H A P P I N E S S • 3.3

4.5K 247 18
                                    

Rian menggeram seraya meremas rambutnya saat mengetahui kediaman yang didatanginya saat ini tidak terlihat adanya penghuni rumah.

Baru tiga hari Rian tidak menengoki rumah dan pemiliknya, tapi sudah dihadiahi keadaan yang akan memicunya peperangan kedua diantaranya dan Nicko.

"Sialan, habis gw sama Nicko."

Kakinya bergerak kesana-kemari mengecek dan memastikan keadaan rumah sederhana di depannya tidak ada siapapun di dalam nya.

Damn.

Rian pun duduk di teras dan merogoh ponsel di sakunya. Lalu dengan gesit mendial nomor seseorang yang sebulan ini tiada hari tanpa menanyakan keberadaan seseorang.

"Lo udah ketemu dia?"

Cih! "Mendingan lo balik ke sini dah. Gak usah gaya-gaya kuliah di luar negeri kalo akhirnya lo kuliah di dalam negeri juga, tolol." hardik Rian menyisir rambutnya dan membuang nafasnya kasar.

Sialan, kalo bukan teman dekat yang sudah dianggap adik, Rian tidak akan mengabiskan waktunya bulak-balik ke rumah kosong ini.

"Kenapa? Lo gak ketemu dia?"

Rian memejamkan matanya sesaat, "Balik ke sini dulu, bego. Rumah lo nih kosong, gak ada orang sama sekali. Gak ada tanda kehidupan. Gelap gulita. Gak ada tangisan bayi. Lo pikir dah istri tercantik dan tercinta lo kemana? Stress gw ditanyain sama lo mulu, anjing." Menendang asal batu krikil yang dapat dijangkaunya.

Terdengar geraman rendah dari seberang Rian, "Makanya kalo masih cinta ya buktiin! Jangan pakai cara pecundang kayak gini buat selesain masalah, tolol. Lo kira si Nara gak stress ditinggal suami pasca melahirkan? Stress lah goblok! Otak lo dimana sih, Ko?!"

"Shut the fuck up! Lo gak usah lewatin batas, bangsat." balas Nicko yang membuat darah dan emosional Rian mendidih seketika.

Songong sekali bocah itu. Tidak ingat siapa yang setia memberi informasi tentang istri bocah itu.

Rian tertawa kecil, "Gw kasih tau ke lo karena gw nggak mau ada hal yang terjadi ya bajingan. Apalagi istri lo itu butuh banget sosok lelaki di sampingnya saat ini. Tapi dengan bangsat, bajingan, dan brengseknya lo ninggalin dia tiba-tiba. Apa nggak gila istri lo? Apa nggak kabur istri lo, njing?"

Nicko paham semua yang dikatakan oleh Rian. Sangat paham. Tapi apa boleh buat jika jalan yang diambilnya membuat dua manusia tersiksa dengan keadaan sekarang.

"Gw lakuin juga demi dia. Gw juga gak cuma-cuma jauh dari dia."

Bruk!

"Bullshit lo, anjing!"

Nicko mengumpat, "Gw bakal pesan tiket pesawat hari ini. Gw bakal urus sendiri."

Rian mengangguk.

Seharusnya Nicko mengurus rumah tangganya sendiri tanpa melibatkan orang luar untuk membenahinya.

Sedari dulu, Nicko suka sekali melibatkan Rian ke dalam urusan rumah tangga yang seharusnya tidak boleh diberitahu ke orang luar. Tapi apa boleh jadi jika kepala keluarga dan suaminya modelan cowok egois dan gengsi seperti Nicko.

"Ya, sedari dulu gw berharap lo bisa ngurus rumah tangga sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Good luck."

....

MAAF BARU UPDATE LAGI HWHW!!
BUKANNYA SIBUK, TAPI BELUM ADA PENCERAHANNYA LAGIHHH!!

SORRY READERS KUHH!! 💗

JANGAN LUPA DI TAP TAP BINTANGNYA!!!

H A P P I N E S STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang