XVII -Field Trip Part II -

44 3 0
                                    

Aku membuka pintu mobil dan tercengang. Legolas berkacamata hitam, dengan headset portabel nya telah duduk santai di kursi kanan. Apa yang dia lakukan disini sepagi ini....

"Llee,,,, Eh! Pak Niko?"
"Mobil pertama sudah jalan tuh, Ayo! mumpung jam segini, biar gak kena macet...."

Ha? kenapa tiba-tiba dia jadi peramal kemacetan?

"Bapak ngapain disini?" tanyaku lagi
"Setahu saya direktur gak perlu field trip deh, apa gunanya HRD sama SHE kok masih merepotkan direktur nya?" tambahku kemudian.

"Mungkin kita membaca buku pedoman perusahaan yang berbeda, Khalila...'' Sahutnya dingin.
"Astaga orang ini" fikirku.
"Iya job desk kita jauh beda,,, lah secara elu direktur,,,,'' Makiku dalam hati.

Sejujurnya aku antara senang dan bingung, tapi ini jauh dari logika sehat ku looh, apa-apa an direktur kok ke site? kita ini apa dianggapnya main-main? sampai harus di awasi segitunya. Gini ya, walau senang, gugup, kikuk, bahagia jadi satu melihat si Legolas tampan ini, tetap saja naluri profesional ku terusik.

"Hai Pak...." Niko menyapa Pak Dian yang baru duduk di samping supir.
"Oh, Pak Niko, Saya merasa tersanjung ini orientasi saya ke lokasi bisa sama-sama Bapak" Sapa Pak Dian ramah.

Oh andai aku seramah Pak Dian, mungkin akan ramah juga perlakuan Niko padaku di mobil ini. Sepanjang jalan dia asyik terlibat obrolan dengan Pak Dian. Aku, aku? aku banyak menarik nafas saja mendengarkan mereka. Ingin rasanya pindah ke kursi depan agar pembicaraan mereka lebih intens. Seingatku dulu pertama kali kami ke lokasi Niko sepanjang jalan hanya mengelus handphone nya. Cepat sekali ya orang bisa berubah,,, Tadi dari yang kudengar, dia ingin sharing knowledge ke Pak Dian, HRD pengganti nya, sekalian hand over atas tanggung jawabnya dahulu sebagai Manager.
"Akhirnya ada alasan masuk akal....'' Pikirku, kemudian akupun terlelap....

Aku terbangun karena suara handphone ku.
"Adrian Calling!!!!"

Tak ku gubris teleponnya namun suaranya ku silent. Aku mengiriminya pesan singkat.
"Yess?"
"HMM... '' balasnya. Waduh! Huruf besar!
"Kak, aku lagi di jalan, di mobil ada bos HRD, ada apakah?" aku tak menyebutkan Niko hihihi
"Oh, gua mau nanya gimana kelanjutan lu sama pengganti nya Yusuf, gua udah selidiki dia.... dia pacarnya selebgram itu kan? selegram yang caption sama fotonya masuk rate 21+.....".

What??? aku melongo melihat foto capture an yang dikirimkan Adrian. Sexy abis! abis bis!! aku mengagumi sekali wanita itu! bagaimana caranya dia bisa begitu? dia memancarkan aura seorang dewi yunani era masa kini.
"Ha ha ha,,, gua ga pernah bisa berhenti kagum sama skill detektif mu kakak tertua" balasku.
"Bukan jawaban itu yang gua mau tahu" balasnya.
"Aku insecure Kak" sahutku.
"Bisa aja sih lu jadi kayak dia,, kan tinggal ubah penampilan doang....every woman deserve to be beautiful". balasnya.
"Yang perlu di ubah itu arah hatiku bukan 'look' ku Kak". sahutku, ih pahit pahit pahit!!!
"I just need you coming back home sist" balas nya lagi. Getir, itu yang kurasakan. Kulempar pandangan ku keluar jendela menatap rumpun pohon bambu sepanjang jalan. Haruskah aku kembali ke Jakarta? Gak! aku lebih suka disini. 23 Tahun banyak waktu kuhabiskan di sela-sela macet nya jalanan, aku tak mau itu lagi. Aku akan tetap disini, jika terpaksa bukankah sebaiknya mereka saja yang menyusulku...

Kembali ku hela nafasku sembari memandang layar HP. Lumayan ekstrem cara Adrian hari ini. Menyerang mentalku. Entah dia sengaja atau tidak bukankah ini malah menambah bulat tekad ku untuk terus teguh di jalanku saat ini? Kuakui aku memang kambing hitam keluarga. Aku sama sekali tak memberi citra yang positif bagi keluargaku. Aku pembangkang dan pemberontak nomor satu. Beda dengan Kakakku itu. Dia tanpa cela selain masalahnya dengan para wanita. Aku mendengus lagi.

Kami sampai di base lokasi pertama. Aku berkeliling, mengambil dokumentasi dan kemudian bersama tim lainnya mengadakan rapat singkat tim. Sebagai informasi, hal ini sudah terjadwal dan rutin kami lakukan di tiap kunjungan lokasi. Target kami adalah pencapaian jam kerja tanpa kecelakaan kerja (Man Hours without Lost Time Injury). Berlaku untuk keselamatan pekerja dan juga lokasi dan situasi tempat kerja serta tools yang sesuai standar. Selalu, setiap waktu semua orang diingatkan terkait nilai-nilai keselamatan kerja.

"Working safety, going back home safety"
"Keluarga mu menunggu mu dirumah"
"Money can't buy your legs"

Tak hanya kalimat, Safety adalah prinsip dasar layaknya makanan empat sehat lima sempurna. Prinsip-prinsip dasar tersebut diterapkan secara konsisten, mulai dari lini terdepan sampai dengan lini pengawasan baik di lapangan maupun di kantor pusat, dan dengan kerja sama yang baik antar semua lini, didapat hasil terbaik.

Tugasku selesai, Niko dan Pak Dian menunggu di rest area untuk melanjutkan ke lokasi kedua di tengah laut. Niko, dia tak terabaikan. Sepanjang jalan tadi entah cuma aku yang salah tangkap alias kegeeran, beberapa kali aku melihatnya menatapku lekat. Beberapa kali kami beradu tatap dan selalu aku yang menyerah. Kualihkan pandang tapi dari sudut mataku masih kulihat arah matanya yang tak lepas dariku. Ada apa kali ini? aku bahkan beberapa kali mengecek pantulan wajahku di layar HP yang mati, apakah ada sesuatu yang aneh di sana? tapi tak ada. Hanya jerawat kecil di hidung tapi itu bukan objek yang menarik bukan? Satu hal yang tak terduga adalah, selama perjalanan ini jarang aku punya waktu ngobrol dengan Pak Dian. Aku sudah membayangkan kami akan membahas album baru mas mantan leader ikon, BI dan film romcom horror baru si maknae Chanu. Namun Niko mendominasi Pak Dian hari ini. Tapi dia bicara ke Pak Dian, dan matanya tertuju ke arahku. Apa maksudnya? Kok aku baru tersinggung sekarang? Apa jangan-jangan aku menikmati momentum di kapsul berjalan tadi? Logika itu mudah sekali ya dikalahkan situasi dan kondisi!

Kembali dari tengah laut, Pak Dian dan Niko kembali ke Lokasi pertama dan menginap di penginapan sekitar sana. Aku masih melanjutkan rutinitasku di lokasi ketiga. Bersama dua tim SHE yang lain, kami akan ada disana tiga hari kedepan. Oh iya aku dan dua temanku ini Yanto dan Windi kami punya grup obrolan WhatsApp diluar grup chat departemen. Namanya "Sharing Knowledge Team". Hem hehehe berisi setiap detail pergibahan dunia kantor hahahaha.... Anggotanya bukan tim SHE saja, ada Maria anak HR, ada anak GA, ada Front Sales, bahkan beberapa anak Finance. Yang sedang heboh hari ini tentu saja keikutsertaan si Pak Direktur ke Lokasi. Banyak spekulasi sih, ada yang bilang dia sekedar berpamitan ke orang-orang yang biasa ditemui nya di lokasi karena dia akan jarang kesini, ada yang bilang paling handover doang ke Pak Dian, yang paling banyak di bahas adalah dia menunjukkan taringnya ke salah seorang Site Manager yang ia curigai sebagai kekasih baru dari mantan pacarnya. Aku menyimak saja obrolan-obrolan panjang itu....

"Kalian cari Site manager paling ganteng dan muda, berarti itu saingannya Pak Bos"
"Belum ikhlas dia putus dari mantan"
"Secara udah bertahun-tahun kan mereka"
"Iya, ceweknya minta dinikahin kali, Bos kita belum mau nikah makanya si cewek milih yang pasti-pasti aja"
"Dia mau kasih tau, jabatan gua dan uang gua lebih banyak dari elu"
"Kekanakan banget"
"Cinta itu emang bikin orang dewasa jadi kekanakan"

"Lu pernah liburan bareng Pak Bos kan Lila? analisa lu gimana"

???????
deg deg deg,,, aku harus bilang apa

"Aku gak punya teori apa-apa sih"
"Sepanjang jalan dia sama Pak Dian terus"
"Gak ngeh juga mereka bahas apa, aku ketiduran"

Tiga balasan kuketik cepat. Apa iya dia mengikutiku? rasanya tak mungkin. Lebih masuk akal dia mengejar mantannya yang layaknya putri bulan..

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang