BAB XIV Kedatangan Putri Atala

7 1 0
                                    

'Tok tok tok'

Waktu telah mulai memasuki tengah malam saat Terfa mendengar suara ketukan pintu. Dia yang sebelumnya tertidur di sofa ruang tengah pun langsung tersentak bangun dari tidurnya. Sebelumnya, Terfa memang sengaja tidur di sofa agar lebih mudah membukakan pitu jika Putri At datang.

Putri dari Pijakan Filo itu pun akhirnya bergegas menuju pintu depan untuk membukakannya. Saat tiba di teras, Terfa langsung mendapati Putri At yang diantar oleh pangeran Ef.

"Silahkan masuk tuan putri dan pangeran." Sambut Terfa sembari membukakan pintu

"Ah Terfa, akhirnya aku bisa bertemu dalam kondisi baik lagi denganmu." Ucap riang Putra At yang kemudian menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Terfa.

Terfa agak sedikit terkejut, namun tak urung dia membalas pelukan sang putri. Terfa juga mengelus pelan punggung putri At untuk memberikan ketenangan atas rasa bersalahnya.

"Punggung anda terasa dingin putri." Ujar Terfa sembari melepaskan pelukan mereka.

"Sebaiknya anda segera mandi dengan air hangat. Saya akan menyiapkannya." Sambung Terfa yang merasa khawatir.

Sebagai seseorang yang kemarin baru saja melakukan perjalanan malam hari dari pusat Pijakan Rizo ke wilayah barat ini tentu Terfa tahu perihal cuaca dingin yang agak menusuk.

"Ah kau benar, aku akan segera mandi." Ucap Putri At setuju.

"Kak ayo kau juga istirahatlah sebentar disini!" Ajak Putri At yang kini menatap pangeran Ef.

Terfa tersentak saat menyadari bahwa dia sedari tadi terlalu fokus pada Putri At dan melupakan atensi Pangeran Ef.

"Maafkan saya pangeran. Saya terlalu fokus pada Putri At hingga lupa memberikan sambutan yang baik pada anda." Ucap Terfa dengan dengan tulus.

Pangeran Ef terkekeh, "Santai saja, aku tak masalah." Jawabnya santai.

Terfa pun akhirnya hanya mengangguk dan menggumamkan terima kasih. Setelahnya Terfa memilih untuk segera menyiapkan air hangat di dua kamar mandi berbeda untuk sepasang kakak beradik itu.

Saat Putri At dan Pangeran Ef sedang mandi, Terfa dengan cekatan mempersiapkan pakaian mereka. Dia juga menyiapkan minuman hangat dan beberapa camilan di ruang tengah agar nantinya Putri At dan Pangeran Ef bisa mengisi perut mereka.

Setelah sekitar 15 menit menunggu, akhirnya Terfa dapat melihat Pangeran Ef datang lebih dulu dan duduk di salah satu sofa. Posisinya bersebrangan dengan posisi Terfa yang masih berdiri.

"Duduklah Terfa, kau tak perlu sekaku itu." Titah Pangeran Ef pada Terfa

"Baik pangeran." Jawab Terfa patuh.

Terfa kemudian duduk setelah menuangkan minuman hangat ke dalam gelas Pangeran Ef.

"Kakakku sudah tiba di istana." Ujar Pangeran Ef yang berniat memberitahu informasi.

Terfa bingung harus berespon seperti apa, "Syukurlah." Sahut Terfa pada akhirnya.

Selanjutnya beberapa saat diisi keheningan sampai akhirnya Putri At datang.

"Astaga akhirnya aku bisa merasakan sofa nyaman ini setelah punggungku pegal akibat menunggangi kuda cukup lama." Curhatnya dengan wajah nampak lega.

"Cih, padahal aku yang mengendalikan kuda." Cibir Pangeran Ef melihat ekspresi adiknya yang seolah- olah dia paling bekerja keras selama perjalanan menuju tempat ini.

Putri At mengembungkan pipinya dan menatap tajam Pangeran Ef, "Kau kan sudah biasa sedangkan aku tidak! Jadi ya wajar saja!" Bela Putri At.

Kedua kakak beradik itu kemudian kembali berdebat seputar perjalanan mereka. Terfa menyimak sampai dirinya mendengar tentang keluhan Putri At tentang sebuah hutan yang menakutkan.

RizoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang