"Halo, Nicko? Kamu dimana? Kamu sebenarnya kenapa?"
Terdengar helaan kasar dari sebrang. Berat dan seperti tertekan oleh sesuatu.
"Lo bisa ke bandara?" Alih-alih mendapatkan jawaban dan pertanyaan perihal keadaan Nara saat ini, Nicko lebih melontarkan pertanyaan bernada tuntunan.
Bandara? Maksudnya.
Pelipis Nara mengkerut tipis, "Bandara? Kamu mau kemana?"
"Lo bisa ke bandara sekarang?" Lagi, cowok itu meminta Nara datang ke tempatnya saat ini.
"Aku habis lahiran, Nicko."
Nicko menggigit lidahnya seraya meremas rambutnya. Menatap sekelilingnya yang ramai dengan kedatangan dan kepergian orang-orang.
"Tapi buat ketemu kamu, aku bakal ke bandara." Tekad Nara bersiap turun dari brankar.
Rian segera menahan tubuh Nara yang hendak beranjak dari brankar, "Lo mau kemana?"
"Aku harus temuin Nicko, Kak." Ucapnya diselingi ringisan kecil akibat jahitan diperutnya.
"Lo harus bed rest beberapa hari, Ra."
Nara menggeleng keras. Menggenggam erat ponsel Rian yang masih menunjukan log panggilan Nicko.
"Tolong bantuin aku Kak." Pintanya menatap Rian memohon. Pasalnya tubuhnya masih terbilang lemah dan rasa nyeri diperutnya belum surut pasca operasi melahirkan.
"Gw mau bicara sama Nicko."
Tangan Nara segera menjauh dari Rian, "Aku mohon, tolong temuin aku sama Nicko."
Dengan malasnya Rian terpaksa mengambil kursi roda. Membantu tubuh mungil Nara ke kursi yang akan membantu cewek itu menemui Nicko.
"Halo Nicko." Ucapnya setelah menonaktifkan tanda bisu di panggilan.
"Temuin gw di area kedatangan. Gw tunggu."
Tut!
Singkat padat dan jelas. Tak lupa menyakitkan.
Ada apa dengan Nicko? Kenapa cowok itu tiba-tiba ada di bandara? Apa yang disembunyikan oleh Nicko sebenarnya?
Nara menggigit bibirnya sambil pegangan kursi roda saat membayangkan hal buruk yang akan menghampirinya nanti.
"Tujuannya kemana?"
"Bandara."
Sontak kursi roda berhenti di loby rumah sakit.
"Maksudnya Nicko ada di bandara? Bukannya cowok itu ada di rumah orang tuanya?" Bingung Rian. Kemudian mengambil ponselnya dari tangan Nara untuk menelepon Nicko.
Alih-alih diangkat, Nicko malah mengabaikannya. Membuat Rian sedikit murka.
"Suami lo bajingan, Ra. Lo habis operasi, malah di suruh ke bandara. Sialan." Kesal Rian sambil memindahkan tubuh Nara ke taxi yang kebetulan kosong setelah menurunkan penumpang di loby.
Bibir Nara tersenyum kecil sambil memegang perutnya.
"Gak papa, Kak. Itu kan Nicko."
Cih! "Perut lo gimana? Sakit nggak?"
"Ya gitu kak. Dipaksa aja." Dipaksa ya? Pasti sakit.
Rian tidak habis pikir dengan kelakuan Nicko yang berani menyuruh perempuan keluar dari ruang rawat hanya untuk menemuinya di bandara. Bajingan memang.
"Lo gak izin ke dokter, Ra."
Nara mengangguk, "Gak papa kak. Apapun itu konsekuensinya aku terima." Balasnya menatap jendela yang menampilkan pemandangan jalan di siang hari.
"Jangan terlalu bodoh soal cinta, Nara. Jangan terlalu menutup mata."
Nara tidak menutup mata, hanya saja bodoh perihal cintanya ke Nicko.
"Itu urusan perasaan aku, Kak. Bodoh atau tidaknya, biar aku yang rasain." Tukas Nara melirik sekilas Rian yang duduk di sebelahnya.
Rian menghela kasar dan turun dari mobil yang sudah sampai di area bandara.
"Makasih Kak."
"My pleasure."
Nara tersenyum kecil di kursi roda yang didorong Rian dari belakang.
"Dimana?"
Nara mengarahkan Rian ke salah satu pintu masuk keberangkatan penumpang pesawat yang diberitahu oleh Nicko tadi lewat telepon.
"Itu Nicko!" Seru Nara menunjuk Nicko yang sedang berkutat dengan ponselnya.
Rian pun segera mengarahkan roda kursi ke sosok tinggi yang dibelakangnya terdapat tas ransel.
"Nicko!"
Cowok yang dipanggil lantas mengangkat kepala dan menengok ke asal suara.
"Kamu mau kemana? Kenapa gak ke rumah sakit lihat kondisi aku? Sebenarnya kamu kenapa? Kata kak Rian kamu nggak baik-baik aja."
Rian sedikit menjauh. Memberikan ruang untuk Nara dan Nicko berkomunikasi.
Nicko mendekat lalu menyamakan tubuhnya dengan Nara yang menatapnya penuh tanda tanya.
"Gw mau pergi, Ra."
"Pergi?" Sesaat suara Nara menghilang.
Nicko mengangguk pelan, "Pada akhirnya gw memilih pilihan Mamah sama Papah. Gw gak mau munafik sama diri gw sendiri." Ucapnya pelan menatap dalam mata Nara yang terlihat sendu.
"Maksud kamu apa Nicko?" Nara mulai linglung tidak mengerti ucapan Nicko.
Nicko mengambil nafasnya dalam, "Izinin gw buat lanjutin pendidikan di luar negeri."
"Kamu mau lanjutin kuliah ya?" Tanya Nara getir.
Nicko mengangguk dengan kepala menunduk. Tangan Nara terangkat mengusap rambut Nicko.
Nara mengambil nafasnya berat agar tidak mengeluarkan air matanya.
"Berapa lama?"
"Gak pasti."
"Nicko." Panggilnya membuat Nicko mendongak, "Kalo mau pisah, bilang langsung ke aku. Jangan lewat siapapun." Satu tangannya mengusap punggung tangan Nicko.
"Gw gak pernah minta pisah."
Nara tersenyum kecil seraya menjauhkan tangan dari rambut dan tangan Nicko, "Flight nya jam berapa?"
"Kita gak akan pisah dan gak akan."
"Kamu ngambil jurusan apa?" Nara berusaha mengalihkan pembicaraan dalam keadaan air mata berlinang.
"Naraya."
"Kamu bakal balik ke aku kan? Apa aku tetap jadi istri kamu nanti?"
Nara terkekeh sambil mengusap pipinya yang tiba-tiba membasah, "Nicko, kalo benar mau tinggalin aku, tinggalin aku saat ini juga. Jangan buat aku terlalu berharap banyak sama kamu. Sakit tau. Fisik sama hati aku sakit Nicko. Belum ada dua puluh empat jam, jahitan aku udah kebuka cuma karena Papah kamu datang kasih surat perceraian. Lucu ya."
Roda kursi Nara bergerak ke belakang, menjauh dari Nicko.
"Kayaknya aku harus ke rumah sakit lagi. Soalnya perut aku tambah nyeri." Ucapnya tersenyum terpaksa.
Rian mendekati Nara, "Udah?"
Nara mengangguk mengigit bibirnya, "Nicko, safe flight ya. Baik-baik di sana. Semoga punya teman baik dan sukses di tempat kamu nanti. Aku nggak tau status kita apa masih suami istri atau sudah pisah. Tapi aku pastikan untuk terus berdoa hal baik buat kehidupan kamu ya."
"Oh ya, I love you, Nickolas."
.....
T A M A T
TAPI BOONGG!!
maaf ya guys baru update hehewww!!!
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN!!masih tanda tanya ya guys status Nara sama Nicko!!
KAMU SEDANG MEMBACA
H A P P I N E S S
Romance"Aku mau gugurin dia." "Jangan." "Kenapa? Katanya kamu gak suka." "Maksud gw jangan kotorin tangan lo. Itu biar tugas gw aja." © narrberry_ , Jan 2023