3. Berproses

134 67 39
                                    

Lalu lalang kendaraan bermotor jelas sudah memadati jalanan. Ikha melirik ke arah jam tangannya dan sedikit terkejut karena tiba-tiba ada bunyi rem yang mendecit dan makian dari beberapa pengguna jalan. Rupanya ada seorang siswa SMA yang mengendarai motornya secara ugal-ugalan, terlihat terburu-buru.

"Sudah pasti terlambat," gumam Ikha sembari menutup kotak bekalnya yang sudah kosong.

"Betul. Buat apa ngebut begitu? Padahal gerbang sudah ditutup setengah jam yang lalu."

Ikha sampai hampir melompat dari bangku ketika mendengar ada seseorang yang menyahut gumamannya, tepat di telinga. "Endra!"

"Hehe, maaf. Kaget, ya?" cengir pemuda itu.

"Lain kali jangan begitu, kalau aku mati muda karena jantungan, mungkin kamu orang pertama yang aku gentayangi!" ancam Ikha. Tentu saja hanya bercanda.

"Oh, iya? Aduh seram sekali, jadi pengen dihantui sama Mbak Ikha, deh. Dihantui sama penjaga kasir gimana rasanya, ya? Apa nanti pas menghantui Mbak Ikha bilangnya, 'ada kartu member?' 'totalnya 19.999 rupiah, kami genapkan menjadi 20 ribu'?" ledek Endra.

"Tck! Kamu ngapain di sini? Bolos, ya?" tuduh Ikha. Pasalnya, sekarang sudah hampir jam delapan pagi.

"Eits, menuduh tanpa bukti termasuk fitnah, loh. Fitnah lebih kejam daripada tidak memfitnah," bantah Endra.

"Terserahlah," jawab Ikha acuh.

"Aku bangun kesiangan tadi, jadinya terlambat. Aku juga belum sempat sarapan, makanya aku ke sini. Niatnya mau cari makanan, eh malah lihat Mbak kasir lagi asyik makan bekal sampai gak sadar kalau aku datang," jelas Endra.

"Kamu bukan presiden yang kalau datang pasti jadi pusat perhatian, jadi mana aku tahu?" ucap Ikha sedikit ketus.

"Mbak kok gak kerja?" tanya Endra sembari mendudukkan diri dengan santai di samping Ikha.

"Belum masuk jam kerja," jawab Ikha. Ia kemudian menatap Endra, "kamu sendiri kenapa gak masuk sekolah? Aku yakin, gerbangnya pasti sudah dibuka kembali."

"Sudah kubilang, aku cari makanan," ucap Endra mencari alasan.

"Terus kenapa malah di sini? Katanya cari makan? Sana, cepat cari makan dan setelah itu buruan masuk kelas."

"Gak mau, ah! Pagi ini pelajaran pertamanya Kimia, aku gak suka. Aku masuk kelas nanti aja setelah jam istirahat kedua."

Ikha tanpa sengaja mendelik kaget dan terpancing emosinya. "Memangnya itu sekolah Kakekmu? Enak banget mulutnya kalau ngomong!"

"Wuishhh, galak betul Mbak kasir satu ini. Sama pelanggan gak boleh galak begitu, loh."

"Tidak masalah. Toh, ini belum masuk jam kerjaku. Sudah sana! Belajar yang bener, biar bisa kasih kebanggaan buat orang tua," usir Ikha.

"Sudah, kok. Bulan lalu aku dapat medali emas di ajang perlombaan O2SN, cabang renang. Keren, 'kan, aku?"

Endra kemudian mengeluarkan satu kotak susu rasa stroberi dan meminumnya dengan nikmat. Sebuah hal yang tidak biasa Ikha temukan pada seorang remaja laki-laki. Ikha hanya menatapnya heran.

"Kenapa? Aneh, ya? Cowok kok minum susu stroberi?" tanya Endra yang menyadari raut wajah Ikha.

Ikha menggeleng pelan, "enggak. Gak aneh, cuman jarang ada yang begitu dan aku tidak menduga aja."

"Kalau begitu, menurut dugaan  Mbak Ikha aku minumnya apaan?"

"Kopi, mungkin? Atau soda," tebak Ikha.

"Aku ada penyakit lambung, jadi gak bisa minum kopi sebelum makan. Aku juga jarang minum soda, hidungku suka sakit kalau habis minum soda. Susu kotak lebih enak."

Mawar Putih Untuk Zulaikha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang