Pagi ini seluruh istana dihebohkan dengan persiapan penyambutan tamu khusus raja. Sebenarnya bukan hal baru bagi istana menerima tamu 'khusus raja', hanya saja kali ini agak berbeda.
Menurut berita yang tersebar calon tamu kali ini adalah calon permaisuri Kerajaan Rizo. Asumsi itu muncul karena tamu ini akan menempati istana permaisuri. Entah siapa yang menyebarkan berita itu, namun pastinya itu membuat penghuni istana langsung percaya.
"Apa sudah cukup?" Tanya Gea dengan wajah datarnya.
Perempuan itu sedang menata makanan yang sebelumnya telah dipesan anggota kerajaan.
Terfa mengangguk, "Ya, semua sudah sesuai" Jawab Terfa
Sebagai pelayan khusus di istana permaisuri, terfa dan dua rekan lainnya tentu menjadi yang paling sibuk. Beruntungnya mereka dikirim tambahan pelayan yang berasal dari istana utama.
"Jika begitu kita bisa istirahat sejenak sebelum penyambutan sore nanti" Ujar Olaf
Terfa mengangguk setuju. Menyiapkan sesuatu yang dadakan sekaligus special ternyata terasa begitu melelahkan. Dia butuh istirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya di acara sore nanti. Mereka pun beranjak dan bergegas masuk ke kamar masing-masing.
***
Bunyi-bunyian merdu terdengar dari arah lapangan depan. Terfa yang merasa sedikit terlambat tentu saja mempercepat langkahnya.Di area lapangan nampak para pelayan lain telah berbaris rapih. Terfa, Olaf, dan Grey langsung mengambil posisi.
Berselang sebentar, nampak para rombongan kereta mulai memasuki istana. Upacara penyambutan kemudian dipimpin oleh kepala Jenderal Arclan.
Mata Terfa dibuat takjub saat acara sampai pada puncaknya, penyambutan calon ratu.
Seorang perempuan keluar dari keretanya. Tubuhnya semampai dengan rambut berwarna hitam, begitu kontras dengan kulitnya yang nampak bersih. Kecantikannya semakin menawan dengan balutan gaun kuning emas.
Terfa yang berada di barisan kedua merasa terpukau saat objek yang sedari dia pandangi melemparkan senyum manis.
“Calon ratu yang sempurna” Gumam Terfa
“Jangan termakan berita tak jelas” Ujar Grey yang berada di samping Terfa
Terfa agak tak senang mendengar celetukan Grey, ‘Dia suka sekali mengusik ketakjuban orang lain’ Gerutu terfa dalam hati.
“Perhatian!” Teriak Jenderal Arclan
Sebuah kode bahwa sebentar lagi raja akan muncul dari atas balkon istana utama dan memberikan sambutan.
Benar saja, Raja Izzel muncul dan berdiri gagah di balkon istana utama. Ada yang berbeda dengan penampilan raja kali ini. Terfa sedikit takjub, terlebih beberapa hari belakangan dia memang tak pernah bertemu raja.
Penampilannya nampak lebih segar dengan potongan rambut barunya. Pakaian sang raja pun nampak berbeda. Ini pertama kalinya Terfa melihat Raja Izzel menggunakan pakaian serba putih, setelah sebelumnya selalu menggunakan pakaian berwarna hitam.
“Selamat datang Puteri Anet” Ujar Raja Izzel
Terjawab sudah rasa penasaran tentang siapa sosok putri cantik itu.
Sang putri dengan anggunnya membungkukan badan dan memberikan penghormatan pada Raja Izzel.
“Putri Aneta akan tinggal di istana ini selama 3 hari. Dia akan tinggal di istana permaisuri . Aku berharap kalian akan menjamunya dengan baik.” Ujar raja.
Setelah mengucapkan sambutan itu Raja Izzel langsung berbalik dan kembali masuk ke istana utama. Adapun Putri Aneta nampaknya langsung digiring masuk ke istana utama oleh beberapa pelayan khusus yang dipimpin Nyonya Tik.
Upacara pun ditutup oleh Jendral Arclan. Hanya berselang beberapa detik dari penutupan, barisan para pelayan dan prajurit mulai terdengar bising. Mereka mulai membahas mengenai Putri Anet dan tentu saja menerka-nerka hubungan sang putri dengan Raja Izzel dengan sang putri.
“Mereka sangat berisik” Komentar Grey ditengah langkahnya menuju istana permaisuri
“Tentu saja, pembahasan calon permaisuri akan sangat menarik” Balas Terfa
Olaf terdengar berdecak kesal, “Kau percaya bahwa Putri Anet itu calon permaisuri?” Tanya Olaf yang sepertinya ditujukan pada Terfa
Tentu saja Terfa mengangguk yakin, “Aku percaya, terlebih banyak hal special yang diberikan pada sang putri. Em, mungkin salah satunya penempatan istana permaisuri itu.”
“Kau sama bodohnya ternyata” Celetuk Grey
Terfa hanya bisa mendengus sebal dan menahan rasa kesalnya. Grey dan Olaf ini memang tipikal perempuan yang sepertinya tak mudah tertarik pada suatu berita terhangat.
“Ya terserah kalian sajalah” Pasrah Terfa
Ketiganya pun melanjutkan langkah menuju istana permaisuri dengan diam. Mereka memang tinggal bersama namun tak begitu dekat karena Terfa seringkali merasa sungkan pada Olaf dan Grey yang memberikan kesan agak arogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rizo
FantasiCerita ini merupakan cerita ke tiga dari rangkaian kisah petualangan fantasi yang penulis publish. Dua cerita sebelumnya dipublish di platform sebelah. Tapi tenang aja, cerita ini bisa dibaca tanpa perlu baca cerita sebelumnya. Semoga menikmati 😊 *...