15. Kejutan buruk

74 14 7
                                    

Acara ulangtahun sekolah diadakan tepat di hari ini.

Sesuai dengan konsep sejak awal bahwa acara akan diadakan di lapangan sekolah yang kini telah disulap menjadi panggung pentas seni yang berdiri dengan megahnya di sana. Hiasan pita, balon dan bunga kertas menghiasi panggung dan setiap sudut sekolah, menambah kesan cantik dan meriah untuk acara kali ini. Tidak berhenti sampai di situ saja, di beberapa sudut sekolah pun didirikan beberapa tenda yang dikhususkan untuk para siswa-siswi yang ingin berpartisipasi dalam acara baksos di mana para panitia menerima sumbangan pakaian dan atribut sekolah yang sekiranya masih layak pakai untuk disumbangkan nantinya. Selain itu ada juga tenda yang diisi oleh PMI untuk para siswa dan guru yang ingin melakukan donor darah, serta tenda khusus yang diperuntukkan untuk cek kesehatan gratis.

Para panitia yang diketuai oleh Darren ternyata bisa menciptakan acara ini dengan sangat baik dan maksimal meskipun waktu persiapan yang mereka punya tidak banyak.

Acara dimulai sejak pukul delapan pagi meskipun para siswa-siswi tetap diminta untuk datang sejak pukul tujuh pagi. Acara tersebut  dibuka oleh penampilan dari kelas sepuluh yang menampilkan tarian adat. Cocok untuk menjadi pembuka acara untuk memberikan kesan formal di acara kali ini. Kemudian setelah penampilan tersebut acara pun dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, doa bersama serta pemotongan tumpeng.

Setelah prosesi wajib berhasil dilewati, barulah setelahnya pentas seni yang sesungguhnya dilaksanakan, di mana para perwakilan kelas naik ke atas panggung untuk menampilkan penampilan yang telah mereka persiapkan di depan semua siswa-siswi dan guru-guru di sekolah ini. Tahun ini ternyata urutannya di ambil dari kelas sepuluh, itupun dijeda-jeda dengan beberapa kuis atau hiburan lainnya agar acara lebih hidup. Untuk Maura dan Metta sendiri yang notabenenya ada di kelas sebelas IPS mendapatkan jadwal tampil setelah break pertama di jam dua belas siang.

Acara kembali dimulai setengah jam setelah break pertama. Dilanjutkan dengan penampilan dari kelas 11 yang beberapanya memang belum tampil seperti dari jurusan IPS dan Bahasa. Sementara untuk kelas 11 jurusan IPA sendiri sudah tampil sebelum break tadi.

Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Tinggal beberapa menit lagi akan sampai waktunya bagi Maura dan Metta untuk tampil. Informasi tersebut diberitahukan langsung oleh panitia acara lewat group chat yang sengaja dibuat untuk para perwakilan kelas yang akan tampil. Sehingga setelah informasi tersebut mereka dapat, Maura dan Metta langsung bergegas menuju ke salah satu kelas yang lokasinya berada paling dekat dengan panggung utama. Kelas tersebut memang difungsikan sebagai ruang ganti dan ruang tunggu untuk para penampil selanjutnya, persis seperti briefing yang dilakukan di hari sebelumnya.

"Misi misi numpang lewat" ujar Metta. Metta yang hari ini memakai fitted sleeveless top serta rok span berbahan jeans selutut terlihat memegang tangan Maura dan menariknya melewati kerumunan orang menuju ruang tunggu. Maura sendiri hari ini tampil dengan balutan rok rempel sebatas lutut serta fitted sleeveless top yang dipadukan dengan jaket jeans-nya ---agar matching dengan rok Metta--- terlihat kesulitan berusaha menyamakan langkahnya dengan Metta. Tentu saja sulit karena ia berjalan sembari menenteng gitarnya, tidak seperti Metta yang hanya membawa diri saja.

Sret!

Maura menghentikan langkahnya seketika saat cengkraman Metta terlepas dari tangannya.

"Mao buruan" ujar Metta diantara banyaknya orang yang berkerumun.

Maura menghela napasnya panjang. Menyesal dia melewati kerumunan begini. Lebih baik dia dibuat capek dua kali dengan memutari lorong yang cenderung sepi saja tadi.

Maura & Darren (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang