24. Ditembak?

1.2K 54 13
                                    

"Girls! Gue ditembak!" seru Freya seraya memamerkan jari manisnya pada Sherin dan Siska. Ada cincin yang tersemat di sana. Cincin pemberian Kevin tempo hari.

"Woow!" Sejenak kedua sahabatnya terpukau memandangi kecantikan cincin itu namun dua detik kemudian pandangan mereka beralih melihat ke arah bawah. Arah bawah perut Freya.

"Woooy jangan piktor kalian, bukan itu!" Tak butuh waktu lama bagi Freya memahami apa yang ada dalam pikiran dua orang di hadapannya. "Maksud gue, kemarin Kevin nembak gue. Nembak! Nyatain cinta!"

"Duh, gue harus jawab apa, ya?" gumam Freya sambil memperhatikan cincin di jari tangan kanannya.

"Ya ... bilang aja i love you too, susah amat!" jawab Sherin.

"Iya, emak gue, kalo bokap bilang i love you, ya jawabnya gitu!"

"Jangan samain dong. Pertama, gue belum jadi emak-emak, masih muda lah cuyyy. Kedua lo tau kan gimana pernikahan gue sama Kevin. Bukan atas dasar cinta. Gue juga masih suka sama ... Mas Kahfi." Freya menunduk, terselip sedikit perasaan bersalah, namun ia juga merasa, Kevin masih ada hubungan dengan perempuan-perempuan lain di luar sana. Impas, kan.

"Astaga Freyaaa, maruk amat sih, lo!" sambar Sherin.

"Iya, jalanin aja apa yang udah ada di depan mata lo Fre, biar berkurang saingan kami-kami ini untuk ngejar Mas Kahfi." Sisca terkekeh.

"Si4lan kalian berdua!" umpat Freya.

"Gue belum yakin aja sih apa yang dikatakan Kevin, lo kan tau gimana track recordnya dia sebagai playboy, jangan-jangan gue salah satu korbannya!"

Kedua sahabatnya mengangguk-anggukkan kepala sambil berpikir. Mereka tahu seperti apa Kevin karena Freya pernah menceritakan bagaimana awal mula pertemuannya dengan lelaki itu.

"Aha!" seru Sisca tiba-tiba. "Gue ada ide!"

"Apaan?" Freya menoleh malas. Seringkali Sisca memberikan saran yang absurd yang kadang malah menjerumuskannya dalam bahaya. Ide ke klub malam tempo hari misalnya.

"Gimana kalau ... Kita uji dulu kesetiaan Kevin?"

"Caranya?"

"Kirimin gue nomornya Kevin!"

"Buat apaan?" tanya Freya namun tetap ia kirimkan nomor Kevin pada sahabatnya itu.

"Selamat Pagi Bapak Kevin," tulis Sisca pada pesan chat.

Menunggu satu menit, tidak ada balasan, Sisca lantas menulis lagi. "Kenalkan, saya Roy."

Freya melotot melihat apa yang diketik Sisca, ngapain sahabatnya itu nyamar, jadi lelaki pulak. Apa dia pikir Kevin belok?

"Saya punya barang bagus, Pak."

------

Maap ya gaess full part udah dipangkas. Yang ketinggalan bisa baca full partnya bisa ke KBM App atau KaryaKarsa. 

Judul: Salah Terima Lamaran

Salah Terima LamaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang