XV -Semakin jauh-

43 3 0
                                    

Sekembalinya Adrian ke Jakarta, rutinitasku pun kembali seperti biasa. Aku berangkat kerja tak lagi diantar jemput dan mobil nya si Andi sudah tersarung rapi di garasi. Oiya baik banget yah si Andi minjamin mobilnya ke aku hahaa,, ini tentu saja simbiosis mutualisme! Jangan kira dia sebaik itu hemm! Aku memang menyewa paviliun yang bersebelahan dengan rumahnya, nah, saat ini penghuni rumah hanya ada tante Suci ibunya Andi, si Andi nya setengah tahun di Jakarta sana. Masih sibuk-sibuknya dengan persiapan kelulusan kuliahnya. Ceritanya sekalian aku jagain ibunya, ngajakin ibunya jalan-jalan, menjadi pengganti tugasnya lah sementara dia jauh hehe,, kalau dibilang beruntung, yess aku sangat beruntung! Selama tante Suci tidak memaksaku menjadi menantunya hahaha.

Sekarang aku sudah lancar bawa motor, beberapa hari di ajarin Adrian, beberapa kali juga nabrak pagar, jatuh tapi karena nyali ku yang besar, aku dinyatakan lulus oleh kakakku itu. SIM? Haha tentu saja sudah ada, jadinya aku berangkat kerja bawa motor, lumayan lah bisa menghemat banyak waktu.

Satu hal lagi yang menggangguku, mendengar aku dikontrak setengah tahun saja, alih-alih menyemangatiku, Adrian si menyebalkan itu keukeuh memaksaku kembali ke rumah.

"Klo elu mau mandiri cari aja kerjaan baru di Jakarta!"
"Lagian elu kan udah mulai bisa lupain Yusuf..."
"Elu gak kasian sama nyokap hampir tiap malam tidur meluk foto lu...."

ckckckck...yang lebih parah kalimat ini...

"Bentar lagi elu bakal sakit hati lagi sama si yang baru naik jabatan! Kan lu bilang elu bukan tipe nya dia!!!"

Sial! Jleb banget!!
Huft, dan pula kemana orang itu, hampir satu minggu ini aku tak melihatnya. Sebentar saja aku ingin berada satu kawasan dengannya sebentar saja ingin menghirup parfum ruangan yang sama,, eh? Apa yang ku pikirkan barusan? Gak boleh gak boleh! Aku harus menjalani hidupku tanpa pengaruh siapapun lagi! Tak boleh bertumpu hati pada siapapun lagi! Lila...Lila... jaga hatimu...

Itu ada pak Juni, apa kutanya dia kah kemana gerangan si Niko ini..,
ASTAGA LILA!! Tidaaaaakk tidak boleh! Berhenti terbawa arus! Aku kenapa sih?

Aku melihat jadwalku minggu ini, field trip! Hikss ada loh kenangan pertama kali field trip sama dia..., dan rasanya berbeda ketika aku field trip hanya berdua pak Juni atau barengan staf SHE yang lain.

"Mbak Lila,,,"
Pak Juni memanggilku secara formal dan menggerakkan jari mengisyaratkan aku untuk masuk keruangannya.

"Mbak Lila, perkenalkan ini Pak Dian, beliau HR Manager yang baru...."

Oh, pengganti Niko fikirku sembari menyalami Pak Dian. Dia terlihat masih muda dan dia tampan! Entah kenapa banyak lelaki tampan di kantor ini. Ini kantor atau agensi model sih ckckck tapi sayang tampan saja tak cukup bila tak menggetarkan hati. Dia yang menggetarkan hati entah dimana dia saat ini berada, hampa terasa hahaha aku menyenandungkan lagu "hampa" dalam hati,, mirisnya aku ini.

"Nanti field trip sekalian bareng Pak Dian ya Mbak, saya stay di kantor soalnya kita lagi ada Safety internal audit semester nih..." tambah Pak Juni.
"Baik Pak Juni, Pak Dian, nanti Jum'at pagi berangkatnya ya Pak" sahutku.
"Siap Mbak Lila" balas pak Dian.

"Oh iya Mbak Lila, tolong bantu urus keperluannya Pak Dian sebelum berangkat, nanti koordinasikan juga ke tim lain biar persiapannya sudah lengkap sebelum hari H". Tambah Pak Juni.
"Noted Pak" sahutku kemudian. Baru saja aku ingin melangkah keluar ruangan Pak Juni, dari tirai terlihat sosok siluet seorang yang kukenal melangkah memasuki ruangan. Seketika atmosfer ruangan ini menjadi hangat, dia yang kucari-cari beberapa hari ini muncul begitu saja tanpa aba-aba. Dia masuk, kami berpapasan dan aku menciut, kakiku terasa lemas, kenapa dia datang saat aku ingin pergi? tapi kakiku melangkah keluar ruangan tanpa mampu ku cegah. Hatiku terasa berat, tapi apa alasanku tinggal? Sudah benar logika yang dipakai kakiku, meninggalkan orang-orang berpangkat besar untuk berdiskusi tanpa aku.

Sialan! Kenapa harus field trip saat dia disini?
Aku meringis dalam hati, rasa ini tak bisa kulawan lagi. Entah ini rasa suka atau apa, tapi ini nyata. Ada getar hangat yang terasa di dadaku, rasanya asli tak ku rekayasa. Bahkan saat kucoba mengalihkan dengan memikirkan Yusuf, efek orang itu jauh lebih mendominasiku. Mungkin sudah saatnya aku pasrah saja, pasrah kemana arah yang akan aku tapaki...

Setelah mengurus beberapa keperluan untuk field trip nya Pak Dian, aku keruangannya sekedar berkoordinasi dan memastikan semua lengkap. Pak Dian memujiku terkait begitu cepat tanggapnya aku menyiapkan apa yang ia butuhkan. Diruangannya sayup terdengar lagu yang familiar dikupingku. Sebuah lagu berbahasa korea!
"Mbak Lila, Kamu nggak lagi tiba-tiba jatuh cinta sama saya kan?"
Mataku membesar, apa an sih si bapak haduhhh.
"Eh, enggak Pak, saya bukan penganut love at first sight". Sahutku.
"Bagus! Jangan mudah suka sama orang, nanti kayak beli kucing dalam karung" balasnya.
Jayus amat fikirku.
"Kenapa bengong terus tadi senyum-senyum gitu" tambahnya.
"Ituloh pak, lagu yang bapak dengerin, saya familiar soalnya"
"What the?? Mba ikonic juga ya?"
"Ikonic apaan pak?"
"Oh bukan ya?, ikonic, sebutan untuk fans nya ikon!"
"Hehe saya tau dikit aja pak kalo korea, itu lagu kan emang hits banget dulu, saya pernah nonton live tuh di GBK pas Asian Games".
"Bukan ikonic tapi pernah nonton live, Mbak takut ya ketahuan kalo fans berat kpop hehehe".
"Bapak kpop garis keras ya?"
"Candu Mbak, gak ada hal tentang kpop yang saya lewatkan"
"Waduh nanti sistem HR dibikin kayak trainne dong, takutnya saya pak"
"Hahahahaha mbak ada-ada aja, pegang kata-kata saya, saya orang yang sangat profesional, nah keuntungan Mbak sebagai sesama kpoper itu biasanya nyobrolnya lebih nyambung hahahaha".

"Kalau mau cuti dadakan semisal mau nonton konser bias juga bisa dipermudah urusannya....."

Hahahahaha Astaga,,, akhirnya aku menemukan soulmate kpop ku hahaha,,

"Pak Dian, saya Elf, bukan ikonic makanya saya rela ujan-ujanan di GBK". Sahutku sambil tersenyum sendiri meninggalkan ruangan nya. Kulihat dia memicingkan matanya sembari menggelengkan kepalanya dan juga menggerakkan telunjuk kanannya sebagai sinyal tidak percaya.

Kemudian tibalah hari Jum'at...

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang