Crazy Love ✓

❖ Chapter 18

-----------------------------------------------------------

Sejak pagi hari tiba Calista sama sekali tak dapat mengegerkan tubuhnya, dia hanya bisa terbaring menahan setiap rasa sakit yang dia rasakan. Dia benar-benar tak dapat memikirkan apapun selain rasa sakit yang dia tahan. Dia sama sekali tak memiliki tenaga untuk berdiri, sejak dia terbangun Orter sudah tak ada disisinya, pria itu sudah pergi dari kamar tersebut menguncinya dari luar suapaya dia tak pergi kemanapun.

Jangankan untuk bangun, bahakan mencoba untuk menggerakkan satu jari pun rasanya benar-benar sakit. Pria itu benar-benar tak tahu namanya menahan diri. Calista benar-benar mengutuk apa yang Orter lakukan pada dirinya. Dia kini benar-benar hanya bisa berbaring sambil menahan semua rasa sakit yang dia rasakan ditubuhnya.

Tok.. tok.. tok..

Calista melihat kearah pintu terkejut akan ketukan pintu tersebut, biasanya Orter akan langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saat pintu terbuka manik Ruby Calista terkejut melihat siapa yang masuk, wajahnya langsung memerah dan tersipu malu, penampilannya sekarang benar-benar kacau bahakan Calista saat ini tidak memakai sehelai kain pun selain selimut yang menutupi dirinya.

"Cantik, mama boleh masuk?"

Wanita berambut hitam dan mata emas itu tersenyum melihat Calista yang kini berada di depannya.

"Mama.." wanita itu adalah ibu Orter, dulu Calista memanggilnya dengan nyonya Madl, tapi karena tak suka dengan panggilan itu Ibu Orter menyuruh Calista untuk memanggilnya dengan sebutan Mama, dan Calista pun terbiasa memanggilnya seperti itu.

Walaupun sudah hampir kepala lima, wanita itu masih sangat cantik, Segar, dan sangat sehat. Dia langsung berjalan masuk dan mendekati Calista. Calista tersipu malu karena penampilannya sekarang benar-benar tidak pantas untuk dilihat.

"Maaf, mama aku tampak buruk."

"Tidak apa-apa cantik, mama mengerti pasti anak itu yang melakukan semua ini kan?"

Calista terdiam tak bisa menjawab perkataan dari ibu Orter, dia terlalu malu untuk menjawabnya.

"Tenang saja, mama akan membantu mu."

Walupun merasa malu dengan keadaannya yang sekarang, akan tetapi Calista tidak bisa menolak keinginan dari Ibu Orter untuk merawatnya. Karena dia mengetahui kondisinya sendiri sekarang yang sangat berantakan dan tak bisa bergerak. Ibu orter membasuh tubuh Calista dengan handuk basah yang sudah di rendam dengan air hangat. Manik emas nya melihat dengan jelas jejak yang di tinggalkan oleh putranya.

"Anak ini dia sedikit berlebihan, maaf ya cantik mama pasti akan memarahinya."

Calista hanya tersenyum dan membiarkan Ibu Orter merawat dirinya.

"Kau tahu cantik, mama terkejut saat Orter tiba-tiba mendatangi mama dan bilang kalau besok dia akan menikah."

Calista terkejut mendengar kata besok dan menikah.