Bagian 03

838 73 23
                                    

                        *******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        *******

Azka mengetuk pintu kamar berkali-kali, Sena benar-benar marah sampai mengunci kamarnya dari dalam dan sialnya lagi kamar Azka dan Sena itu sama. Jadi Azka juga tak bisa masuk ke kamarnya saat ini, padahal semua buku dan barang-barangnya ada disana. Azka lupa kalau besok ada PR matematika yang belum sempat ia kerjakan karena terlalu sibuk mengurusi pindahannya ke apartemen Naren. Azka tak mau di hukum karena tak mengerjakan PR, untuk itu ia ingin mengerjakannya malam ini. Ia juga bahkan dengan sukarela membawakan makanan untuk Sena, kurang baik apalagi Azka pada kakaknya yang satu itu?

"Kak, buka pintunya! Ini tadi Kak Naren pesenin chicken katsu favoritnya Kakak, yakin gak mau? kalo gak mau gue yang abisin nih, Kak."

Tak lama pintu itu terbuka menampilkan Sena dengan raut kusutnya, Azka lalu masuk dan membawa kresek putih berisi chicken katsu di dalamnya dan menyerahkannya pada Sena. Azka juga di buat takjub saat melihat kamar mereka sudah rapi dengan baju-baju miliknya dan milik Sena yang sudah di rapikan ke dalam lemari.

"Kakak beresin semuanya? tumben amat."

"Ck.. males gue dengerin omelannya Kak Naren."

Sena lantas membuka kotak berisi chicken katsunya dan mulai memakannya dengan lahap bahkan sampai mengabaikan adiknya.

"Kesel gue sama Kak Naren. Banyak aturan tau nggak. Sama lo juga, Dek."

"Lah kok gue?" tanya Azka keheranan

"Ya lo main iya-iya aja sama aturan Kak Naren. Berontak dikit kek!"

"Udahlah, Kak. Jangan ambekan gitu. Kak Sena kan tau Kak Naren orangnya emang tegas dan disiplin dari dulu, tinggal nurut aja apa susahnya coba!!"

"Yah lo sih enak tinggal nurut-nurut aja. Lah gue? mana bisa gue gak keluar lewat jam 8 malem buat balapan."

Azka menghela nafas lelah, ia memang tahu hobi kakaknya itu, sang kakak sering menceritakan banyak hal padanya dan sebenarnya Azka tak terlalu menyukai hobi Sena itu.

"Kak... Jangan balapan terus! bahaya. Sekarang emang lo belum kenapa-napa, tapi tanggal sial gak ada di kalender, siapa tau lo lagi sial pas balapan terus malah celaka, gue gak mau, Kak."

Mendengar ucapan adiknya, Sena yang sedang enak-enaknya makan pun lantas tersedak, beruntung Azka juga membawakan makanan sekaligus minumannya.

"Sialan! Nyumpahin gue lo?" sewot Sena

"Bukan nyumpahin, Kak. Cuma ngingetin, bedain dong mana nyumpahin mana ngingetin."

"Gue gak bisa berhenti, Dek. Balapan tuh hobi gue, sama kayak main basket. Lo juga kalo gue suruh berhenti gambar pasti gak mau kan? ya ibaratnya tuh begitu, Dek."

"Terserah Lo lah".ujar Azka yang jengah lalu memilih pergi meninggalkan Sena.

"Lah mau kemana?"

"Ngerjain PR."

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang