"Fre, lo masuk kelab pakai pakaian begini?" tanya Mona yang malam ini tampil cukup terbuka dengan tank top dipadu jins ketat yang bolong di beberapa bagian.
"Iya Mbak, emang kenapa?" Freya jadi memperhatikan penampilannya sendiri. Ada yang salah? "Masa aku harus pakai tank top juga kaya Mbak Mona?"
"Hmmm nggak harus tank top juga, sih. Tapi paling nggak jilbab lo buka aja, lah."
"Hah?"
"Gini, lho, Fre. Di dalam itu gerah, lo nggak bakalan nyaman. Udah pakai kaos panjang, gombrang, pakai tutup kepala lagi. Daripada lo lepas di dalem, mending lepas sekarang aja, deh. Lagian, lo masuk pakai jilbab, bakal merusak citra orang yang pakai jilbab. Istilahnya ya, lele setitik rusak susu sebelanga."
"Nila mbaak nilaa," ralat Sisca.
"Halah nila sama lele sama aja, sama-sama ikan, kan." Mona membela diri lalu kembali menatap Freya.
"Lo mau semua orang yang pakai jilbab disangka suka dugem gara-gara lo datang ke klub pakai jilbab?"
Freya menggeleng ngeri. Tentu saja dia tidak ingin itu terjadi. Akhirnya dengan sedikit keraguan ia buka juga jilbabnya dan dimasukkan dalam tas.
Ampun ya Allah, kali ini aja, Freya hanya penasaran sama kelab malam habis itu Freya nggak bakal balik lagi. Janji suerrr.
Empat gadis itu pun masuk ke dalam kelab. Mona yang sudah biasa datang ke kelab tampak bertegur sapa dengan beberapa pegawai dan pengunjung yang datang. Sementara tiga orang lagi melangkah pelan di belakang Mona sambil saling berpegangan tangan.
Freya menoleh ke kanan kiri, berjalan dengan hati-hati karena suasana penerangan di tempat itu sangat minim, ditambah hingar bingar suara musik membuatnya tak dapat terlalu jelas mendengar saat temannya berbicara.
"Kalian jangan kayak orang dari kampung gitu!" hardik Mona. "Santai aja, kita hepi-hepi di sini. Melepas penat." Perempuan itu terkekeh.
Ia lantas mencarikan tempat duduk untuk ketiga juniornya yang cupu-cupu. "Kalian duduk sini, gue pesenin minum ya. Mau pada minum apa?"
"Ehm, es teh ada?" tanya Freya polos.
"Yakin lo, Fre? Sekali-kali coba yang beda doong. Kayak makan di warteg aja. Ini ya." Mona menyodorkan sebotol minuman. "Alkoholnya dikit kok, ga bakal mabok."
Freya dan dua temannya kompak menggeleng.
"Ya udah, deh." Mona menyerah. "Teh botol tiga!" teriaknya pada bartender yang bertugas. Ia sendiri mengambil satu botol minuman beralkohol yang langsung ditenggaknya.
"Gue turun ya girls, mau ngedance. Ada yang mau ikut?"
Ketiga gadis yang ditanyai Mona saling berpandangan.
"Ayook." Mona menarik tangan Sisca. "Tenang aja, ada gue."
Sisca tak mau sendirian, ia pun menarik tangan Sherin. "Temenin gue, Sher."
"Fre, ayo!" ajak Sherin pada Freya namun gadis itu menggeleng dan berusaha melepaskan cekalan tangan Sherin. "Gue nunggu sini aja."
Tinggallah kini Freya duduk sendiri sambil menjaga gelas dan tas teman-temannya. Sesekali ia mengedarkan pandangan lalu menghela napas panjang. Demi menghalau kebosanan ia pun membuka ponselnya dan berselancar di dunia maya.
Biasanya ia selalu membagikan foto saat sedang bepergian di story instagram atau status WA. Namun kali ini tentu tidak ia lakukan. Apa kata Mama Papa kalau lihat anak semata wayangnya datang ke tempat hiburan malam. Apa lagi kalau sampai Mas Kahfi, Mami, dan Papi mengetahuinya. Jangan sampai deh. Cukup ia dan teman-temannya yang datang saja yang tau. Semoga tak ada lagi orang lain yang mengenalnya di sini. Freya berdoa dalam hati.
Lagi asik-asiknya Freya menggulir socmed dan mengomentari postingan teman-temannya, tiba-tiba ia merasa kursi sebelahnya digeser oleh seseorang.
"Sendirian?"
******
Siapa yang datang hayooo? Komen yang ramai laah biar saya semangat lanjutinnya 😁😁 Btw cerita ini udah dipangkas yaaa. Yang ketinggalan baca full part di sini, biasa baca di KBM App atau KaryaKarsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Terima Lamaran
Roman d'amourNaksir sama adeknya, malah salah terima lamaran kakaknya. Akhirnya terpaksa nikah demi nama baik keluarga. Cerbung ini bergenre romantis komedi dengan sedikit sentuhan religi. Gaess maapkan saya belum bisa up lanjutan cerbung Ogah Nikah, sebagai...