BAB IV Terjebak Bersama

9 2 0
                                    

'Tok tok tok'

"Yang Mulia Raja" Sebuah suara berhasil masuk ke dalam gendang telinga Terfa.

Suara itu kembali terdengar, "Yang Mulia Raja" panggil suara itu lagi.

Terfa yang menyadari bahwa dirinya tidur di dalam kamar raja segera bangun dari tidurnya.

"Astaga!" Ucap Terfa yang merasa terkejut.

Saat membuka mata dirinya mendapati kenyataan gila bahwa ternyata saat ini dia terbaring di samping sang raja. Posisi mereka bahkan saling berhadapan dalam jarak yang cukup dekat.

Putri dari Pijakan Filo itu segera turun dari tempat tidur Raja Izzel. Sungguh dia merutuki dirinya sendiri karena sepertinya mengigau dan berpindah tempat saat tidur. Sewaktu-waktu memang dia memiliki kebiasaan buruk tersebut, khususnya saat merasa lelah.

"Aku harus bagaimana?" Tanya Terfa yang merasa kelabakan sendiri saking bingungnya.

Dia tak berani membangunkan Raja Izzel yang masih terlelap dalam tidurnya. Disisi lain dia pun harus segera bertindak untuk merespon ketukan pintu yang sepertinya dibalik sana ada beberapa orang pelayan.

Diambang kebingungannya, Terfa akhirnya memilih berjalan mendekati pintu untuk memastikan kunci kamar masih terpasang dengan baik, dia sungguh khawatir jika para pelayan memergokinya di kamar Raja Izzel.

Jika hal itu terjadi, Terfa menjamin bahwa akan ada gosip panas berjudul ‘Mantan putri yang kini menjadi pelayan ternyata melemparkan diri ke pelukan raja yang menahannya’. Membayangkannya saja membuat Terfa bergidik ngeri.

"Bantu aku menggunakan bajuku." Suara serak Raja Izzel berhasil menyentak Terfa dari kemelut pikirannya.

Setelah beberapa detik kemudian, akhirnya terfa mendapatkan kembali kewarasannya dan bergegas menghampiri sang raja. Dengan cekatan dia membantu mengambilkan baju tidur Raja Izzel yang masih terlipat rapi di atas nakas.

"Kau sepertinya sudah biasa membantu laki- laki berpakaian." Ujar Raja Izzel yang entah apa maksudnya, namun kurang enak di dengar oleh telinga Terfa.

"Saya tak tahu apa sebenarnya maksud anda mengatakan hal itu. Namun, jika anda ingin mengatakan saya wanita yang sering memasangkan pakian laki- laki maka anda tak sepenuhnya salah." Ujar Terfa ditengah-tengah kegiatannya menalikan jubah tidur Raja Izzel.

Terfa kembali menyambung ucapannya, "Saya sering melakukan ini karena saya juga sempat merawat beberapa prajurit. Saya bahkan sering mengobati pengawal pribadi saya. Jadi mungkin itulah alasan saya terlihat cekatan dan tanpa canggung mebantu anda." Jelas Terfa.

Ucapan Terfa sebenarnya tak sepenuhnya jujur. Saat ini tentu saja dia merasakan canggung yang cukup besar, terlebih jika mengingat fakta bahwa dengan bodohnya dia tidur seranjang dengan Raja Izzel. Hanya saja Terfa menekan itu agar harga dirinya tetap selamat.

"Terima kasih." Ujar Raja Izzel yang kemudian bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar.

"Sudah tugas saya yang mulia." Jawab Terfa.

Dia diam-diam memperhatikan gerakan Raja Izzel. Sepertinya kondisi pemimpin Pijakan Rizo ini sudah membaik meskipun belum sepenuhnya pulih. Ini tergolong cepat untuk seseorang yang memiliki luka separah itu.

"Apa kau akan tetap berdiri disana?" Tanya Raja izzel pada Terfa

"Eh?" Terfa kembali bingung menangkap maksud pertanyaan Raja Izzel.

Memangnya aku harus kemana? Otak Terfa keheranan.

Decakan kesal terdengar dari arah Raja Izzel, "Jika kau tetap disana maka pelayan akan melihat keberadaanmu di kamarku." Jelas Raja Izzel.

RizoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang