H A P P I N E S S • 3.5

5.7K 259 30
                                    

Brugh!

Brak!

"Papah, udah!" pekik wanita cantik berpakaian elegan. Terlihat ingin mengunjungi suatu tempat, namun diurungkan karena kemunculan seseorang yang tiba-tiba.

"Kamu masih bela anakmu ini?! Iya?! Dia udah hancurin martabat keluarga kita dengan cara menikahi anak dari adik kamu! Kamu pikir saya gak malu mendapat cemoohan dari keluarga besar saya?!" Pria bersetelan rapih mengambil nafasnya kasar, menatap anak tunggalnya yang berjalan bak orang hilang di trotoar mengarah ke tujuannya.

Demi apapun, Jev mengumpat lalu berdoa di dalam hati supaya diberikan kesabaran dan kekuatan menghadapi sikap anak satu-satunya.

Tangan terkepal yang terdapat bercak darah anaknya, ditahan kuat agar sikapnya tidak kelewatan batas di mata istrinya. Walaupun begitu, istrinya sudah menganggap pukulannya telah melewati batas semestinya. Mau gimana lagi, jika putra tunggalnya tidak mempan diperingati lewat mulut, sehingga mengharuskan kepalan tangannya meninju rahang dan perut Nicko beberapa kali.

"Nicko, minta maaf ke Papah ya."

Nicko menatap papahnya, "Nicko ke sini mau cari Nara. Nara pergi dari rumah."

Jev meremas rambutnya frustasi, "Kamu lupa sama perjanjiannya?! Lupa?! Apa Papah harus ingatkan kamu?!"

Pria itu segera ke ruang kerjanya untuk mengambil berkas perjanjian antara dirinya dan Nicko.

Srak!

"Baca ulang poin perjanjiannya jika kamu lupa!"

Nicko memejamkan matanya merasakan nyeri efek pukulan papahnya yang tidak main-main. Cowok itu tentu tidak lupa perjanjian yang dibuat oleh papahnya.

"Pah, kali ini aja," mohon Nicko.

Lidia, wanita yang melahirkan Nicko ke dunia, menutupi wajahnya memakai tangan. Tidak sanggup melihat kenyataan jika suami dan anaknya bertengkar besar yang disebabkan oleh percintaan gila anaknya.

Jev menarik kerah kemeja lalu menyeret tubuh putranya ke sofa. Persetanan statusnya sebagai papah.

"Pah, udah. Jangan kasar sama Nicko. Mamah mohon."

Permohonan Lidia dianggap angin biasa saja oleh Jev yang kesabarannya memang sudah habis setelah mendapatkan berita jika anak tunggalnya mengkonsumsi narkoba dan harus mendekam di penjara.

"Kamu tau, kalo Papah gak dikasih tau sama temen Papah yang dari kepolisian, kamu udah di penjara, Nickolas. Kamu satu ruangan bersama mereka yang mengkonsumi narkoba. Kamu direhabilitasi. Masa depan kamu rusak. Mamah kamu menangis setiap malam karena teringat putranya. Kamu mau, Nickolas?"

Jev tersenyum sinis sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana.

"Apa kamu mau lihat dia nangis karena anaknya dinyatakan meninggal, tetapi faktanya dibuang ke panti asuhan sama saya? Apa kamu mau seperti itu, Nicko?"

Nicko meremas bajunya kuat ketika mendapatkan tatapan remeh dari papahnya.

Brugh!

"Dia istri saya! Dan anaknya, anak kandung saya! Saya gak pernah rela anak perempuan saya dibuang ke panti asuhan! Saya tidak akan pernah rela Bapak Jev yang terhormat!" teriak Nicko dikala tangannya memukul papahnya. Tetapi cepat dibalas oleh Jev yang tak kalah kuatnya.

"Dasar anak kurang ajar! Kamu lebih memilih dia daripada orangtuamu, Nicko! Bantuan saya tidak ada artinya di matamu!"

Brak!

"Saya hanya melakukan sebagaimana mestinya orang tua membela anaknya! Saya ingin kamu memiliki masa depan yang cerah seperti bayangan Mamah mu!"

"Saya.. tidak mau melihat anak tunggal yang sudah saya besarkan penuh kasih sayang, sengsara hanya karena memilih cinta!"

Kepalan tangan Jev mengambang di udara. Nafasnya memburuh. Tatapan matanya kilat penuh amarah. Namun, tatapannya berkaca-kaca. Air yang berada di pelupuk matanya perlahan menetes mengingat momentum dirinya dan Nicko kecil.

"Apa kehadiran saya dan mamahmu tidak berharga lagi?"

Satu tangannya mencengkram keras kerah kemeja Nicko. Melampiaskan rasa sakit hatinya atas sikap putranya yang telah berubah dan semakin menjauh.

"Apa.. usaha Papah tidak ada nilainya di mata kamu, Nickolas?"

"Papah rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk kamu. Pendidikan dan masa depan kamu. Papah.." Nafas Jev terasa sesak. Rasanya dihimpit oleh bebatuan tidak kasat mata.

"Sudah menyiapkan masa depan kamu, Nickolas," lirih Jev yang tidak kuat menahan air matanya.

Nickolas adalah panggilan kecil Jev untuk putranya.

Selama 5 tahun, Jev dan Lidia menanti buah hatinya. Panasnya pertikaian kecil di rumah tangganya langsung meredup saat Lidia dinyatakan hamil.

Bahu kokohnya perlahan menurun dan bergetar.

Pria itu menangisi putranya. Benar-benar menangis di depan anak yang telah mengecewakannya.

"Kamu kira.. Papah bahagia melihat kamu sengsara?"

Tanpa sadar cairan bening keluar dari sudut mata Nicko.

"Kehadiran kamu sangat dinantikan Papah sama Mamah. Kehadiran kamu itu berharga. Berharga."

Lidia langsung menghampiri dan memeluk tubuh Jev dari samping. Membawa tubuh yang lambat laun tidak kokoh seperti mudanya kepelukannya.

"Sayang.. apa peran saya kurang buat anak kita?" tanya Jev putus asa.

"Apa saya pernah menjawab tidak untuk segala hal yang diinginkan anak kita?"

Lidia menggeleng. Memeluk erat suaminya yang belum siap menerima jika anak satu-satunya sangat mengecewakannya.

Ekspetasi melihat putranya wisuda sarjana lenyap begitu saja. Membayangkan Nicko bekerja dan menghabiskan waktu bersama setelah pulang kerja, hilang tiba-tiba. Makan malam bersama istri dari anaknya, tidak ada lagi.

Bayangan Lidia dan Jev yang sangat ingin mengukir keseharian bersama di masa dewasa putranya dipaksa ditenggelamkan oleh kenyataan yang menyakitkan.

"Sayang, tolong bilang ke dia, kalo saya tidak akan lagi melarangnya apapun. Perjanjian yang saya buat, akan saya musnahkan."

"Saya lelah. Saya ingin menikmati masa tua bersamamu tanpa memikirkan dia yang telah mengecewakan saya."

"Kini, saya telah lepas tangan dari dia."

"Tetapi, jika dia berbalik dan meminta maaf kepada kita, saya akan mudah memaafkan."

"Karena seburuk apapun sikap dan sifatnya, dia tetap anak saya. Anak kandung saya. Apapun akan saya pertaruhkan buat dia. Termasuk nyawa sekalipun."

.....

WELL, IM BACK GESSS!!
SORRY BARU UPDATE!!

MENURUT KALIAN AFTER BACA PART INI,

NICKO SAMA NARA HARUS PISAH ATAU NGGAK??

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!
GW SUKA BACA KOMEN KALIAN!!

(MUNGKIN AGAK CRINGE YA PART INI, TAPI JUJUR PART INI GW NGETIKNYA SAMBIL MENCUCURKAN SETETES AIR MATA)

as you know ges, gw gk pernah buat part yg isinya awal Nicko deket sama Nara sampai mereka pacaran.

H A P P I N E S STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang