chapter 3

268 22 0
                                    

Halo semuanya jangan lupa vote and follow
Maaf, kalo ada yang typo

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suasana bar yang hidup dan penuh energi, dengan musik yang menggema di seluruh ruangan, lampu-lampu redup yang menciptakan atmosfer hangat dan intim, serta percakapan ramai di antara para pengunjung yang berkumpul. Bau campuran minuman keras, bir, dan makanan ringan memenuhi udara. Orang-orang tertawa, bersorak, dan berbincang di meja atau di depan bar, di mana bartender sibuk mencampur minuman. Ada yang duduk santai menikmati malam, dan tak banyak dari pengunjung yang menari mengikuti irama musik. Suasana yang riuh dan dinamis ini menciptakan lingkungan yang santai dan menyenangkan.

Bau alkohol dengan lampu kelap-kelip menyambut kedatangan tiga pemuda. Ketiganya menggunakan baju yang senada dengan judul 'hitam'. Tak banyak dari mereka mengapa mereka Karna mereka sering datang ke bar ini untuk melepas penat dan menenangkan pikiran.

Ketiganya memesan minuman dengan alkohol sedang agar mereka tidak terlalu mabuk. Tak banyak para wanita yang menggunakan baju kekurangan bahan. Mencoba menggoda ketiga nya.

Tangan Nathan di tarik oleh salah satu wanita di sana dan membawa Nathan untuk menari didekat orang banyak. Nathan yang sudah dikendalikan oleh alkohol tidak bisa melawan saat banyak pria yang berusaha menggoda nya.

"Hai manis, sendirian aja."ucap seorang pria dengan membawa gelas kaca berisi cairan berwarna merah pekat itu. Sesekali tangan pria itu memegang pinggang ramping Nathan, tatapan matanya seolah olah ingin menerkam Nathan saat itu juga.

Namun, seorang pemuda yang entah dari mana Manarik Nathan dan memeluk nya dengan posesif. Ia menatap tajam kearah pria didepan nya.

"Jauh tangan bajingan mu, brengsek!"

"Hei nak, jika kau mau lebih baik kau mencari yang lain."tangan pria itu ingin menggapai Nathan tapi ditepis oleh pemuda itu.

"Mine."

Pemuda itu membawa Nathan pergi menjauh dan membawa Nathan ke parkiran. Ia menaruh tubuh kecil Nathan di kursi penumpang. Saat ia ingin menutup pintu tiba tiba Nathan menariknya yang membuat mereka tidak memiliki jarak. Ia bisa merasakan nafas Nathan yang berbau alkohol yang Nathan minum.

Nathan memegang wajah pemuda itu dengan kedua tangannya, "kau-- tampan sekali. Hidung mu mancung---haha rahang mu tegas sekali. Kenapa wajah mu-- seperti ngeselin."

Nathan menjatuhkan tangannya dan mulai tertidur. Areksa, pemuda itu menatap Nathan heran dengan tingkah laku pemuda manis didepannya.

Areksa meninggalkan tempat itu dengan mobilnya, malam yang sunyi dan suasana dingin membuat pemuda di samping nya nyaman dengan tidur nya. Sesekali ia melirik kerah Nathan ketika anak itu mengigau tidak karuan, tingkah Nathan membuat areksa menggeleng kepalanya.

Satu kata yang keluar dari pikiran nya adalah 'lucu'.

________
_____________
________

Keesokan harinya, Nathan terbangun di tempat yang asing dengan kepala yang berat dan pandangan yang sedikit kabur. Ia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi semalam, tetapi ingatannya samar-samar dan terpecah-pecah. Di sekelilingnya, ruangan itu terasa asing—dinding bercat pudar, perabotan yang tampak elegan, dan jendela yang memancarkan cahaya pagi yang redup.

Nathan || BxB [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang