XL -Tertampar senyum itu-

24 4 0
                                    

"Aku tersenyum seperti bunga tidak hanya dengan bibir tetapi dengan seluruh keberadaanku" (Rumi).

Kembali ke kantor dengan membawa sedikit ketidaknyamanan dihati. Bagaimana tidak, sejak melihat interaksi Juni dan Khalila barusan, tiba-tiba saja banyak bermunculan quesioner di kepalaku. Bagaimana kontak mata dan senyuman itu sepertinya sukses mengembalikan Juni seperti Juni yang biasa kulihat. Jika saat keberangkatan kami tadi dia rapat menutup mulut dan pelit bicara sedang saat menyetir kembali ke kantor aku sempet mendengar nya beberapa kali bersenandung dan bercanda dengan tim nya. Apa tanpa sepengetahuan ku dibelakang ku mereka lebih akrab dari yang terlihat? Karena dengan percaya diri beberapa hari lalu Juni berkata dia mengenal Khalila lebih banyak daripada aku. Apakah seringnya mereka berangkat field trip menimbulkan rasa nyaman?

Tapi Khalila jelas sekali berkata menyukai ku. Tak mungkin selama menyukaiku dia juga akhirnya menyukai Juni. Walau sepertiku yang bisa menyukai Khalila saat masih belum benar-benar melupakan Nadia. Mustahil ada sesuatu diantara mereka lagipula dia sudah tau bahwa Juni sudah punya kekasih. Walaupun pesona orang yang sudah punya pasangan memang tak diragukan lebih menawan dan memberikan tantangan daripada yang masih sendiri. Sambil mencoba berpikir positif yang kontras dengan kenyataan bahwa mereka bisa saja merasa nyaman satu sama lain karena momen singkat tadi yang jelas tampak seperti obat ajaib yang menyembuhkan Juni.

Diruanganku aku menelepon Nadia meminta maaf atas sambungan telepon tadi siang. Secara pribadi dia memintaku menemaninya di acara fashion show besok malam. Tentu aku tak bisa menolak karena ibuku berhasil membujukku tadi pagi apalagi melihat ku yang pulang ke rumah. Menerka apakah aku tak berniat mencari pengganti Nadia atau tidak. Just info, ibuku ini punya kebiasaan mengorek informasi dari beberapa karyawan kantor yang ia kenal jika ada gosip tentang ku dikantor. Tentu beliau sudah tau aku yang telah tak bersama Nadia lagi. Hanya saja Nadia adalah model yang akan mengenakan desain batik daerah kreasi UMKM yang mana ibuku adalah salah satu penggiat nya. Sempat menanyakan Khalila karena pernah melihat nya keluar dari apartemen ku serta mengetahui dia juga karyawan ku, aku mendapat nasihat untuk tidak bermain-main lagi. Juga berkata agar berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan seseorang yang belum lama dikenal. Aku mengiyakan dan meyakinkan bahwa Khalila hanyalah pekerja dikantor dan kami tidak terkait satu sama lain. Aku berkata jujur, toh kami sudah sepakat mengakhiri hubungan singkat yang tak bisa dianggap hubungan itu.

Kata ibuku, posisi ku yang sebagai pemimpin perusahaan rentan dengan godaan wanita. Aku harus menjaga citra perusahaan dan menjaga diri ku sendiri dari masalah akibat abai nasihat.

Meeting di jumat pagi yang masih basah oleh guyuran hujan. Senang melihat bagaimana bersemangat nya jajaran manajemen menyambut rencana kegiatan HUT yang akan mulai terlaksana minggu depan. Bergantian tadi Pak Dian dan Juni menyampaikan presentasi mereka. Hari-hari ku terasa santai tanpa drama menandakan aku baik-baik saja. Aku dan Nadia sekarang lebih sering berkomunikasi. Aku yang masih mencoba menggali tentang apa yang sebenarnya hatiku inginkan masih berjuang untuk tau apa itu. Apakah itu benar masih Nadia atau seseorang yang berada dilantai tiga perusahaan ini. Seseorang yang belum berani ku ungkap pada duniaku, yang belum berani ku ikuti akun instagramnya.

Panggilan telepon mencegahku terlena lebih jauh dengan urusan pribadiku. Panggilan dari satu nomor yang tak ku tambahkan ke daftar kontak ku tapi aku tau itu siapa. Rubah itu kembali! Aku mengangkat nya, terdengar ia yang mengabarkan akan kunjungannya bersama Pak Alam ke Utama Group siang ini setelah sholat jum'at. Ia meminta kami memberikan presentasi resmi dan interview yang akan menjadi acuan final pemenang tender. Menutup panggilan telepon kemudian membuka email yang barusan ia kirimkan. Dua lampiran yang kuterima terkait persetujuan Utama Group tentang kegiatan presentasi dan meeting nanti akan di dokumentasikan. Serta satu lampiran lagi yang mengingatkan ku akan proposal kerjasama yang dulu ia tawarkan ke Nadia. Tapi kali ini bukan kampanye sosial media melainkan landing page website resmi Dwijaya Group. Dia meminta bantuan ku atas itu apa dia sakit? Tak ada orang di perusahaan nya yang bisa melakukan itu?

Office Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang