32. AAK | Apakah Ini Sebuah Hidayah?

266 13 0
                                    

•⊰✿❁ *﷽* ❁✿⊱•

kеruɡіɑn уɑnɡ рɑᥣіnɡ bеsɑr ɑdɑᥣɑh еnɡkɑu tіdɑk bеrshaᥣɑwɑt kерɑdɑ Nɑbі mu sеdɑnɡkɑn еnɡkɑu mеnɡеtɑhuі dіɑᥣɑh уɑnɡ mеmbеrі mu sуɑ𝖿ɑ'ɑt hɑrі kіɑmɑt

[اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞]

"Happy Reading"
🌹🌹🌹




Gus Shaka pria itu mulai melepaskan pelukan hangat yang semula nya memeluk tubuh Aisha. Ia beralih meng genggam tangan istrinya dengan sangat erat, walaupun di dalam kondisi seperti ini ia tidak akan mungkin meninggalkan istri-nya kembali.

"Ikut kakak..."ucap-nya dengan penuh kelembutan.

Aisha gadis itu masih bergetar dengan tubuhnya. Ia mengisyaratkan bahwa ia takut dan tidak mau mengikuti suaminya. Ia menggeleng sembari menunduk. "A-aisha takut kak!"

"Aisha-"

Gus Shaka yang melihat keadaan istri-nya yang sudah me merah dengan wajah-nya karena menangis ia menggeleng cepat.

"Ada kakak sayang, ada kakak! Ada kakak di samping kamu! Tidak perlu takut, kamu tidak perlu khawatir selama masih ada kakak dan Allah di samping kita!"

Sedangkan Adnan yang melihat itu dibuat menahan senyumannya sendiri dengan lontaran sahabatnya. Baru saja tadi pagi dikala ia dengan sahabatnya berteleponan, ia menyangka bahwa sahabatnya itu masih sama seperti es batu tapi tebakan-nya itu salah fatal, lihatlah betapa manis-nya ucapan dari sahabatnya itu kepada istrinya.

Taufik,Azzam, Dafri, Haidzar dan juga Kahfi yang melihat itu mereka hanya menggigit bawah bibirnya karena menahan senyuman. Sungguh jiwa ke jomblo-an mereka dibuat meronta-ronta melihat itu.

Gus Shaka masih setia meng genggam tangan istrinya kemudian tanpa berlama-lama dari itu ia melangkah kan kaki-nya dan masuk ke dalam pasar tersebut dengan banyak-nya kericuhan. Ia memastikan tentang kericuhan tadi. Tidak ada rasa takut sama sekali dari dirinya.

Setelah Gus Shaka mendapati kericuhan yang baru saja di dengar-nya dengan sigap ia menghampiri pria paruh baya Yang sedang di palak oleh seorang preman yang sama seperti kemarin.

Tangan kiri-nya yang masih setia meng genggam tangan Aisha, dan tangan kanan-nya membantu pria paruh baya itu.

"Astagfirullah, bapak tidak apa? Mari saya bantu."

Pria paruh baya itu mengangguk dan mulai bangkit dari duduknya karena pria paruh baya tersebut tersungkur sehingga tubuhnya itu harus terduduk seperti itu.

ARSHAKA AL-KAFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang