Bab 1

11 1 0
                                    

5 Tahun berlalu sejak keenam prajurit naga tempur berhasil mengalahkan Naga Hitam. Kini keenam anak-anak muda itu sudah semakin dewasa Tian Lo, Xiao Ta, dan Liling sudah berumur 16 Tahun, Mei Han sudah berumur 15 tahun, A Kun sudah berumur 17 Tahun dan A Kun kini sudah bisa berjalan lagi, yang terakhir Zhi Wan dia kini  sudah berumur 14 tahun. Mereka kini sudah mengerti tentang cinta dan kehidupan anak remaja seperti anak remaja pada umumnya. Setelah berhasil mengalahkan Naga Hitam mereka pun tidak lagi bertarung bersama-sama akan tetapi walaupun mereka tidak bertarung bersama-sama lagi, persahabatan keenam anak itu masih terjaga sampai sekarang, mereka sering bermain bersama dan terkadang berkumpul bersama. Bahkan Xiao Ta, Tian Lo dan Mei Han memutuskan masuk ke sekolah yang sama. 

Hari ini hari senin, seperti biasa Tian Lo, Xiao Ta dan Mei Han pergi ke sekolah bersama-sama, mereka berjalan sambil mengobrol ringan dan bercanda tawa. Tak terasa mereka sudah sampai di gerbang sekolah. "Sekolah lagi, hari ini aku sangat malas pergi ke sekolah," Tian Lo menghela nafas. "Kau memang setiap hari malas sekolah," ujar Mei Han. "Ya karena sekolah itu sangat membosankan, lebih baik aku di rumah dan bermain game," mendengar kata-kata Tian Lo, Mei Han hanya menggeleng-gelengkan kepala. Umur Tian Lo sudah 16 tahun tapi sifat malas nya masih tidak berubah. Tian Lo sebenarnya pernah sekali mendapat juara kelas tapi kejadian itu sudah lama sekali sudah 5 tahun yang lalu, setelah mereka membasmi Naga Hitam. Entah apa yang mempengaruhi Tian Lo, sekarang Tian Lo kembali menjadi anak yang malas. "Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Tian Lo? Kenapa kau kembali seperti dulu lagi?" Tanya Xiao Ta heran. "Entahlah aku juga tidak tau, yang ada di pikiranku kini hanya Taliku" jawab Tian Lo. "Kau rindu pada naga kecil mu ya?" mendengar hal itu Tian Lo mengangguk sedih. Melihat perubahan dari wajah sahabatnya itu, Mei Han langsung menepuk pundak Tian Lo. "Tenanglah, sekarang dunia naga tempur sudah aman dan aku yakin Taliku dan yang lain sedang bersantai dan melakukan apa yang mereka suka," jawab Mei Han menenangkan sahabatnya. "Terima kasih," ucap Tian Lo. Mei Han mengangguk. Setelah perbincangan singkat itu,  Xiao Ta langsung mengajak kedua sahabatnya itu masuk ke kelas. Saat mereka sedang berjalan menuju ke kelas, mereka mendengar ada beberapa murid sedang membicarakan perihal anak baru pindahan dari New York ke sekolah. Tian Lo yang penasaran langsung bertanya pada salah satu murid tersebut dan murid itu menceritakan tentang murid pindahan baru itu. Sesudah murid-murid itu pergi, Mei Han dan Xiao Ta yang sedari tadi menunggu Tian Lo selesai bicara dengan murid-murid itu langsung mendekati Tian Lo. "Ada apa?" Tanya Mei Han. "Mereka bilang ada murid baru pindahan dari New York di sekolah ini, tapi tidak tau akan masuk di kelas mana," ucap Tian Lo. "Wah! Ini menarik sekali, jarang sekali ada murid keturunan Amerika di sekolah kita," Mei Han sangat bersemangat, ia berharap anak baru yang dibicarakan semua orang kelak bisa menjadi teman nya. "Tunggu apa lagi, ayo kita ke kelas," ketiga sahabat itu langsung masuk ke kelas.

Tak lama kemudian, bel sekolah berbunyi tanda pelajaran akan segera di mulai. Di kelas Xiao Ta, hari ini mereka memiliki jadwal pelajaran yang diajarkan oleh wali kelas Xiao Ta. "Selamat pagi anak-anak. Sebelum kita memulai pelajaran hari ini, ibu ingin memberi tau bahwa kelas kalian kedatangan murid baru, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu," seorang anak perempuan dengan tubuh tinggi, rambut panjang berwarna blonde,  berkulit putih dan bermata biru memasuki kelas. Semua orang menatap perempuan itu. Perempuan itu tersenyum lalu memperkenalkan dirinya "Halo semuanya, perkenalkan namaku Arisha Berenice, saya adalah murid pindahan dari New York, salam kenal" Arisha menunduk sebentar kembali menatap anak-anak di kelas. "Arisha silahkan duduk di kursi kosong, lalu kita akan melanjutkan pelajaran kita. Buka halaman 25, " Arisha segera pergi ke kursi kosong tersebut, rupanya kursi kosong itu posisinya tepat di sebelah Xiao Ta. "Halo Arisha, salam kenal aku Xiao Ta, " ucap Xiao Ta memperkenalkan dirinya. "Salam kenal," setelah selesai berkenalan, Arisha dan Xiao Ta langsung membuka buku seperti yang di perintahkan oleh wali kelas mereka.

Jam istirahat pun tiba, Xiao Ta segera bergegas untuk ke kantin, ia sudah janjian dengan Tian Lo dan Mei Han. Saat ia hendak keluar kelas, ia melihat Arisha sedang duduk di meja nya sambil mengerjakan tugas. Melihat hal itu, Xiao Ta langsung menghampiri meja Arisha. "Arisha, kau tidak ke kantin? Apa kau mau pergi bersama? Aku bisa memperkenalkanmu pada teman-temanku," Tanya Xiao Ta. Arisha menggeleng pelan. "Tidak, terima kasih aku ingin menyelesaikan tugasku," tolak Arisha halus. "Sudahlah, nanti saja kau makan dulu saja. Tidak baik menunda makan, lagi pula tugas itu dikumpulkan besok. Kau bisa menyelesaikan nya nanti malam," mendengar bujukan Xiao Ta, akhirnya Arisha menyetujui tawaran dari Xiao Ta. Mereka pun berjalan menuju ke kantin sekolah.

Di kantin sekolah terlihat Mei Han dan Tian Lo yang sedang mengobrol berdua. Xiao Ta dan Arisha segera menghampiri mereka dan duduk bersama mereka. "Akhirnya kau datang juga, siapa dia ? " tanya Tian Lo. "Dia adalah Arisha, anak baru di kelas ku dia pindahan dari New York," ucap Xiao Ta. "Ah begitu, perkenalkan aku Tian Lo, dan ini Wang Mei Han, panggil saja Mei Han," ucap Tian Lo memperkenalkan Mei Han. "Halo! Salam kenal semuanya," ucap Arisha sopan. "Oh ya Xiao Ta, tadi Liling menelfon, dia mengajak kita berkumpul di rumah nya, apa kau ingin ikut?" Tanya Tian Lo. "Tentu saja aku ikut!" Ucap Xiao Ta. Arisha penasaran siapa Liling yang mereka bicarakan, tapi karena Arisha merasa tidak enak, Arisha terpaksa menahan rasa penasarannya. "Kau pasti bingung ya Risha? Liling adalah sahabat kami, tapi dia sekolah di tempat lain. Sudah lama sekali kami tidak berkumpul maka nya dia mengajak kami berkumpul, kalau kau mau ikut, ikut saja," ucap Mei Han. "Ah tidak usah, terima kasih atas tawaran nya. Aku ada keperluan yang harus ku urus," Arisha sebenarnya tidak ada urusan, cuma ia merasa tidak enak bergabung dengan mereka, secara dia saja baru kenal dengan mereka, tapi karena Arisha tidak ingin menyinggung perasaan mereka ia terpaksa berbohong dan untungnya mereka percaya dan membiarkan Arisha tidak ikut. "Kalau begitu, aku ingin membeli makan dulu ya," Arisha segera pergi ke tempat jualan makanan untuk memesan makanan. 

Sembari menunggu Arisha, Mei Han, Tian Lo dan Xiao Ta mengobrol ringan dan topik nya kali ini tentang dunia naga tempur. "Teman-teman, Kha Fu tadi tiba-tiba menghubungi ku, aku tidak mengerti bagaimana bisa ia menghubungi ku, setelah kemarin kita mengalahkan naga hitam dan kita kembali ke dunia kita, menghubungi para naga kecil sangat sulit, entah mengapa setelah 5 tahun berlalu para naga kecil bisa menghubungi kita dengan mudah," ucap Mei Han. "Apa Liling dan Zhi Wan juga di hubungi oleh Dainase dan Milla? " tanya Xiao Ta. "Aku tidak tau kalau Zhi Wan, tapi kalau Liling iya kemaren Dainase menghubunginya," jawab Mei Han. "Lalu bagaimana dengan Qiu Bi?" Mendengar pertanyaan Tian Lo, Mei Han langsung memandang Tian Lo dengan tatapan sinis. PLAK, Mei Han memukul kepala Tian Lo, Tian Lo yang merasakan kepalanya di pukul langsung mengusap kepala nya dan menatap Mei Han kesal. "Mei Han! Apa apaan kau? Kenapa kau memukul ku?" Marah Tian Lo. "Kau ini memang sangat payah ya Tian Lo. Qiu Bi setiap saat juga bisa menghubungi A Kun secara A Kun dan Qiu Bi kan memang sedari dulu sudah berhubungan dengan jarak yang jauh, A Kun menghubungi Qiu Bi dari dunia manusia dan Qiu Bi menghubungi A Kun dari dunia naga tempur, A Kun punya alat untuk berhubungan. Walaupun A Kun kini sudah bisa berjalan kan tetap saja bola kristal itu tidak hilang, " jelas Mei Han. "Lalu kenapa si pencuri itu tidak ikut menghubungi Dainase dengan bola kristal mereka malahan berhubungan lewat alat naga tempur, kan si pencuri itu adik A Kun dan serumah dengan A Kun?" Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Tian Lo, Mei Han menghela nafas. "Xiao Ta, tolong jelaskan pada anak payah ini. Aku sudah lelah menjelaskan pada nya," ucap Mei Han. "Baiklah, baiklah. Bola Kristal itu kan punya A Kun, kalau memang Liling mau pakai, Dainase harus berada dekat dengan Qiu Bi, secara bola kristal itu di desain hanya untuk menghubungi Qiu Bi, dia kan tidak tau kapan Qiu Bi berada di dekat Dainase," jelas Xiao Ta. Tian Lo terkekeh, dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal "Benar juga hehe" saat Mei Han hendak mengomeli Tian Lo, Arisha pun kembali, dan Mei Han langsung mengurungkan niatnya. "Apa yang kau pesan Risha?" Tanya Mei Han. "Tidak banyak kok, aku hanya memesan mie saja," ucap Arisha. Mereka pun lanjut berbicara dan mengobrol sambil menunggu pesanan.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang