Bagian 13

634 75 23
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sena membuka kasar pintu sebuah rumah petak kecil itu, nafasnya memburu dengan kilatan amarah yang membara di kedua matanya, ia mendatangi markas Raka dan gengnya bersama dengan Vino, benar saja, disana nampak ada Raka, sosok yang begitu Sena benci saat ini tengah tersenyum sinis ke arahnya.

"Wah.. wah... siapa yang datang? Arsena Daniswara rupanya.. hahaha!" ujar Raka lalu tertawa sarkas membuat emosi Sena semakin memuncak sampai ubun-ubun.

"Brengsek! berani-beraninya lo gebukin sahabat gue!! lawan gue kalo berani brengsek!! jangan keroyokan aja beraninya!"

"Sen.. tenang dulu!" bisik Vino yang mulai agak gelisah, di ruangan itu kini berada sekitar sepuluh orang termasuk Raka, sementara ia dan Sena hanya berdua, meski keduanya bisa bela diri namun Vino tak yakin bisa mengalahkan sepuluh orang sekaligus jika nanti mereka menyerang dirinya dan Sena.

"Gue gak peduli, Vin! manusia tolol ini sama temen-temennya udah berani-beraninya nyakitin Rega dan gue harus balas mereka, terutama lo, Raka!!"

Bughh!!!


Sena melayangkan pukulan keras tepat di wajah Raka, Raka yang belum siap pun nampak jatuh tersungkur, Raka memegangi sudut bibirnya yang terluka lalu memberikan tatapan membunuh pada Sena.

"Serang mereka!!" ujar Raka pada anak buahnya yang lain membuat anak buah Raka kini mulai menyerang Sena dan Vino dari berbagai arah. Sena tak mudah di kalahkan, begitu pula Vino, mereka tentu memberikan perlawanan sengit meski lawan mereka tak seimbang, dua lawan sepuluh.

Raka pun ikut menghajar Sena meski Sena sempat melawan dan memberikan pukulan namun beberapa kali Sena juga terkena pukulan membuat wajah tampannya terdapat beberapa luka lebam, tak jauh beda dengan Vino, ia telah berhasil menumbangkan tiga orang anak buah Raka, namun tetap saja Vino beberapa kali harus menerima pukulan di tubuhnya.

Bughh!!


Sena berhasil menendang perut Raka membuat lelaki itu tersungkur ke belakang dengan ringisan yang kini terdengar dari bilah bibirnya.

"Pengecut! beraninya keroyokan!!"

"Sialan lo!!"











"SENA!!"

Vino berteriak kencang saat diam-diam salah satu anak buah Raka membawa balok kayu dan memukul kepala belakang Sena membuat pemuda itu ambruk tak sadarkan diri.

"BRENGSEK!! BAJINGAN LO SEMUA!!"

Teriak Vino yang langsung menghajar anak buah Raka begitupun Raka dengan membabi buta, namun pergerakan semua yang disana terhenti saat mendengar suara sirine polisi dari arah luar membuat Raka dan anak buahnya nampak kelabakan.

"Sialan! siapa yang berani lapor polisi!!" umpat Raka lalu memilih segera pergi lewat pintu belakang namun polisi pun mengejar mereka.

"Sen, bangun, Sen!". Vino menyandarkan kepala Sena yang terkulah lemah di pahanya, ia terkejut saat mendapati darah di punggung tangannya yang berasal dari kepala Sena.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang