Bagian 33

479 50 20
                                    

Beberapa hari ini Sena di buat gelisah karena baik ayah maupun kakaknya tak ada yang mengirimkannya pesan apalagi sampai menelponnya seperti biasa, belakangan ini nomer Zayyan dan Naren sangat sulit sekali di hubungi dan perasaan Sena seolah di buat resah setiap harinya. Ia selalu memikirkan Azka, Sena ingin menanyakan keadaan adik bungsunya itu, ia ingin melihat wajah adiknya meski hanya lewat panggilan video, entah mengapa Sena begitu merindukan adiknya setiap hari.

Hari ini adalah hari terakhir kejuaraan dan tim sekolah Sena berhasil masuk final, sebenarnya setelah pertandingan terakhir ini rencananya tim sekolahnya baru akan kembali ke Jakarta lusa nanti karena ingin merayakan jika hari ini menang sekaligus berencana berlibur ke area Ciwidey yang memang cukup dekat dengan lokasi pertandingan, namun Sena memutuskan untuk pulang lebih dulu ke Jakarta di banding teman-temannya yang lain bersama dengan Vino, Sena akan pulang naik kereta setelah pertandingan nanti, Sena benar-benar tak tenang memikirkan kondisi adiknya, bagaimana mungkin ia bisa berlibur bahkan bersenang-senang disini jika adiknya saja tengah sakit disana dan Sena tak tahu bagaimana kondisinya.

Di ruang ganti Sena tengah duduk dengan gusar sembari kembali mengecek ponselnya, barangkali ada pesannya yang di balas oleh Zayyan maupun Naren namun nihil.
Sebenarnya ada apa? mengapa tak ada satupun dari keluarganya yang memberikan kabar padanya?
pertanyaan seperti itu terus berputar dalam kepala Sena membuat pikirannya seolah penuh saat ini.

"Sen.. sepuluh menit lagi kita tanding, kamu kumpulin temen-temen kamu terus kasih arahan dulu sama tim ya!" ucap Marcel, Sena tersenyum tipis lalu mengangguk, ia kemudian menyimpan kembali ponsel dalam tasnya, Sena harus mengesampingkan dahulu masalah pribadinya karena ia harus fokus pada pertandingan final hari ini.

****

"Masih mual, Nak?" tanya Zayyan pada Azka yang hanya di balas gelengan oleh Azka, sejak semalaman sudah terhitung empat kali Azka muntah-muntah dan dua kali mimisan, baik Zayyan maupun Naren semakin di buat cemas dengan kondisi Azka yang bukannya membaik namun seolah makin memburuk setiap harinya, hampir satu minggu Azka di rawat di rumah sakit dan tertahan disana, Azka tak di izinkan pulang karena harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit, selain itu, kondisinya juga masih belum menunjukan perkembangan berarti sampai saat ini.

"Mau minum, Nak?" tawar Zayyan namun Azka menolak dengan gelengan kepala.

"Nanti muntah lagi." lirih Azka dengan suara paraunya, Zayyan hanya bisa membuang nafas berat demi mengusir rasa sesak yang kini seolah menghimpit dadanya.

Azka kini hanya bisa bersandar lemas di ranjangnya sementara Zayyan merapikan bekas muntahan Azka, kedua mata Azka berkaca-kaca melihat ayahnya yang selalu ia buat kerepotan dan kesusahan setiap hari, sungguh Azka mulai merasa lelah terus menerus seperti ini, ia juga tak tega melihat Zayyan dan Naren yang selalu kesusahan merawatnya yang tak berguna ini.

"Adek beneran gak mau ngobrol sama Kak Sena?" tanya Zayyan saat selesai membereskan bekas muntahan Azka. Azka hanya menggeleng, ia memang tak mau Zayyan dan Naren memberitahukan kondisinya saat ini pada Sena, Azka hanya ingin Sena fokus pada pertandingannya, Azka tak mau membebani pikiran Sena dengan kondisinya yang semakin memburuk dan hanya akan membuat Sena mengkhawatirkannya disana.

"Gak mau, Yah."

Mendengar ucapan Azka, lagi-lagi Zayyan hanya bisa membuang nafas panjang dan tersenyum sendu, ia sungguh tak kuasa melihat bungsunya seperti ini.

"Adek nanti sore coba makan ya! nanti Ayah suruh Kak Naren bawain kue coklat favorit Adek kalo kesini." bujuk Zayyan yang lagi-lagi mendapat penolakan dari Azka.

"Gak mau, Yah. Perut aku gak enak, kalo di isi pasti malah mual terus muntah."

"Gak papa, Nak. Kalo nanti muntah juga yang penting Adek coba makan ya walau sedikit yang penting perut Adek gak kosong terus, pemeriksaan terakhir kan kata Bang Radit asam lambung Adek naik gara-gara jarang makan."

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang