IX -Paradise-

44 5 0
                                    

Derawan is so good! Aku langsung jatuh cinta pada tempat ini begitu menginjakkan kakiku disini. Selfie! That the first things to do! Aku memfoto diriku sendiri dengan kamera yang baru kubeli ketika di Tarakan tadi. Sungguh ini liburan yang aneh, tentu saja karena tak ada baju ganti, tak ada perlengkapan mandi, tak ada kamera! Cukup banyak uang yang akhirnya terpaksa kuhabiskan,, ckck harusnya aku berhemat karena belum juga mendapatkan gaji pertama tapi pengeluaran sudah gila-gilaan. Jangan anggap aku lebay, jujur siapa yang sanggup tiga hari tidak mengganti bajunya? Dan aku tak mau dan tak akan pernah mau sharing perlengkapan mandi dengan siapapun! Kamera? Haha aku ini salah seorang backpacker juga meskipun amatir. Aku perlu dong merekam gambar diriku disuatu tempat berliburku? Theres nothing wrong to figure an odyssey, right?
Tanpa sengaja kupergoki Juni dan Metta sedang beradegan vulgar dikamar, aku pura-pura tak melihat dan sepertinya mereka tak menyadari keberadaanku.
Astaga, thats hot!
Panasnya sampai membuatku malu sendiri hahaha, aku bingung harus kemana. Di kamar lain hanya ada Niko, tak mungkin aku bergabung dengannya.

Naluri petualangku bangkit! Kuputuskan untuk berkeliling sendiri dan memperbanyak foto diri terutama hahaha. Aku tak berhenti untuk kagum akan keindahan tempat ini. Dalam hatiku kuberjanji akan kuajak Mamah dan Papah serta Adrian kesini. Ini tempat sempurna untuk berlibur bersama orang-orang tersayang hahaha. Masih tak habis pikir kenapa Niko bertingkah seenaknya padaku! Membelikan tiket dan membawaku kesini? Apa yang ia pikirkan? Dan tadi di pesawat jelas sekali ia menggodaku, astaga! Aku ingat bagaimana sikap dinginnya ketika Juni berusaha menjodohkannya denganku. Orang dingin itu kemana sekarang? Kenapa berubah menjadi hangat dan menyenangkan? Bahkan menggoda?!
Aku cuma takut, dia yang menyenangkan ini akan kembali menjadi dingin. Aku lebih suka dia yang begini.

Petualanganku seru! Aku mengikuti salah satu rombongan lokal yang akan berangkat ke danau ubur-ubur! Ah aku suka sekali ubur-ubur, sangat lembut dan halus jika di pegang. Aku tergoda ikut rombongan ini semata karena di jadwal Niko tak menyebutkan tempat ini. Mereka lebih banyak ingin snorkeling apalagi mereka juga sudah pernah kesini. Dari Metta kudengar Niko pernah dengan gila-gilaan menyewa beberapa watervilla untuk perayaan ulang tahun kekasihnya. Luar biasa, tempat ini mahal lhoo! Sebegitu sayangnya kah ia kepada kekasihnya? Entah itu sayang atau bodoh!? Masih pacar loh ya!! Ah entahlah apa peduliku! Kenapa juga aku peduli? Dan kenapa juga aku mikirin? Kalau dilihat dari fotonya ya memang sih cantik banget. Tinggi semampai, putih dan bergaya! Cocok deh jadi artis! Beda sama aku, Khalila yang malang nian! Baru pacaran sekali trus ditinggal dan sekarang susah move on dengan alasan yang ga jelas! Udah gitu belum bisa dapat penggantinya! Dan sekarang lagi punya perasaan aneh ke cowok yang ga jelas juga suka apa enggak! Ah sudahlah, tapi perasaan aneh ini apakah nanti bisa hilang sendiri?

Done!

Memori kameraku langsung terisi foto diriku dan juga foto yang ku jepret di perjalanan tadi. Hanya saja kacamata ku terjatuh sewaktu aku mau menangkap seekor ubur-ubur. Keseruan hari ini bertambah karena rombongan yang ku ikuti penuh dengan anak- anak muda komunitas photo yang tentunya lebih mementingkan hasil jepretan daripada hal lainnya. Kembali ke watervilla matahari sudah tenggelam. Aku terpana lagi melihat pemandangan sekitar villa yang tak kalah eksotis dimalam hari. Lampu-lampu menambah suasana menjadi romantis tak lupa ku ambil kameraku, dan jeprat jepret lagi hahaha.... Hal pertama yang ingin kulakukan adalah mandi! Sungguh capeknya baru terasa sekarang. Kuharap selesai mandi aku akan merasa lebih segar. Suasana villa sepi, kemana ketiga temanku? Aku baru akan melangkah keluar untuk mencari mereka ketika berpapasan dengan Niko yang terlihat kacau dan mengerikan! Ini sisi lain dari seorang Niko. Niko melangkah masuk menuju arahku hingga aku mundur masuk kembali ke dalam. Dibelakangnya kulihat Metta dan Juni juga melangkah masuk.

"Kamu kemana aja? Kamu sadar ga sih kamu bikin aku khawatir? Pergi ga bilang-bilang!". Niko memarahiku sembari mengurungku dengan tangannya. Aku ingin menjawab tapi suaraku tak bisa keluar. Aku gugup diperlakukan begini, bukan gugup tapi geer! Dia mengkhawatirkanku? Oh please jangan bodoh Lila!
"Aku ga mau disalahin klo ada apa-apa sama kamu! Lain kali kalo mau kemana-mana ngomong! Handphone juga ga aktif, ga usah punya handphone kalo ga di pake juga!" tambahnya.
Ah benar, dia hanya takut disalahkan. Bodohnya aku yang sempat geer! Arrhhggrttt wake up Lil!

"Gue udah ninggalin pesen, tuh gue tempel di pintu kamar lu pada".

Balasku tenang. Aku agak marah sebenarnya, melihat reaksi awalnya yang membuatku gugup dan berharap lebih. Dan aku melangkah melewatinya. Rasanya didalam hatiku sedikit terluka. Terluka karena imajinasiku sendiri, hikkss.

"Kalau kamu ingin kesana kamu kan bisa bilang sama aku, aku akan bawa kamu kesana". Tambah Niko setelah membaca note dariku disecarik kertas yang kutempel di pintunya. Kata-katanya sedikit membuat hatiku berdesir lagi.

"Sorry". Kataku sambil menatapnya. Seketika aku langsung sadar bahwa kalimat itu seakan aku merasa hanya dia yang khawatir.

"Sorry udah bikin kalian semua khawatir" ralatku. Huhuhu, aduh momen ini membuatku salah tingkah. Aku melihat senyum di wajah mereka, ah bukan mereka, tapi Niko.

"Apa bagusnya ubur-ubur".
Ucapnya disertai senyum mengejek seraya menjitak kepalaku. Aku tak tahu apa karena lapar atau saking gugupnya hingga aku merasa limbung dan hampir jatuh.
"Hati-hati Lil,,"'Serunya kemudian.
"Kayaknya gua kelaparan, tadi siang cuma ngemil". Selorohku menahan malu, padahal tadi aku makan nasi kuning begitu lahapnya bersama rombongan. Dan celakanya kejadian ini mengundang pasangan pembully di belakangku untuk beraksi.
Setelah makan malam kami berempat duduk di teras kayu sambil mengobrol memandangi lautan. Juni dan Niko mengorek info tentangku ke Metta, sungguh tak sopan! pikirku tapi aku sedikit tenang karena Metta tak begitu tertarik meladeni mereka, dan info yang mereka dapat tak begitu banyak hahaha. Yang membuatku jengah adalah saat mereka membahas bagaimana mereka melihat reaksi Niko yang berlebihan tadi.
"Gue udah bilang ke Niko kalo lu itu pasti baik-baik aja, lah lu aja dulu pernah kesasar pas KKN tapi buktinya lu masih hidup sampe sekarang". Metta memulai aksi membully nya.
"Gue baru denger ini, tadi lu pada ga ada yang ngomong kaya gitu'' sahut Niko santai.
"Lagian lu ngapain sih kok sebegitu tergila-gilanya pengen ketemu ubur-ubur?". Tanya Niko padaku.
"Tadi pas gua buka map nya derawan gua baru tahu klo ada tempat yang banyak ubur-uburnya". Kataku.
"Cuma pengen mengatasi rasa penasaran". Lanjutku.
"Kok ga ngomong?". Tanya Niko.
"Dia udah ngomong sama gue". Jawab Metta yang membuat Metta dan Juni tertawa terkekeh dan melakukan tos! Kulirik Niko yang pasrah sambil menggelengkan kepala dan mengomel.

"Kacamata lu ganti?". Tanya Niko padaku. Yang sontak membuat Juni dan Metta kompak bersorak.
"Ciyee perhatiaannya,,,,!".
Niko baru saja ingin melempar kedua orang itu dengan jaketnya namun mereka berdua sudah pergi meninggalkan kami berdua.

"Tadi jatuh waktu mau nangkap ubur-ubur". Jawabku
"Baru beli, lah ukuran minusnya gimana" tanyanya lagi.
"Mata gue baik-baik aja, ga minus, kacamata buat ngelindungi dari debu''. Sahutku yang membuatnya terkekeh.
"Lu sama banget kayak Juni! Gua heran apakah anak safety pada takut debu semua... Hahaha". Ejeknya.
Aku hanya merengut.

"Ciyeee romantisnyaaa....!". Lagi-lagi Metta dan Juni bersorak. Seketika aku dan Niko melempar pandangan ke arah mereka. OMG, pemandangan tadi siang terulang lagi. Mereka tampak hot berpelukan dan berciuman mesra dipojok sana.
"Ohh please! Get a room!". Bentak Niko sembari membawaku menjauhi pasangan aneh yang hanya tertawa setelah di teriaki Niko. Kami berdua berjalan menelusuri jembatan kayu. Begitu asyiknya kami bercerita hingga tak sadar akan waktu. Melirik jam tangannya sekilas, Niko memakaikan jaketnya padaku kemudian menarik tanganku mengajakku kembali ke villa. Walaupun kemudian ia melepasnya sembari bilang maaf. Entah dia terbawa suasana malam yang begitu dingin ini atau apa aku tak tahu. Tapi sungguh ini adalah momen penuh kegugupan bagiku. Entah harus bahagia atau tidak tapi aku hanya berusaha menikmati saat-saat ini. Oh God! Momen ini membingungkan dan menyenangkan,, Ini seperti adegan romantis di drama korea yang pernah kutonton. Niko please jangan membuatku berharap lebih bisik hatiku...

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang