Maura bangun dari tidurnya sembari menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Matanya yang masih terasa berat dia paksakan terbuka untuk melihat ke arah jam weker yang terletak di atas meja nakas di sisi ranjang. Terlihat di sana jam sudah merujuk ke angka setengah enam pagi.
Dengan malas Maura pun bangkit dari posisinya. Merapikan tempat tidurnya sejenak sebelum dia berjalan keluar dari kamarnya sembari mencepol rambut panjangnya, sudah siap untuk melakukan rutinitas wajibnya di pagi hari yaitu memasak menu sarapan untuk dirinya sendiri dan memberi kucing peliharaannya makan. Yah, beginilah nasib anak bungsu yang kerap kali ditinggalkan oleh orangtuanya dinas.
Tapi tenang saja, meskipun Maura masuk kategori wanita yang cukup manja, tapi dia bukanlah wanita yang tidak bisa apa-apa. Bisa dikatakan Maura itu wanita yang cukup mandiri sehingga ketika ditinggalkan oleh orangtuanya Maura tidak terlalu merasakan yang namanya kesulitan. Maura bisa membereskan rumah sendiri, membuat makanan untuk dirinya sendiri meski kadangkala berakhir keasinan atau hambar, juga melakukan semua hal lainnya sendirian ketika di rumah.
Orangtua Maura yang notabenenya kerap kali pergi dinas pun tidak bisa dikategorikan sebagai orangtua yang tidak perduli pada anaknya. Sebab mereka masih tetap memantau Maura meskipun dari kejauhan, mereka juga rutin menghubungi Maura ketika sedang dinas, sehingga Maura tetap merasakan yang namanya perhatian dari kedua orangtuanya meskipun orangtuanya lebih sering ada di luar rumah.
Maura menghentikan langkahnya tepat didekat ruang makan. Dahi Maura mengerut dalam-dalam saat melihat seorang pria jangkung dengan kaos cokelat lengan pendek yang membalut tubuhnya. Dia kelihatannya sedang sibuk dengan penggorengan di dapur. Entah sedang memasak apa.
Maura mengusap matanya beberapa kali, sembari berusaha menerka-nerka siapa kiranya pria itu. Apa mungkin Darren? Tapi Maura rasa tinggi badan Darren tidak sejangkung pria itu.
Menurutnya tinggi badan pria itu lebih mirip dengan...
Ah! Benar. Mirip sekali dengan kakaknya.
Maura melemparkan senyuman antusiasnya lalu dia pun segera berlari dengan tergesa menghampiri pria itu.
"Mas Demian!" Pekiknya antusias.
Tubuh Demian tersentak terkejut saat mendengar suara melengking Maura. Ayolah, dia sedang fokus memasak dengan tenang, bisa-bisanya Maura mengejutkannya begitu.
Grep!
Dengan tanpa permisi Maura pun langsung memeluk Demian dengan erat dari belakang.
"Aduh aduh Mao" gerutu Demian sembari bergerak risih saat Maura memeluk erat dirinya. Lalu Demian menolehkan kepalanya ke arah Maura, menatap adik beda lima tahunnya itu dengan tatapan herannya, "Apa sih?"
"Kangen. Emang nggak boleh?" Tanya Maura dengan raut muka cemberutnya, habisnya nada suara Demian itu seolah dia muak sekali dipeluk oleh Maura.
Demian berdecak pelan ketika mendengar jawaban Maura, "ya boleh. Tapi nggak usah lebay juga. Dua Minggu lalu juga Mas kan udah ke sini" ucap Demian dengan nada suara malasnya. Demian tidak sedang berbohong sekarang. Dua Minggu lalu dia memang datang ke rumah ini untuk mengambil beberapa pakaiannya yang tertinggal di kamarnya. Saat itu dia juga bertemu dengan Maura kok, meskipun hanya sesaat. Tapi menurutnya hal tersebut cukup untuk menjadi pelipur rindu dihati Maura teruntuk kakak kesayangannya ini. Jadi intinya seharusnya pertemuan mereka sekarang itu tidak berakhir se-lebay ini juga.
"Mas Demian tumben nggak bilang ke Maura kalau mau ke sini?" Tanya Maura dengan raut muka penasarannya, mengabaikan perkataan Demian sebelumnya. Biasanya kan setiap akan pulang Demian akan memberitahukan Maura dan meminta Maura untuk menyiapkan makanan dan membereskan kamarnya lebih dulu. Biasalah, kakak yang hobi merepotkan adiknya ya begini jadinya. Tumbenan saja sekarang Demian datang tanpa memberitahukan dirinya terlebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maura & Darren (✓)
Fanfiction(Completed) Local Fanfiction Cast : Sunghoon & Chaehyun Romance | School | Teen-age MAURA & DARREN Hanya sebuah cerita cinta yang cukup klise antara Si Ketua OSIS dan Si Penyuka Kucing yang kerap kali di sapa Mao Mao. Ini bukan lagi ditahap meng...