V -Field Trip-

48 4 0
                                    

Ini field trip pertamaku. Kata Pak Juni, bosku, jadwal kerjaku reguler. Tapi tiap bulan wajib field trip selama seminggu dan dapat bonus libur sehari setelahnya. Nah spesial kali ini karena masih orientasi, jadi field trip nya cuma dua hari jadi setelah pulang dari field trip ini aku libur dulu, baru senin minggu depan akan mulai kerja normal. Oh iya, orang tuaku langsung shock begitu tau aku diterima kerja. Hahaha mereka selama ini berpikir bahwa aku kesini semata- mata melarikan diri. Setelah tau niatanku seserius ini mama langsung histeris dan terus memintaku sering pulang.

Kulihat Pak Juni diseberang sana melambai padaku, ada Pak Niko juga atau Niko saja. Dia menyuruhku memanggilnya begitu. Tapi rasanya aneh, karyawan baru yang sok akrab! Haha. Mobil jemputan kami sudah datang. Pak Juni mengambil tempat duduk didepan disamping supir kami. Aku dan Pak Niko duduk dibelakang. Kulirik dia tapi dia sedang asyik dengan handphone nya. Hahaha aku tak bisa lupa di hari pertamaku masuk kerja. Sungguh pertemuan dengannya lah yang membuatku gagal fokus. Aku terlalu terpesona, hingga setiap yang dia katakan membuatku hanya bisa menjawab dengan singkat.

Hahaha baru kali ini pesona seseorang bisa begitu mempengaruhiku. Hingga akhirnya aku sadar bahwa aku telah menjadi lawan bicara yang membosankan dan kaku. Namun gelagat keakraban yang kulihat antara Pak Juni dengannya membuatku membuat terlalu cepat mengambil kesimpulan bodoh sehingga aku sering salah tingkah bila bertemu dengannya dikantor. Ketika tak sengaja kami bertemu pandangpun aku langsung secepat kilat mengalihkan pandanganku. Aku tak ingin lagi mengaguminya, tak ingin lagi terpesona dengannya. I thought he was gay! Puncaknya kemaren malam aku berani kurang ajar padanya. Dia yang mengambilkan sepatu untukku tapi menghadiahi kalimat yang sedikit menyinggungku.

"Bukankah enak jika punya postur tinggi!".

Ah jengkelnya aku, ditambah lagi sebelumnya aku jengkel karena terpesona padanya tapi dia tidak menunjukkan gelagat terpesona juga padaku. Tapi benar juga bagaimana dia mau terpesona padaku jika aku begini. Tak cantik, ga bisa dandan dan berkacamata. Tapi kacamata itu bisa mencegah debu loh! Safety, right? Hingga tanpa sengaja aku menyinggungnya dengan kalimat "Bapak dan pak Juni" dan reaksinya diluar dugaanku. Dia seperti pembaca pikiran yang tangguh, dia tahu apa yang kupikirkan. Berulang dia meyakinkanku bahwa dia bukan gay. Dia mengomeliku, mengikutiku, dan yang membuatku gugup, dia menarik tanganku. Seperti tarikan tangan sepasang kekasih yang sedang bertengkar! Hahaha, dan sialnya dia memintaku menemaninya mencari sepatu untuknya. Dan lebih sial lagi, ternyata mencari sepatu untuknya lebih ribet daripada mencari sepatu untukku sendiri. Setiap sepatu yang kusarankan selalu saja ada kurangnya. Warna tak cocok terlalu mentereng modelnya terlalu rame! Astaga!

Tapi untungnya berakhir dengan makan malam yang indah,, hahaha salah, tak indah sama sekali hanya makan malam yang mengenyangkan.
Satu hal yang kuingat adalah aku suka caranya menarik tanganku. Dia terlihat sempurna layaknya memperagakan adegan yang ada di drama yang sering kutonton. Tapi tetap aku harus lebih berhati-hati, tak ingin terjerumus dalam pesonanya terlalu jauh. Anggap itu traktiran biasa atas terimakasihnya!

Tak lama kami sampai di dermaga, waah aku tak mengira akan naik speedboat! Ini pengalaman pertama bagiku. Setelah perjalanan hampir satu jam dimobil yang membosankan, disamping laki-laki maniak handphone, tak bicara hanya asyik memencet screen handphone tanpa peduli sekitar, anti sosial! Hanya suara Pak Juni saja dari tadi yang terdengar. Dia seperti radio, berkicau tanpa henti. Untung supir kami orang yang ramah dan humoris dan banyak bicara juga sehingga bisa mengimbangi ocehan Pak Juni.

Waaaah ternyata sangat menyegarkan berada di boat terbuka! Kupakai baju pelampungku dan menaiki boat. Lagi, aku duduk di sebelah Pak Niko. Kali ini dia tak sedingin tadi. Dia sudah ikut terlibat dalam obrolan. Perjalanan ini menyenangkan! Aku langsung jatuh cinta pada boat. Pak Niko bercerita, dia paling tidak suka field trip, katanya dia gampang capek, dia akan menghabiskan dua atau tiga jam pijat refleksi setiap selesai field trip. Ah manja sekali dia, mungkin orang ini tak punya jiwa petualang sejati di dirinya. Tak seperti Pak Juni dan aku, kami menyukai ini. Ditambah lagi area kerja yang kami datangi tak sejauh seperti area kerja lokasi off shore tempat magangku dulu sewaktu kuliah. Aku sama sekali tak keberatan tiap bulan jalan kesini! Ada sekitar hampir 100 an karyawan disini. Rotasi kerja mereka 2:2 atau dengan kata lain 14 hari bekerja disini dan 14 hari libur. Nantinya tugasku pada saat field trip adalah memastikan prosedur K3 dijalankan dengan baik dan memonitor dan mengevaluasi jika ada resiko unsafe act dilapangan.

Malam ini kami memutuskan menginap dilokasi kedua. Area ini tak begitu jauh dari pemukiman warga sekitar. Suasananya sama saja seperti lokasi pertama tadi, hanya bedanya kali ini di muara sungai. Kami mendapat tempat istirahat berupa penginapan sederhana dekat pemukiman warga sekitar.

"Pernah berpikir tidur ditempat seperti ini?".
Pak Niko bertanya setengah berbisik padaku.
"Saya tidak keberatan sama sekali, saya ini mandiri Pak".
Ia mendelik, kalimat mandiri yang kutekankan itu rupanya agak mengganggunya hahaha...

"Hey, kamu masih berpikir bahwa aku gay?".

Ha? Kemana arah pembicaraan ini?

"Saya tidak terlalu memikirkannya Pak".
"Bagus, karena jika kamu masih memikirkannya, aku tidak sungkan membuktikannya sama kamu".

Bola mataku membesar, setelah berkata demikian ia berkedip padaku dan berjalan sambil tertawa melewatiku. Astaga, dia mengerjaiku. Dia suka reaksi kagetku!

Kamar kami bersebelahan. Karena ini penginapan biasa, sederhana pula, masih kudengar tawa keras dari kamar sebelah. Apa yang mereka tertawakan? Tak kusangka orang-orang kaku ini begitu lepas saat diluar kantor. Apalagi tadi di boat gaya bicara mereka tak seformal biasanya, Tak ada bahas pekerjaan tak ada embel-embel "Pak".

Setelah mandi aku memutuskan log in sosial mediaku. Iseng-iseng membuka semua sosmed Yusuf hahaha apakah aku telah berubah menjadi stalker sejatinya?? Hahaha Entahlah hanya sedikit penasaran. Postingan facebook terupdate nya sedang berada di Jakarta. Kali ini pose nya sangat estetik sekali,, seperti bukan dia! Ada caption dan hastag juga,, Ih!! Kok jadi seperti melihat akun selebritis ya?? I miss him! Hey, apa itu? Aku tersedak melihat salah satu foto yang sudah lama dia posting. Dia bersama seorang wanita berpose ala-ala candid di sebuah cafe?? Hiksss, wah ini kapan ya? Kok aku tidak dapat informasi apapun tentang ini? Kemudian kubandingkan dengan sosmedku yang isinya foto-foto random tidak menarik sama sekali hehe jangankan mau posting foto pacar atau incaran, semua postingan terkait Yusuf sudah ku arsipkan, kemudian siapa yang harus kupajang? Hanya Pak Niko yang sedikit mengusikku belakangan ini, tapi kan itu hanya karena aku yang mengaguminya dan tak berlaku sebaliknya jadi mana mungkin ku pajang fotonya!!! Ah Lila malangnya nasibmu huhuhu.....

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang