12. Kisah Lalu

1.8K 84 0
                                    

"Kalau taaruf, hanya pegangan tangan saja, boleh, kan?"

Sesungguhnya pertanyaan itu cukup menohok bagi Freya. Jangankan pegangan tangan, Kevin minta lebih dari itu juga harusnya boleh, kan.

"I-iya, gapapa sih. Tapi gue baik-baik aja, masih bisa bangun sendiri." Freya mencoba berdiri, namun hampir roboh kembali, kakinya nyeri, lututnya terluka.

"Ngeyel! Sok jagoan, lo!" ledek Kevin.

"Lagian, ngapain lo pake sepatu begini?" Lelaki itu mengangkat sebelah sepatu high heels Freya yang terlepas dari kakinya karena jatuh tadi. "Nyusahin diri sendiri aja lo. Dan sekarang nyusahin gue!"

"Ya udah, lo pulang aja duluan sana!" Freya merebut kembali sepatu high heelsnya yang dipegang Kevin. Bukan sepatu yang heelsnya tinggi-tinggi amat, paling cuma 3cm.

"Terus, lo mau hubungin Kahfi buat nolongin lo, gitu?"

Freya melotot. Apa-apain sih Kevin, ngeledekin terus dari tadi!

"Naik!" ucap Kevin yang kini telah berjongkok membelakangi Freya seraya menepuk bahunya sendiri.

Gue, naik ke punggungnya Kevin? Freya membayangkan dengan risih.

"Harus gue panggilin ambulans?" sindir Kevin.

Freya menelan ludah, dia tidak punya pilihan lain. Lebay amat sampai panggil ambulans.

Saat tangan Freya menyentuh pundak Kevin, lelaki itu mundur lebih mendekat. Kedua tangannya lalu sigap menahan tubuh Freya di punggungnya.

"Fre, dada lo kok keras grenjel-grenjel gitu, sih?"

"Tas ransel itu, woyyy!" Sebuah pukulan mendarat di lengan Kevin. Sebelum naik ke punggung Kevin, Freya memang sempat memindahkan tas ransel, yang semula dipakai di belakang menutup punggung, menjadi di depan menutup dada.

"Jangan ngeres pikiran lo."

Kevin tertawa, "Ya gue pikir anatomi punya lo emang beda sama cewek lain."

"Kurang aj*r!"

---

 Maaf ya gaess waktu baca gratis sampai tamat ya udah habisss, lanjut di KBM App/KaryaKarsa yaa. 





Salah Terima LamaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang