Halo semuanya jangan lupa vote and follow
Maaf, kalo ada yang typoHappy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di malam hari, di gang yang sempit dan kumuh terlihat seorang pemuda berjalan menyusuri jalan setapak itu, Aiden, pemuda itu berjalan tenang tanpa rasa takut akan ada bahan yang mengintai nya.Langkah Aiden berhenti dan mengeluarkan ponsel nya dari sakunya dan mulai mencari sebuah nama yang tertera di sana, ia menekan mana itu dan mulai menelpon seseorang.
"Dimana?"tanya nya pada seorang di seberang sana yang sedang tersenyum.
Matanya melirik ke arah siluet tubuh seorang pemuda yang tidak jauh darinya, sosok itu mengunakan baju seba hitam yang mampu menyipitkan mata Aiden saat melihat siapa itu. Orang berbaju hitam itu berjalan mendekatinya, ia bisa melihat wajah itu yang ternyata adalah..."Lo.."
____
Sudah terhitung satu Minggu areksa dan Aiden menjalan kan hukuman meraka dengan di skors satu Minggu, hubungan keduanya tampak masih masa tanpa ada perubahan.
Tapi tidak dengan hubungan Nathan dan areksa yang semakin akrab, seperti saat ini areksa sedang berada di kelas Nathan yang sedang menyuapi nya makan makanan yang di bawa oleh Nathan. Sesekali areksa membuka mulut nya dan menerima suapan dari Nathan.
Aktivitas mereka tak luput luput dari pandangan Mario dan Ezra yang sedang menatap keduanya dengan tatapan aneh.
"Hts kok bangga, minimal jadian, bang,"sindiran Ezra membuat keduanya menatap Ezra yang memasang wajah tidak peduli.
"Apa an sih, orang kita cuma temanan doang, yekan, sa?"
Ucap Nathan sambil melirik areksa yang terdiam menatap nya, areksa ingin menyatakan perasaan nya pada Nathan tapi ia ragu dan bingung.
"Areksa, aja diam aja tuh."
"Dia--"
Ucapan Nathan terpotong saat Areksa menggenggam tangan nya, iya terkejut apa ayang dilakukan areksa, pemuda itu menatap nya dengan penuh arti.
"Nath."panggil Areksa yang membuat Nathan gugup.
"Gua--- gua udah kenyang, mau balik kekelas dulu."ucapnya pergi meninggalkan kan ketiga sahabat yang masih terdiam. Sedikit ada rasa kecewa di hati mereka.
_______
Areksa berlari kelasnya dengan tergesa gesa. Ia memegang dadanya dan berusaha mengatur nafasnya, jantung nya berdetak kencang dan peluh di dahinya.
Setelah nafas nya mulai stabil ia mulai mengeluarkan benda persegi panjang dari saku celana nya dan mengetik sesuatu.
_____
Aiden melangkah kakinya dengan santai menaiki tangga yang berdebu tak terawat, ia mulai membuka pintu besi itu. Matanya mencari seseorang yang yang mengajaknya ke sini, dan matanya menangkap seorang pemuda yang seumuran dengan yang tak lain adalah raga.
Ia menutupi pintu dan berjalan ke arah raga yang sedang menghisap sebatang rokok yang di hampit oleh jari nya, dan menghembuskan asap rokok ke udara.
"Jadi, apa rencana nya?"tanya Aiden yang bergabung dengan raga.
Pemuda itu menawarkan rokok pada Aiden tapi pemuda itu hanya menolak, orang yang ia temui malam itu adalah raga. pemuda yang ia temui malam tadi, ia masih tidak percaya sama sosok yang juga memiliki tujuan yang sama dengan nya. Ia bahkan tidak peduli seberapa dekat mereka yang ia ingin kan hanya lah tujuan nya tercapai yaitu menghancurkan areksa.
Saat nama itu disebut hatinya merasa panas dan ingin menghajar wajah areksa, pemuda yang selalu di banggakan oleh ayahnya kepadanya dan Karna dia lah kehidupan nya sangat malang.
"Lo, liat aja nanti,"jawab raga dengan senyum licik nya.
Di sebuah lapangan basket yang luas terdapat seorang pemuda yang sedang berlatih melempar bola kedalam keranjang, tak banyak bola yang ia lemparkan masuk kedalam keranjang dan ada juga tidak berhasil tapi itu tidak membuat semangat nya berkurang.
Dari arah lain, ada pemuda lain yang berjalan kearahnya dengan seragam yang sama, pemuda itu melangkah kakinya kearah nya dan menyodorkan minuman dingin ke arahnya. Ia melirik sebentar dan melempar kembali ke dalam keranjang. Dan mulai menoleh ke arah temanya dan mengambil minum itu.
"Makasih, sa"ucapnya dibalas anggukan.
Areksa dan raga mereka sudah berteman dari sejak mereka lahir Karna orang tua mereka berteman, areksa dan raga menjadi teman satu tim basket di sekolah mereka, mereka sering berlatih bersama dan tak hanya itu mereka sering melakukan segala hal bersama.
"Gua, denger Coach bakal nyari kapten tim basket kita dan orang nya akan diambil dari salah satu dari kita."ucap Areksa.
Raga hanya mengangguk saat mendengar ucapan dari areksa. Ia mengatakan jika dirinya ingin menjadi kapten tim dan akan berlatih lebih keras lagi untuk mencapai tujuan nya, hal itu ia mendapatkan dukungan penuh dari sahabat nya, areksa.
Hari demi hari ia lewati dengan berlatih basket disekolah atau pun dirumahnya. Dan disini lah mereka di lapangan basket sekolah. Di awali dengan sepatah kata dari coach Indra yang lengkap dengan pakaian olahraga nya di tambah bola basket yang di tangan nya.
"Coach tau kalau kalian sudah berlatih keras untuk ingin menjadi kapten tim ini, tapi saya hanya bisa memilih salah satu dari kalian. Untuk kalian yang nantinya tidak terpilih jangan berkecil hati, dan untuk yang terpilih jadi kapten tim, semoga bisa amanah dan bertanggung jawab atas timnya. Dengan pertimbangan yang sudah saya pikirkan yang akan menjadi kapten tim adalah...."
"Areksa coach serahkan ini pada ke kamu,"
Coach menyodorkan bola basket itu kepadanya pertanda ia dipilih menjadi kapten tim, areksa terdiam saat coach memilih nya. Ia melirik ke arah raga yang tampak kecewa padanya.
Dengan ragu ia menerima bola itu dan semua orang bertepuk tangan untuk memberikan selamat.
"Raga."panggil nya pada raga yang sedang duduk di tepi lapangan. Pemuda itu hanya diam saja saat dipanggil, ia sudah tau pasti raga sangat kecewa terhadap nya. Dia sudah berlatih keras untuk mendapatkan nya tapi malah ia mendapatkan nya.
"Selamat ya, kapten."
"Lo, ga marah kan sama, gua?"tanya areksa dengan ragu. Mendengar itu raga hanya tersenyum padanya dan menggeleng kepalanya.
"Ya ga lah, ngapain gua marah. Mungkin ini bukan rezeki, gua,"
"Yasudah yuk kita rayakan ini,"
___________
T
B
C__________
13 juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan || BxB [End]
Novela Juvenil"aku mencintaimu sekarang, besok dan selamanya, karena sampai kapanpun kamu akan jadi orang favorit ku." _Areksa Mahendra_ "Cinta itu tidak memandang orientasi seseorang. Kita hanya takut dunia menilai buruk tentang cinta kita." _Revan Denathan_ "Ke...