XXIX -Kembali ke titik nol-

24 3 0
                                    

Terlihat sangat jelas! Misteri sosok advisor Dwijaya yang menghebohkan kantor akhirnya terjawab. Saat ini orang itu sedang menuruni lift. Dia melihatku dan melambai padaku. Big No!! Adrian!! Aku berlari masuk keruangan ku kemudian menelepon nya.

"Ngapain lu disini?".
"Memantau calon vendor. Kenapa bertanya?".
"Hello, gue kerja disini loo! Apa gak ada kandidat lain?".
"Ada, tapi pilihan nya mengerucut jadi dua doang. Perusahaan lu ini salah satunya. Oh iya, mereka yang mengejar gue bukan gue yang ngejar mereka lho ya, business is business!".
"Bisa gak Utama Grup di banned aja, alasan apa kek?".
"Ha! Ngawur! Niko mu itu akan kehilangan kesempatan nya untuk membuktikan diri kalau Utama Grup gue banned".
"Trus si Advisor itu elu? Gue udah curiga pertama kali lu bilang mau ikut tinggal di Balikpapan ckckck kok gak asyik betul sih!"
"Ya kali gue mau lama tinggal disini, urusan kelar gue cabut lah".
"Astaga sungguh-sungguh mubazir semua yang sudah elu beli".
"Ya kalo lu mau kan lu bisa ambil".
"Ihhhhh!!!".
"Gimana rasanya gak didengar? gak enak bukan?".
"Kaaakkkk!!".
"Giliran terdesak baru manggil Kak! Hah! Hapal banget sama kelakuan lu!".
"Misi lu apa sihhh?".
"Seleksi calon adik ipar".
"Ngapain??? Dulu Yusuf gak di giniin loh!".
"Iya dia gak gue ribetin karena gelagat nya anak baik-baik. Lah elu sekarang lagi dekat sama Niko yang notabene kelakuannya kurang lebih gue!".
"Ihh jangan-jangan ini karma elu tau Kak! Makanya kalo pacaran itu jangan dibuat main-main, adik lu belum di mainin aja lu udah kebakaran jenggot ckckck!".
"Balik kerja main ke tempat gue ya, ada sesuatu yang perlu elu lihat".
"Apa an?".
"Hasil meeting hari ini".
...............................
Adrian turun gunung! Itu bukan pertanda baik.

Jika Niko sudah bertemu Adrian kemungkinan apa kira-kira yang akan terjadi?

Niko merasa dibohongi olehku? No, aku tak membohongi nya, aku tak pernah membicarakan keluarga ku padanya.

Niko merasa ditipu? Aku melamar pekerjaan karena aku memang butuh! Kan aku pergi dari rumah dan dibawah ancaman jika tak dapat kerja harus cepat balik hmm.

Niko merasa dipecundangi? Bisa iya bisa juga tidak! Dia pernah menyombongkan kekayaannya hehehe tapi aku kan tak merespon ckckck.

Apakah Niko akan marah padaku? No, no dia tidak berhak memarahi ku karena dia juga tak pernah menanyaiku kan? apa aku menjadi sok misterius? No! Di CV ku kan aku jelas menulis silsilah keluarga tanpa kebohongan sedikit pun. Pekerjaan orang tuaku waktu itu kutulis peternak ikan. Tapi kan betul, Papah sekarang hobby nya ngurusin ikan, ikan arwana hihihi. Aku akan memarahinya balik jika berani memarahi ku atas apa yang tidak kuperbuat lagipula akupun tak pernah terlibat dalam bisnis kakakku.

Tapi jika Niko tahu hubungan ku dengan Dwijaya Grup? apakah aku akan dipecat? No! aku baru menikmati dunia ku yang baru, aku menikmati berangkat kerja setiap pagi, berinteraksi dengan banyak orang, menikmati makan siang dengan teman kantor, bergosip, punya grup chatting. Aku tak mau kehilangan hidup yang sempurna seperti ini.

Sampai sore Niko tak terlihat. Sudah waktunya jam pulang tapi dia tetap tak menampakkan dirinya. Seberapa kuat pukulan yang dilayangkan Adrian padanya? Kakakku itu bukan orang yang mudah ditaklukkan. Kelemahannya hanya pesona kecantikan dan keanggunan seorang wanita. Nadia? Apakah dia di umpan kan untuk mengalahkan Adrian? Rasanya tak mungkin Niko akan se bengis itu menjadikan mantan kekasihnya sebagai jaminan proyek. Namun mendengar ocehan orang-orang tentang Nadia yang sempat sembunyi sejenak di toilet lantai empat cukup mengganggu ku. Ditambah Niko yang tak kunjung turun ataupun menghubungi ku. Aku merasa cukup di abaikan sekarang. Seperti hal yang tak menyenangkan telah terjadi di lantai atas. Betul kah yang dikatakan orang-orang, jika Niko tak pernah bisa melepaskan Nadia? Lalu bagaimana denganku?

Cukup lama menunggu nya tapi dia tak juga datang, aku memutuskan segera menuju parkiran motor dan pergi meninggalkan kantor. Bermacam pemikiran berkecamuk yang kemudian mengarahkan ku ke apartemen Kakakku.

"Lama amat lu, gue tungguin dari tadi".
Aku menghampiri nya merangkul lengan kanannya.
"Kak, tadi Niko lu apain? Sampai sore dia gak turun loh!".
"Dipingit dia diruangannya?".
"Sejauh manakah Kakakku ini memberikan test nya hari ini?".
"Sejauh jarak zaman Singosari dan debut idol Kpop idola lu".

Aku shock. Astaga! Itu bukan hanya sekedar pukulan! Jangan-jangan Niko juga di tendang, di gunduli, di seret-seret dan dijadikan figure auction! Haruskah aku menghubungi menanyakan keadaan nya? Tapi bukankah itu akan tambah menghancurkan harga dirinya.

"Apa yang mau lu kasih tau?". Tanyaku perihal perkataannya tadi siang.

"Ini". Katanya sambil menjulurkan laptopnya padaku. Aku mengambil laptop itu dan membawanya ke sofa panjang di pojok ruangan dengan pemandangan laut yang mulai kehilangan pantulan warna biru nya. Hmm sebuah blog? Aku disuruh kesini untuk membaca blog? Ingin protes tapi mataku tertuju pada sosok indah di pojok kanan blog itu. Sebuah potret hitam putih yang menonjolkan estetika empunya foto, Nadia! Mataku langsung sigap membaca setiap detail nya. Tak cukupkah Tuhan menganugerahinya kecantikan dan keanggunan? Sampai tulisan-tulisan nya pun begitu indah. Rangkaian kalimat patah hati yang begitu puitis. Ungkapan ketidakmampuan, ketidakpastian, ungkapan kekecewaan serta rendah diri. Semua nya berporos di satu titik. Satu orang, orang yang sama yang juga telah perlahan mewarnai hari-hari ku. Dia menyebutkan seorang itu NAU, aku menyebutnya Niko Adji Utama.

Tak cukup sekali, aku mengulang membaca nya lagi dan lagi. Mencoba memposisikan diriku sebagai Nadia. Perlahan air mataku menetes dari setitik kemudian menjadi luapan tak terbendung. Aku menutup laptopnya dan mengambil handphone ku untuk mencari akun instagram Nadia. Melirik postingan terakhir nya. Ini demi meyakinkan ku akan sesuatu. Dan aku menemukan nya diantara ribuan orang yang menyukai postingan itu. Niko menyukai postingan itu! Postingan sebelumnya juga, bahkan hampir setiap postingan! Air mataku berhenti layaknya kendaraan di lampu merah. Berganti senyuman kekecewaan dan juga suka cita.
Kecewa? tentu aku kecewa!

Saat kami field trip pertama kali saat itu Nadia memposting sesuatu dan Niko menyukai postingan itu juga, sama dengan waktu liburan! Bahkan saat dia diangkat jadi direktur Nadia memposting foto kemudi kapal dibarengi caption ungkapan turut berbahagia atas dimulai nya era yang baru. Dan Niko lagi-lagi menyukai postingan itu. OMG!! Si Niko ini bodoh tolol dan egois!
Tanpa sadar dia membuat Nadia akan terus terikat dengannya! Di momen-momen aku merasa bahagia karena mendapat sedikit atensi darinya, bahkan di momen itu tak sedikitpun dia melupakan Nadia.

Suka cita? entah ini tulus atau sisi hipokrit ku saja! aku senang karena Nadia ternyata tak bertepuk sebelah tangan! Hanya si lelaki bajingan itu yang karena kebodohan ketololan dan keegoisannya tidak menyadari bahwa didalam hatinya dia merasakan hal yang sama! Niko sialan!!

Adrian mendekati ku dan duduk di samping ku. Perlahan merangkul ku membisikkan kata-kata mutiara penyemangat patah hati.
"Ada lagi gak Kak?". Tanyaku.
"Apa?". Katanya.
"Bab selanjutnya, gak mungkin lu nyuruh gue kesini cuma buat baca blog kan?".
"Oh, ini". Katanya memberikan pulpen yang di buka tutupnya.
Hmm USB pikirku. Adrian memang tak pernah setengah-setengah! Dia merekam momen tadi siang!! Luar biasa Adrian!!

Aku mendengar kan rekaman itu dengan kondisi hatiku yang juga berkecamuk. Semua perkataan Niko tentang ku saat ini tak ber efek apapun lagi. Hambar, perasaanku padanya sekarang hambar. Sampai saat ini pun ternyata tetap hanya ada Nadia di pikiran nya. He broke me in pieces!

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang