XXV -Ikan yang tertawan part II-

21 3 0
                                    

"Bisakah aku menempati ruang kosong dihatimu?".

Antara terperangah terkejut dan gugup mendengar kalimat itu, kalimat itupun terus terngiang bahkan bergema tak henti di kepala ku. Aku yakin wajah ku kembali memerah kali ini setelah tadi seperti setengah bermimpi saat dia menghampiri ku. Aku yang sedang nelangsa duduk di kursi depan rumah tak menyangka akan kejutan sore ini.
"Ayo ikut aku! Aku ingin mengajak mu keluar! OMG! ini mengalahkan getaran terapi kejut listrik! Tanah yang ku injak serasa bergetar padahal bukan gempa, lagipula Kalimantan kan jarang ada gempa. Aku malah menyahutnya membawa-bawa alasan menjelang magrib karena saking gugup dan bingung nya harus berkata apa. Dan jujur aku tak sanggup menatap matanya seperti yang ia lakukan saat ini.

Ingin menjawab tapi bibirku terkatup rapat. Massa tubuhku serasa seringan kapas saat ini. Bolehkah aku meminta sedikit setting yang lebih sempurna untuk momentum bersejarah ini? Lihatlah dia dengan setelan nya yang rapi, walaupun itu yang ia kenakan tadi dikantor tapi tetap sangat rapi. Kemudian lihat aku baik-baik. Aku mengenakan celana training marun dan baju oversize warna hitam dengan gambar jari tengah besar di bagian depan serta tulisan mini 'love is for sucker' di bagian belakang. Kemudian lihatlah bagaimana dia menata rambutnya dengan baik, dan aku? rambutku hanya ku gelung dengan karet pembungkus nasi goreng yang kumakan semalam. Sungguh suasana ini terlalu kontras. Tak bisakah ia mengatakan nya dengan dinner romantis atau sembari bergandengan di pinggir pantai?

"Sekarang giliran mu bicara....". Katanya lagi.

Aku menarik nafas pelan, berkata lirih

"Aku punya permintaan....".

Dia menatap ku lekat, ku tundukkan wajahku sembari menatap wajahnya.

"Bolehkah momen ini kita ulang besok".

Matanya melebar.
"Tadi aku sudah mengajakmu keluar, tapi kamu yang memilih disini". Sahutnya setengah ketus tapi dengan sorot mata yang lebih lembut dan teduh.
"Pegang tanganku, ambilah seluruh hidupku juga karena aku tidak bisa tidak jatuh cinta padamu. Aku baru saja mengutip Elvis Presley, kamu mau aku nyanyikan lirik nya?".

Kok?
"Kamu nembak atau apa? kok nyebelin?". Sahutku.
"Kamu lebih nyebelin, daritadi gak kasih jawaban malah ngajak bercanda, kamu apa gak mikir aku segugup apa?". Jawabnya seakan tersulut emosi tapi dengan raut wajah menggemaskan dan astaga dia tampan sekali sore ini. Tak mau merusak kesempurnaan sore ini, aku tak menjawabnya melainkan mendekati nya dan mencium pipi kanannya sambil tersenyum sambil pula menahan rasa gugupku. Matanya sekarang bersinar dan seulas senyum menghiasi wajahnya yang tampan itu. Dia menarikku ke pelukannya, erat sekali dia memelukku, menggenggam tanganku dan menyanyikan lagu Elvis itu di telingaku...

"......
Take my hand
Take my whole life, too
For I can't help falling in love with you
For I can't help falling in love with you
......."

Cukup lama kami begini sampai aku melupakan toples kaca yang tadi dia berikan padaku. Entah apa maksudnya memberikan toples kaca itu padaku. Toples kaca yang didalamnya sudah terisi air dan dilengkapi batu hias kecil serta ornamen ikan layaknya mini aquarium. Apa dia benar-benar menganggap aku ini ikan? Jika benar begitu, nampaknya kami benar-benar terjerumus dalam kisah ikan hehehe tapi setidaknya ikan lah yang membuat Legolas ini berada disampingku sekarang.

Aku masih tersipu malu dengan apa yang terjadi sore ini, sungguh jauh sekali dari bayanganku yang mengira dia hanya mempermainkan ku. Kami berdua pun terkekeh membahas momen barusan. Itu sangat alami canggung dan lucu sekaligus sangat romantis... hanya kostum ku saja yang sama sekali tidak cocok dengan nuansa senja ini. Sampai detik ini senyuman genit masih menghiasi wajahku dan wajahnya juga. Jika ini mimpi aku tak mau cepat terbangun. Jika punya kekuatan super aku akan menghentikan waktu agar bisa berlama-lama ada di dekapan nya berbincang tanpa jarak menikmati desir hangat yang menjalar tanpa henti.

Selama tinggal dirumah tante Suci baru kali ini aku merasa tak senang namaku dipanggil. Kenapa juga harus sore ini tante Suci memanggil ku kan bisa sore-sore yang lain hehehe maklum kan aku sedang menikmati euphoria baru jadian.
"Lila....ngapain toh maghrib-maghrib malah diluar? temannya ajak masuk!".
Aku tersipu kemudian bergegas mengajak Niko masuk ke rumah. Ke rumah loh ya, bukan ke paviliun tempatku hehehe belum waktunya hehehe.....
"Saya pacarnya, bukan temannya tante".
????
Jawaban Niko yang tak terduga ini kembali berhasil mengundang para kupu-kupu mengerubungi ku, kenapa? soalnya saat ini aku sedang mekar-mekarnya ckckck ternyata hal se receh ini mampu mengubah dunia, dunia ku maksud nya.

Niko berkenalan dengan tante Suci. Berkata bahwa dia rekan sekantor ku yang sekarang resmi menjadi kekasih ku. Melihat dia yang begitu luwes bicara dengan tante Suci aku jadi membayangkan bagaimana dia akan menemui ibuku kelak. Astaga, baru juga jadian Lila!!! bisa-bisanya langsung berekspektasi setinggi itu! Kembali berbincang berdua saja dengannya. Dia mengungkit sedikit tentang Yusuf. Astaga Yusuf yang perlahan terlupakan hihihi malu-malu kubilang kalau aku sudah tak perlu Yusuf lagi. Aku si ikan ini sudah tertawan. Orang didepan ku lah pemilik ku sekarang. Lagi-lagi ikan hmm!

"Aquarium mini nya gak usah di isi ikan ya. Air nya harus diganti dua kali sehari. Taruh ditempat yang aman biar gak kesenggol".

"Iya".
"Iya apa?".
"Iya Nikoooo".
"Kok Niko?".
"Jangan bilang kamu minta dipanggil sayang!".
"Salah?".
"Bukan! aneh,, duh gimana ya, aku bukan tipe kayak gitu sih yang manggil pacarnya sayang, honey bunny gitu".
"Hahahahaha....".

Eh dia malah tertawa kukira dia akan marah.
"Oke, it's up to you sayang". Katanya yang berhasil membuat ku salah tingkah lagi. Aku kenapa sih astaga, tak bisakah sedikit menjaga image?
Sekitar jam 8 malam dia pamit pulang. Layaknya melepas ksatria yang akan berperang aku mengantar nya sampai ke pagar kemudian tersenyum semanis mungkin serta melambaikan tangan ketika dibunyikan nya klakson mobilnya. Sweet pake banget! all my trouble seem so far away kata Beatles! Dia menceritakan tentang Nadia yang kekantor hari ini semata karena kerjasama. Besok pun dia masih kekantor untuk menemui seorang advisor dari Dwijaya Grup. Advisor? sejak kapan Dwijaya Grup punya advisor? Akan kutunggu besok, aku juga penasaran akhirnya.

Malam kuhabiskan dengan saling berkirim pesan whatsapp bersama Niko. Aku layaknya anak balita yang diajak bermain cilukba. Tak berhenti tertawa dan ceria sepanjang malam. Jika ada orang yang melihat pasti menganggap ku gila karena tak berhenti bercengkerama dengan handphone hehehe.

Besok itu sepertinya matahari nya akan beda deh hihihi.....

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang