikutsertaan Aleta dalam operasi besar itu. Aleta mendapatkan nama baik di seluruh penjuru rumah sakit. Saat itu juga muncul iri hati dalam benak Yuari.
“Apa kau dengar? Karyawan magang yang diangkat oleh senior ikut serta dalam operasi besar. Dan kabarnya operasi itu berhasil berkat adanya dia, ”gumam seorang pria pada karyawan lainnya.
“Apakah itu benar? Atau kau hanya mengada-ada saja karena kau menyukai gadis itu, ”ejek teman karyawannya.
“Ti-tidak, aku tidak menyukainya. Aku dengar kabar dari salah satu dokter yang ikut dalam operasi itu, “
Aleta memang banyak diincar oleh pria yang bekerja di rumah sakit. Sebab,  postur tubuhnya yang indah bak gitar Spanyol dengan rambut panjang terurai dengan baju feminimnya membuat Aleta semakin cantik dan menawan.
“Kenapa banyak sekali pria yang menyukainya? Aku harap Deren tidak tertarik dengannya.
“Sial!! Jika bukan karena keadaan darurat aku tidak akan mengajaknya untuk melakukan operasi. ”gumam Yuari.
Sosok wanita yang dahulu terkenal sadis dengan rambut pendek dan badannya yang hampir sama dengan tinggi badan Riliana itu terpaksa menerima kenyataan yang pahit bahwa pandangan karyawan lainnya menjulang tinggi ke arah musuhnya.
“Untungnya tidak ada yang berhak menaikkan jabatannya selain dua orang yang sudah tersingkir itu”
“Selama dua orang itu tidak ada di rumah sakit. Aku berhak melakukan apa pun dan tidak akan ada yang menghalangiku lagi”
Disisi lain penyelidikan kasus Riliana perlahan tidak terlihat kebenarannya sedikit pun. Itu disebabkan oleh Yuari yang  sengaja membayar semua petugas kepolisian untuk menutupi kebenaran yang ada dan membuat beberapa orang di dalamnya ikut terlibat. Dan saat karier bagus yang Aleta capai hampir mencapai puncaknya polisi menangkapnya. Belum juga ia berhasil menemukan orang yang dia cari Aleta sudah masuk jebakan Riliana. Polisi menangkap Aleta di rumah sakit saat itu juga.
“Itu dia orangnya. ”Salah satu polisi menunjuk ke arah Aleta.
“Mereka datang disaat yang tepat. ”Yuari menarik ujung bibirnya.
Beberapa polisi menghampiri Aleta dan memborgol kedua tangannya.
“Maaf Pak. Tapi kenapa saya ditangkap? “tanya Aleta.





The Biggest Fake Family (Terbit Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang