03. AAK | Tentang 5 pemuda

561 33 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَللّهُمّصَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ
(Allahumma shalli a'la sayyidina Muhammad
wa a'la Ali sayyidina Muhammad)

"HAPPY READING"
🌹🌹🌹

Setelah perdebatan antara dari kedua pemuda itu, kini Adnan membantu memasukkam dua buah koper milik Gus Shaka ke dalam mobilnya.

Hampir 10 menitan kedua pemuda itu mengelilingi kota jakarta. Pandangan Gus Shaka ia hanya memasangkan muka datarnya,entahlah baginya ia sama sekali tidak tertarik melihat pemandangan yang asing baginya, bahkan ia lebih memilih menatap layar ponsel miliknya yang dimana ia sedang mendengarkan sebuah ceramah dari Habib Umar bin Khafidz , yang dimana ceramahnya menggunakan logat bahasa Arab. wajar saja jika Gus Shaka mengerti dengan bahasa Arab, bahkan bukan lagi mengerti melainkan ia sudah menguasai dua bahasa. Bahasa inggris,dan arab.

Tatapan Adnan yang tadinya ia fokus ke jalanan,namun ia sekilas menatap sahabatnya. Sudah ia tebak jika Sahabatnya itu tidak menikmati pemandangan kota jakarta di pagi hari, melainkan sahabatnya lebih memilih fokus menatap layar ponselnya.

Heningan dari mobil Adnan terpecahkan karena Gus Shaka.

"Ekhem!.. jakarta ko beda banget ya, sama Tarim"ucapnya secara tiba-tiba.

Adnan menghentikan mobilnya. "Jelas beda lah shak, ini kan kota! beda sama Tarim gimana si!"

Gus Shaka tersenyum tipis yang masi mendengar kan ceramah di ponselnya itu. "karena..walaupun sederhana, tapi penuh dengan keindahan beda keindahan dengan kota jakarta"ucapnya yang sedari terkekeh.

Adnan memejamkan matanya mendengar ucapan dari sahabatnya. "Kenapa kamu bisa bilang gitu si shak? Apa kamu nggak suka dengan negeri kamu sendiri,kan Tarim negeri orang dan kamu hanya merantau pergi kesana!"

Gus Shaka mulai mematikan layar ponselnya yang sembari ia masukkan kedalam saku kemejanya. Ia tersenyum dan mulai melihat ke arah jalanan.

"Karena kota jakarta sangat beda. dulu sama sekarang.. dan masalah saya tidak suka, saya suka dengan negeri saya sendiri karena saya lahir di Indonesia,namun bukan karena saya lahir di Indonesia saya tidak menyukai kota Tarim kan? saya lebih suka menikmati pemandangan orang-orang di kota Tarim, tidak dengan jakarta!!" Sambung nya.

Adnan mengernyit menatap ke arah sahabatnya. "Kenapa bisa gitu?"tanyanya kembali.

"Pergaulan pemuda di jakarta sudah rusak nan.. bahkan bukan hanya jakarta, melainkan semuanya. sebelum saya pulang ke Indonesia saya sudah lebih tahu gimana pemuda-pemuda di Indonesia. dimana pacaran bukan lagi hal yang lumrah, melainkan mereka sudah berani terang terangan menampakkan kemaksiatan seperti itu. Tidak ada rasa malu, tidak ada rasa takut itulah mereka. dan saya tidak suka dengan orang yang mengumbar kemaksiatan nya secara terang-terangan. walaupun itu tidak sepenuhnya melainkan mungkin ada pemuda yang berusaha Istiqomah di jalan Allah,dan tidak mengumbar kan kemaksiatannya, dan saya lebih akan kagum dengan pemuda seperti itu"

Adnan yang mendengar penuturan dari sahabatnya itu, ia hanya terdiam dan Masi melihat ke arah Gus Shaka sahabatnya. ada benarnya ucapan dari sahabatnya. hatinya tersayat mendengar penuturan dari sahabatnya ia merasa sedih, dengan pergaulan remaja atau pemuda di zaman sekarang.

ARSHAKA AL-KAFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang