BAB XVII Berita Pasar Pantai Barat

3 1 0
                                    

Genap satu minggu Terfa tinggal bersama Putri At di wilayah distrik barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genap satu minggu Terfa tinggal bersama Putri At di wilayah distrik barat. Sejauh ini, belum ada orang yang menjemput mereka untuk kembali ke Istana Rizo.

Hal itu tentu membuat Putri At khawatir hingga memutuskan mengajak Terfa untuk mencari informasi tentang kondisi Istana. Sang putri mengajak Terfa pergi memasuki pasar pantai barat.

Saat ini keduanya telah sampai di pintu masuk pasar dengan menggunakan pakaian tertutup. Terfa menggunakan mantel bertudung dengan warna hitam yang dipinjamkan Putri At padanya. Adapun Putri At sendiri menggunakan pakaian jenis serupa dengan warna biru tua.

“Dimana kita bisa mendapatkan informasi tentang istana, At?” Tanya Terfa ditengah hiruk pikuk keadaan pasar

“Kita bisa ikut membeli makan di tempat perkumpulan wanita. Nanti kita juga akan memastikan kembali dengan mendatangi tempat minum para tuan- tuan bangsawan.” Jawab Putri At.

Terfa mengangguk patuh. Dia kemudian berjalan mengikuti langkah Putri At yang berada di depannya. Mereka kemudian memasuki sebuah tempat makan yang jarak antar mejanya begitu berdekatan.

Putri At memesankan makanan ringan untuk mereka dan memilih untuk duduk bergabung di meja panjang bersama para perempuan lain.

“Permisi, apa boleh aku dan kakakku duduk disini?” Putri At berbasa-basi untuk meninta izin.

“Tentu nona.” Jawab seorang perempuan yang nampak sopan.

"Apa kalian orang baru? Aku sepertinya baru pertama kali melihat kalian." Tanya salah seorang gadis lain yang duduk berhadapan dengan Terfa.

Kali ini Terfa yang membuka suara "Benar nona, kami baru saja pindah ke daerah di sekitar Hutan Kromos." Jawab Terfa.

Mereka kemudian lanjut saling berkenalan satu sama lain. Tentu saja Putri At dan Terfa berkenalan dengan memalsukan identitas mereka. Putri At mengaku sebagai Tala dan Terfa sebagai Efe. Mereka mengaku sebagai saudara sepupu.

Para gadis disana juga memperkealkan nama mereka bergantian, sayangnya Terfa cukup payah dalam mengingat banyak nama orang sekaligus. Dia hanya ingat nama gadis yang paling cerewet, Yulan.

Ah, para gadis itu juga menanyakan perihal mata Terfa yang berwana biru. Beruntungnya mereka nampak langsung percaya saat Putri At mengatakan bahwa Terfa memang memiliki kelainan.

"Sebagai orang baru apa kalian tahu tentang berita terpanas beberapa hari ini?" Tanya Yulan antusias. Benar- benar gadis yang hobi bergosip.

"Astaga Yulan, mana mungkin mereka tak tahu!" Ucap seorang gadis berambut pendek.

Yulan berdecak kesal "Ck kau ini! Aku kan hanya memastikan. Bisa saja mereka tak tahu!" Yulan membela diri.

"Kami memang belum tahu nona. Selama disini kami belum banyak bersosialisasi karena sibuk membereskan barang pindahan. Memangnya apa yang terjadi nona?" Tanya Putri At langsung.

RizoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang