chapter 22

74 13 2
                                    

Halo semuanya jangan lupa vote and follow

Maaf, kalo ada yang typo

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam hari, dirumah sakit yang tenang, areksa, Nathan, Aiden dan juga orang tua areksa sedang asik ngobrol diruang inap areksa. Tawa mereka pecah saat lelucon yang dikeluarkan oleh Sandy, membuat suasana menjadi hidup.

Nathan dana areksa saling memandang dan tertawa saat mendengar candaan sandy. Rencananya mereka akan menginap disini dan juga Nathan begitu pula Aiden tapi mengingat Nathan dan Aiden mereka akan sekolah besok jadi keduanya memutuskan pulang untuk beristirahat dan akan kembali besoknya.

Areksa pemuda itu terus merengek agar Nathan tidak pulang lalu dibujuk oleh dian untuk mengizinkan Nathan pulang. Mau tidak mau areksa hanya bisa menghela nafas.

***

"Bunda!!"panggil Nathan memanggil bundanya dari pintu dapur.

"Bunda--"

"Apa Nathan, jangan teriak teriak!"sahut Rini memarahi putranya yang berteriak pagi pagi sekali kalau didengar tetangga kan jadi ganggu. Sang pelaku hanya menyenggir Daan ia hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah putranya.

Hari ini dan seterusnya rini akan berkerja di tokoh bunga miliknya, ia Baru saja membuka tokoh bunga yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal.

"Bunda, hari ini Nathan mau nganterin makanan buat areksa!"ucap Nathan mengambil piring dan meletakkan nasi dan beberapa lauk di sana.

"Iya, ini udah bunda siapkan untuk menantu kesayangan, bunda!"

"Kesayangan Nathan kali bunda,"komentar nya tidak terima saat bundanya memanggil kekasih 'kesayangan' entah kenapa saat ia pacaran dengan Areksa ia sangat posesif dan cemburuan.

"Dih, masih bocil udah pacaran!"sela Cakra dari belakang.

Laki laki yang usianya berjarak 7 tahun itu menggunakan pakaian jas hitam menutupi kemeja putih dan juga dasi hitamnya. Pemuda laki laki itu sekarang sudah naik jabatan menjadi direktur di perusahaan nya, tidak butuh waktu lama Karna kinerja nya sangat bagus dan ia pantas mendapatkan nya.

"Dari pada Abang, jomblo!"balas Nathan tidak terima.

"Siapa bilang kalau Abang enggak punya pacar, lu enggak tau kan gua ini incaran para cewek cewek di perusahaan gua. Jadi, gua bingung mau pilih yang mana bingung soalnya, mereka cantik cantik semua. Secara gua ini kan ganteng,"ucap Cakra dengan pedenya membuat Nathan berlagak ingin muntah.

"Udah udah, ngapain bertengkar di depan makanan enggak, baik!"akhir Rini.

***

"Pagi, Nathan ku!"

Itu suara Ezra yang baru saja datang dengan Mario, kekasihnya. Btw, mereka udh tau hubungan nya dengan Areksa dan juga kabar areksa masuk rumah sakit.

"pagi!"balas Nathan.

"Pagi pagi udah pacaran!"sindir Nathan saat melihat tangan Mario menggenggam tangan Ezra dengan mesra.

"Iya lah, orang kita pacaran emang situ enggak punya ayang!"balas Ezra.

Nathan yang dikatai pun memegang pinggang nya dan menatap tajam kearah Ezra. "Siapa yang bilang gua enggak punya pacar,"ucap Nathan dengan tidak terima.

"Lo---"

"Udah udah jangan bertengkar, sayang udah, ya!"

Mario memisahkan kedua sebelum kelas mereka jadi butiran debu. Ia menarik tangan Ezra menuju bangku mereka.
Dan tak lama dari itu Aiden yang baru saja datang langsung langsung meletakkan tas nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Entah apa yang terjadi pemuda itu hanya melihat kearah jendela dan berdiam sendiri, Nathan yang merasa ada yang salah pun mencoba mendekati Aiden dengan menepuk pundak nya.

Nathan || BxB [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang