Bab XIII Permintaan Maaf dari Raja

5 1 0
                                    

"Yang Mulia!” seru Terfa terkejut.

Dia dengan sigap langsung memposisikan tubuhnya dengan sopan menghadap sang raja. Terfa masih sangat terkejut karena bukannya Putri At tapi malah raja yang datang menyusulnya.

Jika sebelumnya Terfa sudah mulai bisa mengurangi rasa takutnya saat berhadapan dengan Raja Izzel, kali ini dia kembali ketakutan setelah raja mengizinkan sang jendral untuk mencambuknya.

“Maaf.” Ucap Raja yang membuat Terfa kembali terkejut

“Eh?” Sahut refleks Terfa saking terkejutnya.

“Maaf karena membiarkan Rota memberikan cambukan di tubuhmu.” Ujar Raja Izzel memperjelas ucapannya.

Mata terfa kembali membola, dia kemudian mencoba untuk mengontrol emosinga

“Saya tidak menyangka anda akan mengucapkan hal seperti itu. Jika anda tak meminta maaf pun sebenarnya tak masalah karena itu memang hak anda dan saya pribadi merasa sikap saya sedikit kurang ajar setelah mengetahui kebaikan anda dan kedua adik anda.” Jelas Terfa

Terfa sama sekali tak menyangka bahwa Raja Izzel akan mengucapakn kata maaf atas keputusannya itu.

Satu sisi hatinya tentu saja terasa menghangat. Meskipun disisi lain Terfa juga khawatir jika dia mendapat lagi kebaikan raja maka dia akan bertindak agak melunjak di mata orang.

“Aku salah dan aku harus meminta maaf tentu saja.” Raja tetap pada prinsipnya yang merasa harus meminta maaf.

Terfa tersenyum, “Jika begitu maka saya memaafkan anda dan berterima kasih atas kebaikan anda.” Jawab Terfa akhirnya.

Raja mengangguk dan terjadi hening beberapa saat.

“Boleh kita berbicara di dalam?” Tanya raja dengan pandangan mata yang mengarah ke rumah yang ditinggali Terfa sejak malam tadi.

Terfa mengangguk cepat, “Tentu yang mulia. Mari masuk.” Jawab Terfa dengan merasa bersalah karena tak sedari tadi mengajak Raja Izzel masuk.

Terfa kemudian bergerak mengekori raja utuk berjalan ke arah rumah tersebut. Setelah sampai di dekat pintu, dengan sigap Terfa membukakan pintu itu untuk raja.

“Terima kasih.” Gumam Raja saat memasuki pintu yang dibukakan oleh Terfa.

Putri Raja Arkaula itu tertegun namun tak urung seulas senyum terbit di bibirnya. Hatinya terasa menghangat saat kembali diperlakukan dengan baik oleh raja.

Baginya yang seorang pelayan, hal kecil seperti itu tentu menjadi apresiasi tersendiri untuknya.

'Hai terfa! Sadarlah!' Batin Terfa menyadarkan dirinya sendiri.

Mereka kemudian duduk di ruang tengah. Lebih tepatnya raja duduk lebih dulu dan Terfa tentu saja menyajikan minuman dan makanan terlebih dahulu. Beruntungnya rumah ini dilengkapi banyak bahan makanan, seolah memang terawat.

Hanya membutuhkan beberapa menit untuk Terfa bisa menyiapkan semuanya. Dia kemudian dengan cekatan menyajikan minuman dan makanan untuk raja. Raja Izzel pun langsung meneguk minuman yang Terfa sajikan. Sang raja juga memakan beberapa potong kue manis.

“Aku tahu kau memiliki banyak pertanyaan. Katakan sekarang.” Ucap Raja Izzel membuat Terfa terkejut.

Meskipun begitu Terfa tak urung mengangguk, “Terima kasih atas kesempatan yang anda berikan.” Ujar Terfa.

“Pertama mungkin saya ingin menanyakan keberadaan Putri At karena surat dari sang putri lah yang membuat saya sampai berada disini.” Sambung Terfa.

“At akan menyusulmu malam nanti. Dia akan tinggal disini beberapa hari kedepan bersamamu.” Jawab Raja.

Terfa agaknya merasa kurang puas dengan jawaban Raja, “Lantas mengapa anda yang datang sekarang? Apa anda memiliki kepentingan tertentu dengan saya?” Tanya Terfa lagi.

RizoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang