Bab 24 Tak kan Berubah

4 0 0
                                    


Dengan indahnya takdir mempertemukan mereka berdua.
Reta bertemu dengan Seorang polisi yang akan membantu Aleta dan juga Riliana. Reta bertemu satpam yang berjaga di depan rumah sakit. Saat itu ia tidak diizinkan untuk masuk ke dalam.
“Maaf nyonya, Anda tidak diizinkan untuk masuk ke dalam. Sebelumnya Anda juga sudah pernah mendatangi rumah sakit ini dan membuat kekacauan sekarang pihak rumah sakit membuat peraturan yang melarang Anda untuk masuk”
“Mana ada peraturan seperti itu. Minggir pak! Saya mau masuk. Saya mau menemui anak saya.” Reta mendorong satpam hingga hampir jatuh ke kiri anak tangga.
“Sudah saya katakan sejak dulu. Anak ibu tidak ada di tempat ini”
“Saya tidak percaya kalau anak saya tidak ada ditempat ini pak. Saya mengetahui keberadaannya dari orang suruhan saya”
Tanpa Reta sadari ia membocorkan rahasia yang sudah ia simpan sejak lama. Yaitu memerintahkan orang untuk memata-matai Aleta.
Reta berhasil masuk ke dalam rumah sakit dan mencari ke seluruh ruangan dan saat itu juga .....
“Maaf nyonya tolong jangan membuat kegaduhan lagi ditempat kami bekerja, “ucap seorang perawat.
“Saya ingin menemui Aleta, anak saya “gertak Reta.
Tiba-tiba.....
“Ada apa ini? Kenapa kalian ribut sekali? “
“Se-senior, wanita tua itu menanyakan keberadaan Aleta “jawab Kenara.
“Perempuan yang kau cari sudah tidak bekerja ditempat ini lagi wanita tua!! “tegas Yuari.
“Anda berbohong ‘kan? “tanya Reta dengan suara lantang.
“Tidak!! Saya tidak berbohong! Dia sudah keluar dan tidak bekerja lagi ditempat ini! “tegas Yuari.
Yuari menyeret Reta ke luar rumah sakit secara paksa Dan saat itu juga Yuari meminta seseorang untuk membawakan sebotol air keras dan menyiramkan padanya.
“Aaaaaa.... Tidak wajah cantikku. ”Reta berteriak kesakitan dengan kedua tangannya yang menyentuh wajah.
“Rasakan itu!!” Yuari berjalan masuk ke dalam ruangan.
“Wajahku! Wajahku yang cantik! “Reta berteriak kesakitan sembari menyentuh wajahnya yang sudah rusak.
Dengan adanya musibah yang dialami Reta. Reta justru semakin ingin meminta uang dari Aleta untuk biaya pengobatan wajahnya. Disaat Reta yang masih menjadi tontonan seluruh pejalan kaki. Fero yang saat itu tidak mengetahui apa yang terjadi membawa Reta ke dalam rumah sakit untuk mengobati lukanya.
“Maaf permisi, ada apa ini? Kenapa kalian berkerumun ditempat ini? “
“Ada wanita paruh baya disiram air keras oleh perawat rumah sakit. Wajahnya rusak dan hampir sebagian matanya buta,” jelas seorang wanita paruh baya.
“Astaga, kenapa para perawat rumah sakit itu begitu jahat padamu, nyonya? “Fero mengangkat tangan Reta untuk memapahnya.
“Aku hanya ingin bertemu dengan anakku yang bekerja ditempat itu. Tapi mereka justru berbuat seperti ini tanpa menjawab pertanyaanku.
“Mereka bilang anakku tidak bekerja ditempat ini. Tapi aku tidak percaya”

Fero mendorong orang-orang yang menghalangi jalannya. Fero membopong Reta untuk menjalani pengobatan. Para perawat yang sempat melakukan kekerasan pada Reta memperhatikan Reta yang berjalan bersama Fero menuju lorong rumah sakit. Tatapan tajam dan sinis dari mereka membuat Fero semakin curiga. Bahkan saat Fero hendak mendaftarkan Reta untuk dirawat di rumah sakit itu perawat yang ada di bagian administrasi menolak untuk menerima pasien itu.
“Kenapa mereka semua menatapku seperti itu? “tatapan Fero menuju ke segala searah. Seakan-akan Fero menatap seluruh karyawan yang saat itu menatapnya dengan sinis.
“Suster, saya ingin mendaftarkan ibu ini. “Fero melepaskan rangkulannya.
“Maaf, tapi ruangan di rumah sakit ini sudah penuh, “ucap Admin rumah sakit.
“Tapi kenapa pasien yang datang bersamaan dengan kami mendapatkan ruangan? “
“Itu karena dia pasien gawat darurat yang harus segera ditangani. Sedangkan ibu ini, dia hanya mengalami luka bakar. Dan saat ini dokter yang menangani luka bakar sedang tidak ada di rumah sakit. Dia sedang pergi keluar kota.
“Pokoknya saya tidak mau tahu! Saya ingin perawatan khusus dirumah sakit ini. Saya minta perawatan dirumah sakit ini secara gratis! “gertak Reta.
“Anda tidak bisa meminta hal itu seenaknya ya!! Ini rumah sakit umum!! Jika tidak ada dokter yang menanganinya, maka tidak ada dokter yang bisa merawat Anda! “bantah Harsya.
“Anak saya yang akan merawat dan menyembuhkan luka ini di tempat ini! “
“Maaf, tapi saya jelaskan sekali lagi. Anak Anda sudah tidak bekerja ditempat ini. Anak Anda sudah di-PHK beberapa bulan yang lalu.
Mereka keluar dari rumah sakit dengan wajah muram. Saat itu Fero memutuskan untuk memesankan taxi untuk Reta dan meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke rumah. Fero kembali melanjutkan rencananya untuk membantu Aleta dan Riliana. Mencari tahu dimana keberadaan pengacara keluarga RYUIN itu.
“Ke mana lagi aku harus mencari orang itu?”
“Apakah aku harus menemui dua wanita itu untuk meminta petunjuk darinya? “Fero menghentikan langkah kakinya dan berputar arah untuk kembali ke kantor polisi.
“Tolong lepaskan dua gadis itu! Saya ingin berbicara pada mereka, “ucap Fero pada petugas sipir.
“Saya ingin berbicara di tempat tertutup. Tolong sediakan tempat untuk kita bertiga! “
Teman Fero yang saat itu bekerja juga sebagai sopir membantu Fero untuk berbicara pada Aleta dan Riliana. Mereka duduk di ruangan tertutup dan berbicara dengan perlahan.
“Aku ingin membantu kalian. Akan tetapi, aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa menemukan pengacara yang dulu sempat datang menemui kalian? “
Aleta mengeluarkan kartu nama milik Defrin. “Kau bisa datang menemui pengacara Defrin di tempat kerjanya. “Aleta meletakkan kartu nama Defrin di telapak tangan Fero.
“Terima kasih aku akan berusaha agar kasus ini segera selesai. Kalian, tolong percaya padaku. “Fero menggenggam kedua tangan Aleta.
Riliana dan Aleta menangis tersedu-sedu saat mengetahui masih ada orang yang menjadi penyelamat mereka.
“Terima kasih banyak. Aku tidak menyangka akan ada orang yang mau membantu kami,” ucap Riliana.
“Ini kesempatanku untuk menjatuhkan dia, ”gumam Fero.
“Aku ingin kau menghubungi seseorang dirumah sakit. Ada beberapa berkas yang kau ambil untuk barang buktiku. Mintalah seorang pria untuk menyalin rekam medis disimpan laci lemari dokter Yuari”
“Tapi itu termaksud melanggar hukum”
“Tidak, justru dokumen itu harus kita miliki untuk membongkar skandal yang dibuat mereka, Aleta”
“Berikan dokumen itu pada Defrin, “lanjut Riliana.
“Senior, orang asing dilarang masuk ke ruangan kerja pegawai, “ungkap Aleta.
“Aku akan menemui pengacara ini dan mengatakan hal ini padanya, “sahut Fero.
“Kalian harus percaya padaku dan kalian tidak perlu takut. Ada seseorang di belakang kita yang akan membantu menyelesaikan kasus ini, “lanjutnya lagi.
Fero pergi meninggalkan mereka dan bergegas menuju perusahaan tempat Defrin bekerja. Ditempat itu Defrin tengah bimbang dengan apa ia membantu Riliana agar terbebas dari tahanan. Fero berjalan menuju lorong ruangan pengacara bersama rekan kerja Defrin.
“Maaf, apakah benar Anda Pengacara Defrin? “Fero menghampiri meja kerja Defrin.
“Iya, saya Defrin”
Fero mengeluarkan kartu nama milik Defrin dan saat itu juga anting milik Riliana yang sengaja Aleta masukkan ke dalam saku celana Fero. Saat Fero hendak mengembalikan Kartu nama milik Defrin saat itu Fero terkejut saat menemukan sebuah anting disaku celananya.
“Kenapa anting ini bisa ada di dalam saku celanaku? “Fero menatap anting yang saat itu tengah ia genggam.
“Anting itu .... Dari mana kau mendapatkan anting itu? “tanya Defrin.
“Aku tidak tahu. Saat aku mengambil kartu nama milikmu aku menemukan ini”
“Apakah kau sempat bertemu dengan mereka sebelum menemuiku?”
“Ya, aku bertanya pada mereka soal keberadaanmu?”
“Mungkin saja salah satu diantara mereka memasukkan anting itu ke saku celanamu. Anting ini milik Riliana. Dia adalah putri tunggal Grup AP keluarga RYUIN”
“Mereka berpesan padaku, Anda diminta untuk mengambil berkas rahasia di sebuah ruangan. Nona Riliana mengatakan padaku, ruangan itu dikunci dengan menggunakan kode sandi atau angka rahasia dari 9 digit nomor ponsel Dokter Yuari”
“Dari mana dia bisa mengetahui semua itu?”
“Saya juga tidak tahu, saya ingin memberikan berkas ini pada Anda. “Fero meletakkan sebuah amplop berwarna cokelat diatas meja.
“Ini adalah berkas korupsi petugas kepolisian yang bekerja sama dengan Presdir rumah sakit milik ayah nona Yuari, ”jelasnya.
“Dengan ini lengkap sudah barang bukti yang ku miliki. “Defrin membuka amplop berwarna cokelat itu seraya membacanya dengan perlahan.
“Didalam amplop itu juga terdapat beberapa foto yang bisa menguatkan barang bukti”
“USB ini? Defrin bertanya seraya menunjukkan Flashdisk yang ia temukan di dalam amplop.
“Sepertinya itu rekaman suara dan video yang disimpan oleh atasan, “jelas Fero.
“Terima kasih banyak, dengan bantuan Anda saya bisa menyelesaikan kasus ini. Oh ya, saya minta Anda untuk mengawal proses penyembuhan Presdir ke luar negeri. Saya khawatir jika tetap berada di rumah sakit itu Presdir bisa saja jadi incaran orang-orang yang ingin membunuhnya “
“Baik, saya akan mengawal Presdir bersama polisi lainnya. ”Fero beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan pengacara.
Mereka melakukan tugasnya masing-masing. Fero membawa pergi Presdir ke luar negeri dan Defrin menemui hakim agung untuk mengajukan kasusnya. Disisi lain Reta menjadi pasien terbengkalai di rumah sakit itu. Karena semua pekerja di rumah sakit itu tidak ada yang mau merawatnya hingga berhari-hari Reta hanya dikunci di dalam kamar rawat inapnya hingga ia kelaparan.
“Kenapa tidak ada satu orang pun yang merawatku di rumah sakit ini ? Ke mana semua perawat dan dokter yang ada di rumah sakit ini? “Reta bangun dari ranjangnya seraya ia mencoba untuk keluar melihat kenapa tidak ada seorang dokter atau perawat yang merawatnya.
“Terkunci? Halo!! Adakah orang yang mendengarku? “ Reta berteriak mencoba memanggil seseorang. Sebab saat ia dibawa masuk ke dalam ruangan.
Ruangan yang ditempati Reta berada jauh dari pasiennya. Di dalam ruangan itu hanya ada satu kamar tidur. Namun saat itu teriakan Reta didengar oleh satpam yang tengah berkeliling mengawasi lokasi itu.
“Tolong bukakan pintu ini!! Saya terkunci di ruangan ini dan tidak ada seorang pun yang mendengar suaraku!”
“Nyonya! Tolong tunggu sebentar! Saya akan kembali! “satpam itu berlari meninggalkan Reta untuk mengambil kunci ruangan.
“Nyonya! Apakah Anda mendengar suara saya? “teriak satpam.
“Pak, tolong cepat bukakan pintu ini! “jawab Reta.
Satpam itu memasukkan kunci lalu memutarnya.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Anda bisa ada di dalam ruangan ini, Bu? “tanya satpam.
“Saya juga tidak tahu pak. Saya kira saya dibawa ke ruangan operasi jadi saya ikuti saja beberapa perawat dan dokter yang memapah saya ke ruangan ini, “jelas Reta.
“Dengan siapa Anda datang ke rumah sakit, Bu?”
“Saya datang kemari bersama seorang pria yang memakai baju polisi. Dia membawa saya ke dalam sebuah ruangan yang terdapat banyak kamar. Setelah itu saya beristirahat di tempat itu karena saya kira dokter yang merawat pasien dengan dekat ranjang saya akan segera menghampiri saya. Akan tetapi, setelah saya bangun saya sudah dipindahkan ke tempat ini”
“Ruangan ini dahulu menjadi tempat mala praktik seorang dokter, Bu”
“Saya khawatir, jika ibu berada ditempat ini kemungkinan Anda akan menjadi kelinci percobaan mereka. Sebaiknya Anda segera pergi dari rumah sakit ini. Jika Anda tidak pergi dari tempat ini .... Pasien yang tidak mendapatkan pelayanan dengan baik akan dimanfaatkan untuk jadi bahan ekperimen dokter di rumah sakit ini”
“Pak, tolong antarkan saya pulang saja! Saya takut di tempat ini. Tolong antarkan saya ke halte bis saja”
“Rumah sakit ini sedang kacau Bu. Banyak hal yang terjadi. Beberapa dokter dan perawat di rumah sakit ini terjerat skandal, pemilik yayasan rumah sakit ini koma sudah hampir 6 bulan. Ada juga pasien sengaja dijadikan bahan ekperimen karena pasien itu tidak ada yang menangani. Beberapa hari ini banyak sekali pasien dengan hilang dari ruangan. Kemungkinan besar dia yang memanfaatkan kekacauan ini untuk melancarkan aksinya “
“Dan itu termaksud Anda yang sengaja dipindahkan ke ruangan ini, “lanjut satpam.
“Lalu bagaimana dengan keluarga pasien yang kehilangan anggota keluarganya di rumah sakit ini”
“Mereka hanya pasrah dan tidak berani berbuat apa-apa”
“Kenapa mereka tidak lapor polisi?”
“Beberapa diantara mereka sudah melakukan hal itu. Akan tetapi, polisi tidak menanggapi permintaan mereka”
Reta pergi meninggalkan rumah sakit dengan naik bis. Selama dalam perjalanan pulang Reta tidak berhenti melamun memikirkan Aleta. Pada dasarnya naluri seorang ibu akan tetapi sayang pada anaknya meskipun terkadang perbuatan anak sendirilah yang membuat orang tua tidak menyayanginya.
Reta mengkhawatirkan keadaan Aleta. Namun, saat ia memikirkan kembali kenakalan yang dilakukan Aleta membuatnya kesal dan membunuh sayang dihatinya. Bis yang naiki Reta mengalami rem bom hingga mengalami kecelakaan. Saat itu juga Reta mendapat luka parah di beberapa bagian tubuhnya. Saat ambulans datang ke lokasi kecelakaan Reta, banyak korban berjatuhan termaksud Reta yang mengalami koma karena gagar otak. Namun, tuhan berkehendak lain. Reta sadar dari koma setelah kasus yang terjadi di rumah sakit Aleta masuk ke pengadilan agama. Reta koma selama 7 bulan setelah pengacara keluarga RYUIN berhasil membawa skandal itu ke pengadilan agama.
“Akhirnya, aku berhasil membawa kasus ini ke dalam pengadilan agama. “Defrin memasukkan beberapa barang bukti ke dalam amplop berwarna cokelat setelah ia berdiskusi dengan Hakim agung dan beberapa orang lainnya.
“Saya datang kemari sebagai pengacara dua gadis ini. ”Defrin berjalan menuju meja pimpinan polisi.
“Saya ingin membawa mereka ke pengadilan agama sebagai tertuduh dan saya juga ingin membebaskan teman saya yang tengah duduk seorang diri dalam sel tahanan itu. “Defrin mengeluarkan surat panggilan dari pengadilan agama.
“Maaf, tapi mereka bertiga tidak bisa dibawa keluar dari penjara”
“Benarkah? Kalau begitu... Kau juga harus ikut kami ke pengadilan agama. “Defrin menarik pergelangan tangan polisi itu
“Kenapa saya juga harus ikut ke pengadilan agama?”
Tiba-tiba Fero datang bersama rombongan polisi dibelakannya dan mengatakan....
“Karena Anda sudah melakukan tindak pidana korupsi dan menyalahgunakan senjata kepolisian. Warga desa memberi tahu saya jika Anda menggunakan senjata api untuk kepentingan pribadi dan melukai salah satu warga. “Fero menghampiri pria itu seraya mengambil borgol dari saku celananya.
“Tidak, itu tidak mungkin. Tidak ada bukti yang membuktikan kalau aku bersalah”
“Semua bukti sudah ada di dalam tas pengacara, “jelas Ferdo, rekan kerja Fero.
Pria itu mengancam semua orang yang melawannya dengan mencengkeram leher Aleta dan menodongnya dengan pistol. Akan tetapi, Aleta berhasil terlepas dari cengkeramannya.
Suara senjata tajam dari arah belakang pria itu mengenai tepat di pergelangan kakinya hingga ia bertekuk lutut dan melepaskan cengkeraman tangannya dari Aleta.
Aaaaaaaa.....
“Kalian semua akan aku balas. “Pria itu menunjuk semua orang yang menatapnya dengan sinis.
Dengan berjalan terseok-seok atasan Fero berhasil di bawa ke pengadilan agama untuk sidang perdana. Hakim memutuskan bahwa Calvert harus dihukum penjara selama 9 tahun dan denda 100 juta sedangkan Yuari dan ayahnya mendapatkan hukuman 19 tahun penjara. Presdir akhirnya kembali pulih sedangkan Reta harus menerima keadaannya. Dengan wajah seperti itu tanpa menjalani pengobatan dan pertemuannya dengan Aleta. Akan tetapi, ada salah satu orang yang tidak terima dengan hukuman yang diberikan oleh hakim agung.
“Ini tidak adil Yang Mulia Hakim. “Seorang wanita paruh baya datang menghampiri meja hakim.
“Polisi dan Presdir itu serta anaknya sudah melakukan eksperimen gila dengan menggunakan tubuh anakku. “Wanita itu meletakkan selembar foto bukti bentuk tubuh anaknya yang sudah berubah menjadi mahluk aneh.
“Saya juga mendapat laporan dari beberapa pasien yang dulu sempat diancam oleh mereka, Yang Mulia. Keluarga dari pasien itu mengatakan pada saya bahwa dia telah menyetubuhi pasiennya berulang kali dan memintanya untuk melayaninya sampai wanita itu lemas”
“Itu semua tidak benar Yang Mulia!! “Bantah Ayah Yuari.
“Semua tuduhan itu salah!!”
“Saya memiliki semua buktinya, Yang Mulia. “Defrin menghampiri meja hakim dan meletakkan semua bukti-buktinya.
Setelah semua sanggahan kembali di terima oleh hakim agung Yuari beserta ayahnya mendapatkan hukum pancung dan polisi yang bekerja sama dengan mereka berdua diasingkan ke luar negeri tepatnya di sebuah kota yang penduduknya memakan manusia lain. Aleta kembali dipekerjakan di rumah sakit. Akan tetapi, di rumah sakit yang berbeda. Aleta di pindahkan ke rumah sakit pusat kota sebagai pegawai tetap hingga akhirnya menikah dengan Defrin yang telah merekomendasikan Aleta pada Presdir rumah sakit yang dulu dikuasai oleh ayah Yuari.

The Biggest Fake Family (Terbit Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang