XXXII -Khalila the great-

40 4 0
                                    

"Pagi yang cerah Nikooo, jengkel sekali menunggu td malam. Aku habiskan secangkir espresso tanpa camilan di lobby depan lift. Ga ada yang turun hufftt".

"Diantara semua waktu kenapa jam 2 dini hari baru mengirim balasan chatkuuu??".

"Kukira kamu kenapa-kenapa tapi dari bawah sini kulihat kamu baik-baik saja. Handphone mu rusak?".

Wah! Aku sukses membuatnya marah. Ini seperti hujan tiba-tiba saat hari cerah sama seperti kondisi pagi ini.

"Yes, I know him very well. IDK if he brings my name to your meeting. I don't have any idea. Lalu bagaimana mungkin dia terobsesi denganku? Itu konyol, mungkin dia punya hal lain yang dia inginkan dari kamu Niko. Kamu punya ide itu terkait apa?".

Konyol? Seyakin apa sampai Khalila berkata bahwa konyol jika Mr. Ad aka siluman rubah aka Yusuf terobsesi padanya? Dan dia tak menyangkal mengenal orang itu. Tentu saja! Mana mungkin menyangkal jika akupun beberapa kali melihat sendiri bagaimana mereka tertawa bersama, beberapa kali melihat melihat mereka pergi bersama. Jika sudah menjadi mantan tak boleh sedekat itu dong!

"Tenang saja, aku sudah sangat betah di Balikpapan. Selama aku masih merasa nyaman disini aku akan tetap disini. Meski sampai menyeretku ke Jakarta aku masih punya ribuan cara untuk kembali ke sini. Satisfied?".

Masih belum, masih banyak teka teki layaknya benang kusut yang belum menemukan titik temu.

"Maaf membuatmu meminum espresso tanpa camilan. As I said this project killing me slowly. Your anger freshened me up this morning! Thanks babe!".

"I don't have any idea....sebaiknya ga perlu kita bahas dia hari ini ya. Hanya saja aku juga ingin tahu apa yang ia inginkan dariku. Mari bertemu sore ini babe, aku ingin menebus janji ku kemarin.....".

Aku membalas pesannya sambil termangu sendiri di ruang meeting SHE departemen. Sedari tadi aku sendirian. Ini masih jam 7 pagi hanya beberapa karyawan yang kulihat sudah datang. Kuintip white board dan schedule tim SHE dua orang berangkat field trip, satu orang cuti jadi hanya ada Juni dan Khalila hari ini. Juni memasuki ruangan nya dengan raut heran melihatku yang duduk bersilang kaki diruang meeting nya. Kuceritakan point penting meeting kemarin beserta perlakuan Mr. Ad pada Nadia. Diluar dugaan ku ternyata Juni berpihak ke Mr. Ad terkait Nadia. Itu mengagetkanku. Katanya aku dan Nadia belum benar-benar berakhir meskipun saat ini aku sudah bersama Khalila.

"Bro, gak semua orang bisa berlapang dada jika kamu masih terikat mantanmu. Entah si Advisor itu iba ke Nadia atau itu hanya kartu truf nya untuk menjaga agar Khalila tak benar-benar bisa kamu miliki". Kata Juni.

"Sejarah percintaanmu yang paling panjang episode nya kan sama Nadia, nah Nadia apa pernah mengungkit mantan kekasihnya dulu? atau pernah memuji nya, membelanya? Lu gak pernah merasakan itu bro makanya lu pikir orang-orang yang menuduh lu masih cinta sama mantan, lu anggap mereka kaku, gak asik, dan sebagainya. Kadar peka lu lebih kecil dari kadar tiruan emas sepuhan bro".

Aku mendelik padanya. Kasar kamu Juni! Nada whatsapp ku menggema, kubuka balasan pesan Khalila.

"Oke". Balasnya dan tak lama aku menangkap sosoknya melangkah memasuki ruangan ini. Ada kelegaan kurasakan saat mata kami beradu tatap. Juni memanggilnya dan berkata dia memberikan kami waktu satu jam untuk bicara kemudian beranjak meninggalkan ruang meeting menuju meja kerjanya sementara Khalila yang terlihat bingung mengambil tempat duduk didepanku. Reaksi bingung dan keterkejutannya tampak menggemaskan.

"Kamu sempat tidur? Makan? Gak pusing sepagi ini udah dikantor?".

??? Khalila berkata demikian sambil menyilangkan kedua tangannya didada.

"Tidurku cukup sayang, aku sudah makan dan aku baik-baik saja. Satisfied?". Sahutku pelan sembari sedikit mengejek balasan pesannya tadi pagi. Satisfied? Kalimat satisfied itu yang memaksaku berangkat lebih pagi hari ini. Dia memberiku senyum tipis tapi gestur tangannya yang menyilang itu belum ia ubah. Pertanda masih ada ketidaknyamanan yang melekat dihatinya.

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang