01. Idaman semua wanita

193 24 12
                                    

"Sumpah demi apa Kak Darren ganteng banget sih. Dia tuh kaya punya aura pangeran es gitu Mao. Tuh tuh tuh kantin aja udah mulai kerasa dingin Mao" katanya seraya mengusap-usap lengannya bak orang yang kedinginan.

Maura yang notabenenya duduk tepat di sebelah sahabat baiknya a.k.a Metta---si wanita berambut pendek berponi dengan ciri khas warna rambutnya yang pirang yang menurut pengakuannya memang sudah begitu sejak lahir alias bukan hasil di cat--- hanya mampu memasang raut wajah datarnya saat untuk yang kesekian kalinya Metta dengan heboh memuji sang ketua OSIS yang selalu memasang wajah dingin dan sok kerennya itu sampai Maura merasa begitu muak. Anehnya semua wanita di sekolah ini seolah mengagumi si ketua osis itu, seolah tidak ada pria lain di dunia ini yang jauh lebih baik untuk dikagumi.

Padahal menurut Maura, masih ada kok siswa lain di sekolah ini yang layak dikagumi. Jordy misalnya, anak band yang mengisi posisi gitaris namun memiliki beberapa kelebihan lain berupa kemampuan vokal yang begitu mumpuni. Dia seringkali tampil bersama band-nya yang dibentuk di dalam ekskul musik, dan ketika tampil tentu saja dia begitu berkarisma. Pun kelebihan lainnya adalah dia super duper kaya raya. Desas-desus yang beredar sih Jordy itu anak pengusaha travel wisata baik untuk perjalanan wisata di dalam negeri maupun luar negeri. Ke sekolah saja Jordy sampai membawa mobil merah yang super mewah.

Lalu ada satu lagi pria yang cukup mencolok di sekolah ini. Ya, Kenneth atau seringkali disapa Ken. Salah satu siswa berprestasi yang pandai berbahasa inggris dan kerapkali mengikuti kejuaraan debat antar sekolah. Selain itu dia juga pandai di pelajaran fisika. Wajahnya yang rupawan di tambah dengan kemampuan akal yang diluar nalar tentu saja seharusnya bisa membuat para wanita kagum sekagum-kagumnya padanya kan?

Tapi nyatanya, mereka masih kalah saing dengan seorang Darren Abby Permana. Mereka memang memiliki pengagum tapi masih lebih banyak pengagum seorang Darren.

Entahlah apa kelebihan Si Ketua OSIS yang satu itu selain memasang tampang dingin, bersikap kelewat tegas, dan jangan lupakan gaya sok kerennya, sampai-sampai siswi-siswi semudah itu terpincut olehnya.

"Nggak. B aja" ucap Maura dengan nada suara datarnya.

Metta menolehkan kepalanya ke sisi kirinya, menatap Maura dengan raut muka terkejutnya, "eh, buta lo Mao? Yang kaya begitu lo bilang b aja? Trus yang ganteng yang kaya gimana Neng?!" Ucapnya dengan kedua mata melototnya.

Maura balas menatap Metta dengan tajam tanpa gentar sedikitpun, "Pak Duta. Mau apa lo?!" jawab Maura dengan penuh menantang.

Metta membuka mulutnya lebar-lebar saat mendengar perkataan Maura barusan, "Sumpah Pak Duta? Yang jaga gerbang itu Mao? Yang kumisnya tebel kaya popay itu Mao?" Ucap Metta berkali-kali terlihat sangat syok dan tidak percaya. Metta mendongakkan kepalanya ke atas saat Maura bangkit dari posisinya, merapikan kemejanya sejenak lalu dia berjalan pergi meninggalkan Metta, keluar dari area kantin sekolah.

"Ihh kok ditinggalin sih. Durhaka lo sama gue" gerutu Metta melihat kelakuan laknat sahabatnya itu. Metta pun segera bangkit dari posisinya setelah dia mengambil susu dan roti yang belum sempat dia makan tadi, lalu dia berlari mengejar Maura. Beruntung langkah Maura yang lambat membuat Metta bisa semudah itu mengejarnya.

Metta dan Maura kembali berjalan beriringan dengan Metta yang sibuk meminum susunya. Ngomong-ngomong mereka adalah siswi kelas sebelas di sekolah ini, mereka bersahabat sejak kelas satu SMA. Sementara sang ketua osis, Jordy dan juga Ken, adalah siswa kelas dua belas yang masuk jajaran kakel populer di sekolah ini.

"Kak Darren"

Metta dan Maura sama-sama menghentikan langkah mereka saat mendengar suara seorang wanita yang cukup kencang bagi mereka. Mereka berdua saling bertatapan dengan penuh penasaran sebelum mereka membalikkan badannya, menatap ke arah kantin yang mendadak hening.

Maura & Darren (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang