BAB VI Rencana Perbaikan Istana

7 2 0
                                    

Putri At masih melanjutkan ceritanya mengenai rahasia yang terdapat di Kerajaan Rizo ini. Disisi lain Terfa juga masih antusias menyimak penjelasan sang putri.

“Lantas bagaimana dengan nasib korban lain yang bersama Raja izzel?” tanya Terfa penasaran.

“Mereka telah diberikan identitas baru dan kehidupan yang layak dari pihak Istana Rizo. Mereka juga telah disumpah untuk merahasiakan apa yang terjadi. Beberapa bahkan menjadi prajurit di istana ini.” Jelas Putri At yang berhasil menjawab rasa penasaran Terfa.

Terfa mengangguk paham. Berarti di dalam istana ini ada beberapa orang yang usianya telah ratusan tahun karena ulah jahat para leluhur Terfa dahulu. Terfa sangat bersyukur karena setidaknya para korban itu dapat selamat dan kembali dengan baik.

“Sekali lagi aku minta maaf atas nama Pijakan Filo. Aku tak keberatan jika menjadi pelayan seumur hidupku asalkan kalian tak megusik Pijakan Filo karena masalah ini. Saat ini di Pijakanku sedang dipimpin oleh para sepupuku yang sangat baik, aku bisa menjamin itu. Sebagai bagian dari mereka tentu aku tak ingin mereka kerepotan oleh ulah para leluhurnya.” Ujar Terfa dengan sungguh-sungguh.

Suara kekehan Putri At membuat Terfa mengernyitkan kening, “Maafkan aku, aku hanya merasa lucu saat melihat wajah panik dan raut bersalahmu.” Ujar Putri At.

“Aku menceritakan ini hanya untuk membuatmu tahu, bukan menyalahkanmu atas hal itu. Jadi santai saja, Terfa.” sambungnya.

Putri At juga kembali menjelaskan pada Terfa bahwa Raja izzel dan korban yang lainnya juga berhasil mematahkan kutukan eksperimen itu dan mereka dapat memulihkan fisiknya. Beruntungnya juga mereka tetap mengalami siklus menua. Raja Izzel sendiri saat ini genap berusia 30 tahun.

“Syukurlah aku merasa lega.” gumam Terfa yang kemudian menghembuskan napas panjang.

“Baiklah karena aku telah menceritakan soal itu, sekarang aku akan masuk pada intinya.” Ujar Putri At.

Kening Terfa kembali mengernyit, “Eh? Bukankah tadi sudah masuk inti cerita?” Tanya Terfa heran.

Putri At terkekeh, “Belum!” ujarnya.

“Inti dari semua itu adalah aku akan mengajakmu untuk mendesain ulang istana ini. Kita akan membuat istana ini kembali nampak hidup dengan warna yang hangat, penerangan yang memadai, dan halaman yang indah. Apa kau mau membantuku?” Tanya Putri At dengan mata yang berbinar-binar.

“Em apa anda yakin mengajak saya?” Tanya Terfa nampak ragu.

“Maksud saya, saya kan hanya pelayan biasa disini. Saya khawatir anda melupakan fakta itu.” Terfa mencoba menjelaskan kekhawatirannya.

Putri At kembali terkekeh. Sejauh ini Terfa merasa sikap Putri At padanya banyak berubah dibanding pertemuan pertama mereka. Putri At juga tak sedingin dan sesinis yang dikatakan orang- orang.

“Aku sengaja memilihmu karena kuyakin seleramu akan sangat bagus.” Jawab Putri At dengan begitu yakin.

“Mulai malam ini, setiap malam kita akan berdiskusi dan membuat desainnya di ruang kerjaku. Adapun pada pengerjaannya nanti, untuk urusan perbaikan bangunan dan pergantian warna dinding akan menjadi tanggung jawab Ef. Kita akan bertanggung jawab untuk memperbaiki halaman.” Sambung Putri At.

Terfa mengangguk paham dan menyetujui usul Putri At. Meski begitu dia tetap meminta agar keterlibatannya dalam perbaikan istana ini dirahasiakan. Terfa juga ingin terlibat langsung dalam menanam tanaman di halaman agar tak membuat pelayan lain merasa bahwa Terfa diistimewakan.

Awalnya tentu Putri At tak setuju, namun tak urung dia akhirnya luluh setelah Terfa menceritakan kekhawatirannya.

“Putri aku lupa menanyakan ini. Apa yang mulia raja menyetujui rencana anda?” Tanya Terfa, dia khawatir jika ini rencana Putri At secara diam-diam yang akhirnya akan membuat Raja Izzel marah.

RizoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang