XXX -Her Pandora Box-

34 3 0
                                    

Diatas langit masih ada langit. Jangan pernah lupakan pepatah itu kawan! Aku seorang mahluk bumi yang sombong ini bersifat langit sampai melupakan kakiku yang masih membutuhkan bumi untuk pijakan. Orang itu menamparku keras, telak berulang-ulang kemudian menyadarkan ku. Aku yang merasa superior selama ini, tiba waktunya dominasi ku runtuh. Orang itu sainganku, Siluman rubah picik berekor sembilan, aku belum mampu menembus benteng kastil nya. Dia meninggalkan ku tadi siang dengan satir dan bengis tanpa belas kasihan. Jika memang orang itu Yusuf, kuanggap semesta telah menyelamatkan Khalila dari siluman rubah karikatural itu.

Tak habis pikir bagaimana dia selancang itu menyajikan urusan pribadi ku dimasa lalu saat kami membahas hubungan bisnis? Iya memang Nadia yang mengawali pembahasan yang mengarahkan ke urusan personal namun sangat tidak bijak seorang advisor dari perusahaan besar terus menguliti isu diluar pembahasan bisnis sungguh disayangkan!

Tunggu! Kenapa dia sangat ikut campur dengan urusanku dan Nadia? Dan juga Khalila? dia sangat melenceng dari kode etik sebagai seorang mantan kekasih! Belum move on kah? Heh! Menyedihkan! Kelemahannya dan kekecewaannya karena belum move on membuatnya menjadi picik. Dia sama sekali tak mempunyai hak mencampuri urusan Khalila lagi juga tak berhak menggali lagi masa lalu dan luka orang lain.

Apa tadi dia bilang membawa Khalila kembali ke Jakarta bukan masalah besar buatnya? Waaah kesombongannya sungguh mendarah daging!! Jengkel sekali mengingat kalimat itu!
kenapa harus aku? Katanya aku ini rambu kuning lalu lintas yang mengharuskan seseorang berhati-hati! Pena ditanganku ini kugenggam sangat erat, andai saat ini orang itu ada didepanku, ingin rasanya ku tancapkan pena ini ke arteri karotisnya!

Yang paling menusuk hatiku adalah saat ia bertanya

"Seberapa banyak anda mengenal Khalila? Anda tahu keluarganya? Anda tahu hobby nya? Makanan favoritnya? Anda tak tahu apapun Pak Niko! Dan saya menolak anda untuk mengenalnya lebih jauh!".

Aku memang belum mengenal Khalila terlalu jauh, kuakui aku belum tahu banyak. Aku baru memulainya, kami baru menapaki garis start dan kami ingin memulai perjalanan bersama dan kehadiran siluman rubah ini sungguh mengganggu.

Bagaimana bisa dia mengambil kesimpulan bahwa hatiku masih belum teralihkan dari Nadia? Apakah bentuk perhatianku dan perlindunganku atas perundungannya adalah bentuk cinta? Come on!! Dia hanya masa lalu ku, apa bisa aku mengubah masa lalu? Apa bisa aku diam saja melihat Nadia yang tergagap menahan emosi saat perasaannya dan kisah nya diremehkan oleh orang asing yang sangat sok tahu dan sok bijak terhadap kisah orang lain?

Huh kemungkinan dia memang Yusuf dan dia menjadikan urusan bisnis ini menjadi personal! aku mengangguk sendiri, memastikan sendiri sembari menggerutu.

Malam ini aku masih begitu emosi mengingat semua intimidasi dan klaim nya atas Khalila sebagai orang yang sangat berharga dihidupnya, lancang sekali! Beratnya nafasku mengingat orang itu Arrrggghhttt!!!

Semakin larut dan hampir menuju dini hari kuputuskan pulang kerumah orang tuaku. Tak sudi rasanya berada dalam radius beberapa meter dari rubah itu jika aku pulang ke apartemenku malam ini. Kuambil handphone ku di laci, mengintip Instagram Nadia, sedikit penasaran apakah kejadian tadi siang mengusiknya. Dia melankolis, sekecil apapun insiden yang menimpanya, ia akan membagikan hal itu di jejaring sosial medianya. Sebagai publik figur kuakui dia kelewat terbuka atas kisah hidupnya untuk menjadi konsumsi orang banyak. Benar saja, dia menuliskan sesuatu di feed Instagram nya

"Will heartbreak last forever? hope time is the best medicine.....".

Hufft, rupanya hari ini dia terkena pukulan telak dari sang siluman rubah itu!
" I feel you, Nad!"
batinku menyemangatinya sembari memberikan reaksi suka atas postingannya. Kalian tahu kan kebiasaan susah diubah, yup, kebiasaanku memencet ikon love atas postingannya masih belum bisa kuatasi anggap saja ini sebagai bagian kecil tidak memutus tali silaturahmi meski sudah tak memiliki hubungan lagi. Heran jika kebanyakan orang diluar sana menganggap hal ini spesial lalu kemudian menganggap aku masih punya rasa. Sungguh orang-orang yang kaku!

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang