Bab 15 Kebenaran yang Tersembunyi

4 2 0
                                    


“Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba polisi datang dan Yuari memerintahkan mereka untuk menangkap ku”
“Apa mungkin seseorang sengaja menjebak senior?”
“Entahlah, Mungkin ada seseorang yang menginginkan posisiku dan menginginkanku lengser dari jabatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
“Rumah sakit akan sangat kacau jika senior tidak ada. Selama beberapa hari ini banyak perawat yang ngomong sama aku kalau semua urusan rumah sakit itu yang mengatasi semua permasalahannya hanyalah senior “
“Sekarang semua tanggung jawab ini aku serahkan padamu, Aleta. “Riliana menepuk pundak Aleta dengan kedua telapak tangannya.
“Tapi aku masih karyawan baru di rumah sakit itu, Senior. Masih banyak yang harus aku pelajari. Dan aku tidak yakin bisa mengerjakan semua tanggung jawab yang seperti Senior lakukan”
“Tidak. Tidak senior. Jangan berikan aku tanggung jawab itu . Aku tidak sanggup untuk mengerjakannya. Sebaiknya senior berikan saja pada orang lain. Jika senior memberikan tanggung jawab padaku. Maka banyak orang yang akan semakin membenciku dan juga senior”
“Kau benar. Bisa saja kau yang akan menjadi sasaran berikutnya. Mereka akan berusaha menjatuhkan mu dan mencoba untuk membunuhmu”
“Kalau begitu, biarkan posisiku kosong atau digantikan oleh orang lain. Tapi, posisiku hanya boleh ditentukan oleh pihak petinggi rumah sakit. Tidak boleh asal membuka lowongan pekerjaan. Biarkan pihak rumah sakit yang menentukan posisiku. Apakah harus mencari penggantiku atau tidak.
“Untuk saat ini mungkin tidak bisa senior. Karena sampai saat ini Presdir belum juga sadarkan diri”
“Ayah”
“Aleta, Aku mohon padamu. Tolong jaga dan rawat baik-baik ayahku. Aku khawatir jika tidak ada yang menjaganya seseorang akan mencoba membunuh ayahku juga. Beberapa tahun yang lalu. Banyak orang yang mengincar nyawa ayahku.
Mereka tengah asyik berbincang meskipun saat itu Riliana susah masuk ke sel tahanan. Riliana terlalu banyak memberikan pesan pada Aleta. Yang Mungkin bisa saja nyawa Aleta dalam bahaya. Mungkin beberapa hari ke depan Aleta yang akan masuk ke sel tahanan karena jebakan Yuari yang sengaja menargetkan banyak orang di dalamnya.
“Keadaan rumah sakit sangat kacau, Senior. Banyak pasien yang harus senior tangani. Karena pihak rumah sakit hanya memiliki senior yang bekerja sebagai dokter spesialis. Terlalu banyak dokter bedah. Namun, terlalu minim tenaga medis yang menangani kasus senior.
“Aleta, temukan seseorang yang namanya ada dikartu ini. Dia akan membantu menangani kasusku dan juga rumah sakit. Ingat!! Jangan berikan ini pada siapa pun dan jangan sampai ada yang mengetahui jika kau mencoba mencari orang ini. Saat kau bertemu padanya .... Berikan rekaman suaraku ini padanya.
“Apakah ini pengacara pribadi keluarga Presdir?” Aleta menatap ke arah sebuah kartu nama yang diberikan oleh Riliana.
“Iya, Kau benar. Dari mana kau tahu jika aku adalah anak dari Presdir?”
“Pin yang dipakai Presdir saat itu sama dengan bentuk anting yang Senior pakai”
“Jangan katakan pada siapa pun jika aku pewaris tunggal, Aleta!”
“Tapi semua orang sudah mengetahuinya. Saat senior memanggil Presdir dengan sebutan ayah di hadapan Senior Yuari dan karyawan lainnya.
“Ah, Sial! Aku melupakan hal itu. Sekarang rahasiaku sudah terbongkar. Aku menyimpannya selama bertahun-tahun. Tapi sekarang hancur karena ulah seseorang yang berusaha menjatuhkan ku.
Pemegang Saham Angsa Putih adalah Pewaris tunggal Grup R yang bekerja di rumah sakit  saat itu. Riliana sudah sejak lama memegang saham itu. Jauh sebelum Presdir menginjak usia 47 tahun yang lalu. Sebab, terlalu banyak orang dan keluarga Presdir yang mengincar posisi Riliana.
“Jika Senior pewaris tunggal perusahaan Presdir. Kenapa Senior memilih bekerja di rumah sakit sendiri?”
“Itu hanya sebagai penyamaran. Sama halnya dengan Yuari. Dia memiliki posisi yang sama seperti. Akan tetapi.....”
Belum selesai Riliana menjelaskan tentang Yuari, seorang petugas polisi menghentikan perbincangan mereka.
“Jam kunjungan sudah habis nona. Nona dimohon untuk meninggalkan ruangan ini!”
“Ta-tapi, Pak. Sa-saya ingin berbicara lebih lama dengan senior.”
Dua orang polisi menyeret Aleta secara paksa untuk keluar dari kantor polisi. Diam-diam Riliana memasukkan antingnya ke dalam saku celana Aleta.
“Tapi pak. Ada hal penting yang ingin dikatakan oleh Senior”
“Nona bisa datang lagi ke kantor polisi untuk menanyakan hal itu.” Dua orang polisi itu mendorong Aleta dari altar kantor polisi seraya berjalan mundur dan menutup pintu kantor polisi itu.
“Kenapa mereka harus bersikap seperti itu pada keluarga tahanan? Setahuku petugas polisi tidak bersikap seperti itu pada keluarga tahanan lainnya. Tapi kenapa saat ada kerabat yang ingin mengunjungi senior diperlakukan seperti itu?”
“Aneh. ”Aleta berjalan meninggalkan kantor polisi.
“Aku harus segera menemukan orang ini. “Aleta menatap sebuah kartu nama itu.
Defrin Ryui Nayaris
“Aku harap yang dikatakan oleh Senior benar. Tuan Defrin bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya “
“Tapi, Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan nomor telepon Tuan Defrin?”


Pin dan liontin kalung yang dipakai Riliana





Satu-satunya pemilik kartu debit bebas limit yang terbatas hanyalah keluarga RYUIN. Sedangkan kartu kredit yang dimiliki oleh keluarga Hills atau keluarga Yuari adalah kartu kredit nomor 2 setelah kartu kredit milik Riliana.
Dan kartu itu juga diberikan pada Aleta untuk mempermudah pendanaan dalam merawat ayahnya. Riliana juga berpesan agar tidak ada seorang pun yang tahu jika Aleta memegang kendali atas kartu debit yang diberikan oleh Riliana.
Riliana tahu jika ada seorang pun yang mengetahui Aleta  memegang kendali kartu kredit Riliana orang tua Aleta akan terus menerus meminta uang padanya.

The Biggest Fake Family (Terbit Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang