"Lo liat noh, emang ada gerobak yang masih jualan!" Sedari tadi Nicko tidak berhenti mengucapkan kalimat yang membuat Nara sedih.
Dan Nara hanya menerima dan memperhatikan tempat makan yang masih buka.
"Lo dengerin gw gak sih?!" Kesal Nicko yang belum menemukan gerobak penjualan yang Nara inginkan.
Nara mengangguk, "Aku dengerin kamu." Jawab pelan dari belakang.
Hah! Untung saja tidak banyak kendaraan, jadi suara pelan Nara sampai ke telinga Nicko.
"Ya terus gimana ini?! Gw gak mau jauh-jauh dari sekitaran rumah!" Bukannya takut, hanya saja keberadaan perempuan dibelakangnya ini mampu menarik orang berbuat jahat.
Terdengar helaan berat dari belakang, "Yaudah gak papa, pulang aja. Aku belinya besok." Ucapnya lemah. Tidak bersemangat.
Nicko mendesah frustasi. Rasanya ingin melipat bumi.
Sabar dan sabar.
"Berarti kamu gak jadi lakuin itu."
Tarik nafas lalu buang secara perlahan. Simpan emosi secara baik-baik untuk menghadapi bumil.
"Fine! Mau cari kemana lagi?! Gw anterin lo sampai ketemu makanan yang lo pengen!" Nara tersenyum kecil dari balik punggung Nicko.
Memang ya, Nicko tetap Nicko yang tidak mau dan tidak akan pernah merelakan kesempatan emas begitu saja.
"Kemana aja. Kalo gak ada kebab, beli makanan yang lain." Tutur Nara dengan sadar mempermudah jalan Nicko untuk mendapatkan sesuatu.
"Serius? Ada tukang sate tuh! Gw mau sate." Kesempatan yang tepat. Berarti Tuhan mendengar keinginan Nicko.
Belum menjawab, motor sudah Nicko arahkan ke tukang sate yang masih buka.
"Mau gak lo?"
Nara mengangguk. Lalu turun dari motor untuk menghampiri sang penjual.
"Kamu mau pake lontong gak?" Tanya Nara dari jarak beberapa langkah.
Nicko menggeleng seraya menyisir rambutnya yang berantakan akibat terpaan angin malam.
Dari jauh, Nara memperhatikan suaminya yang makin ke sini makin tampan. Membuatnya tidak kuasa berjauhan dari Nicko yang memiliki sikap tidak suka ke dirinya.
"Mba, suaminya ya?"
Nara menoleh, "Iya, Pak."
"Ganteng ya. Kalo punya anak laki-laki pasti ikutan ganteng."
Nara mengangguk dan mengaminkan dalam hati.
"Makasih ya Pak."
Nara segera menghampiri Nicko yang menatap lurus ke arah cewek itu.
"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Nara hati-hati.
"Naik."
Kendaraan roda dua itu pun membelah jalan raya. Membiarkan angin malam menerpa tubuh mereka berdua.
Cklek!
Nara langsung menyiapkan sate dan nasi di piring.
Tidak pernah terpikirkan jika dirinya akan makan tengah malam bersama Nicko.
Terlebih cowok itu terpaksa menahan kantuk agar bisa menuruti permintaan Nara.
"Kamu besok kerja atau libur?"
"Libur."
Okay, Nara harus mempersiapkan tubuhnya malam ini untuk Nicko yang mungkin akan melakukannya dengan durasi lama.
"Makan. Jangan liatin gw aja."
Nara menggaruk alisnya tidak gatal, "Kata dokter boleh, tapi harus pelan-pelan." Beritahunya sebelum Nicko menyeretnya ke kamar.
"Kamu mau ngapain?" Kaget Nara saat Nicko membuka kaos di sampingnya secara tiba-tiba.
Nicko menaiki alisnya, "Isi yang banyak."
Adiksi Nara menelisik punggung lebar Nicko yang terdapat tatto baru.
Bibirnya mendadak kering melihat tubuh Nicko dari dekat.
"Cepetan habisin bego."
Cewek itu menelan salivanya kuat. Kemudian menghabiskan makanannya sedikit cepat.
Setelah itu membersihkan piring sebelum ke kamar mandi.
Sedangkan Nicko menunggu Nara sambil meminum sekaleng soda. Menenggaknya hingga tak tersisa.
Cklek.
Bukan pertama, tapi selalu membuat Nara keringat dingin jika menyangkut urusan ranjang.
"Kamu bakal pelan-pelan kan?"
"Gak janji."
Sudut bibir Nara sedikit menurun, "Nicko, beneran. Pelan-pelan ya aku mohon." Rengeknya menggenggam lengan keras suaminya yang berada di sisi kanan kiri kepalanya.
Tatapan Nicko terjatuh ke bibir merah menggoda Nara yang akan mengeluarkan lenguhan dan desahan merdu.
"Kalo gw gak mau?" Menekan bibir bawah seraya menatap lekat Nara.
"Please, pelan ya."
Nicko tersenyum kecil. Membawa bibirnya ke dekat telinga Nara.
"Apa kita pernah lakuinnya pelan?" Bisik Nicko. Mengusak hidung mancungnya di pipi berisi Nara.
"Ngg-ak."
Mata Nicko terpejam saat bibirnya mengenai kulit pipi Nara yang terasa kenyal.
"Gw gak bakal nyakitin lo dan dia." Bisik Nicko berat dan rendah.
.....
gw gk bisa bayangin suara Nicko cukk!!!!
flisss!! biarin Nicko mesraan dulu sama Nara sebelum api menyerang!!!KOMEN SAMA VOTE DONG READERSS!! GW SUKA BACAIN KOMEN KALEAN YA!! JADI KALIAN HARUS KOMEN SIH!
ROMANCE NYA TIPIS-TIPIS AJA ABANGKUHHH!!🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
H A P P I N E S S
Romance"Aku mau gugurin dia." "Jangan." "Kenapa? Katanya kamu gak suka." "Maksud gw jangan kotorin tangan lo. Itu biar tugas gw aja." © narrberry_ , Jan 2023