Bab 22

9 1 0
                                    

Pagi pun tiba, terdengar suara pintu yang diketuk, ternyata pintu yang diketuk itu adalah pintu kamar Milik Arisha. Kamaniya terbangun, ia pun membuka pintu kamarnya dan Arisha. Di ambang pintu sudah terlihat Zhi Wan dan Milla yang sedang berdiri menunggu pintu kamar dibuka. "Kamaniya, apa kau baru bangun?" Tanya Milla. "Iya, ada apa?" Tanya Kamaniya. "Begini, kami kesini mau membangunkan kalian, sebentar lagi kita akan naik kereta api atas air, kita akan pergi ke Pulau Redeen, apa kau bisa tolong bangunkan Risha?" Tanya Zhi Wan. "Bisa, aku akan membangunkannya. Semalam sebelum tidur dia menangis lagi, aku tidak tega dengannya. Risha memiliki hati yang lembut dan penyayang. Jadi dia mudah merasa rindu apabila jauh dari orang yang ia sayang," cerita Kamaniya. Zhi Wan menatap ke arah Arisha yang masih tidur. "Kau harus menjaga gadis seperti Risha dengan sangat baik Kamaniya. Karena gadis seperti Risha sangat mudah tersakiti," pesan Zhi Wan. "Kau benar,"

Arisha terbangun karena mendengar suara orang sedang mengobrol. Ia mengerjapkan mata nya lalu duduk diatas kasur sambil memandang sekitar dan melihat Zhi Wan, Milla dan Kamaniya sedang mengobrol. "Zhi Wan, Milla, ada apa kalian kesini?" Tanya Arisha. "Risha kau sudah bangun?" Tanya Kamaniya. Arisha bangun dari tempat tidur nya dan menghampiri mereka bertiga. "Kami kesini tadi berencana untuk membangunkanmu dan Kamaniya, karena sebentar lagi kita akan berangkat ke Pulau Redeen," ungkap Zhi Wan. "Ah begitu, baiklah aku dan Kamaniya akan bersiap-siap dulu," Zhi Wan dan Milla langsung meninggalkan kamar Arisha juga Kamaniya.

Waktu pun berlalu, Arisha dan Kamaniya kini sudah siap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka memutuskan untuk berkumpul di depan stasiun kereta api diatas air. "Ayo kita berangkat," ajak Tian Lo. Mereka pun menaiki kereta tersebut. Kereta mulai berjalan, mereka mengobrol dan bercanda satu sama lain. Hingga tiba-tiba Hp A Kun berdering, ada notifikasi dari program yang A Kun dan Professor An sudah siapkan. "Teman-teman programku memberikan notifikasi, dan setelah aku mengeceknya ada sebuah petunjuk teka teki, yang sepertinya harus kita pecahkan," mendengar hal itu, mereka semua pun pergi mengerumuni A Kun. Teka-teki itu berisi sebuah tulisan yang mengatakan 'titik terpanas pulau merah' lalu dibagian bawah tulisan itu ada  simbol api dengan tanda panah ke atas. "Apa maksudnya?" Tanya Tian Lo. "Pulau Merah itu Redeen, lalu titik terpanas dan simbol api itu maksudnya apa?" Tanya Liling. "Sepertinya kita harus sampai ke tempat itu dulu baru kita bisa dapat petunjuk," ujar Dainase. "Menyebalkan sekali! Ini baru tujuan pertama tapi sudah sulit sekali sampai harus memecahkan teka-teki," kesal Mei Han. "A Kun, apa program mu itu tidak memberikan petunjuk tambahan lagi?" Tanya Kha Fu. A Kun menggeleng pelan.  "Yasudahlah, lebih baik kita istirahat yang cukup dulu. Sebentar lagi kita akan sampai di pulau Redeen," ujar Kha Fu. Ketujuh prajurit naga itu pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk beristirahat.

✨️✨️✨️

Beberapa jam berlalu, kini kereta mereka sudah sampai di tujuan. Mereka bertujuh turun dari kereta, setelah mereka turun, mereka langsung disambut dengan pepohonan dan rumput yang berwarna merah. Mereka mulai berjalan menelusuri pulau yang berwarna merah itu. Setelah beberapa menit berjalan, mereka merasa lelah dikarenakan suhu panas di Pulau Redeen. Mereka memutuskan untuk duduk di sebuah bongkahan batu besar untuk sekedar beristirahat. "Panas sekali, aku tidak sanggup," keluh Tian Lo. "Bersabarlah Tian Lo, aku dengar suhu extreme dari Pulau Redeen hanya akan terasa apabila kita berada di luar kota Redeen. Apabila sudah masuk di kota Redeen, suhu nya tidak terlalu panas lagi," jelas Taliku. "Apa kota Redeen masih jauh?" Tanya Mei Han. "Setauku, jarak dari Stasiun ke Kota tidak terlalu jauh," ujar Taliku. "Kalau begitu tunggu apa lagi Qiu. Ayo kita lanjutkan!" Mereka pun berdiri dan melanjutkan perjalanan mereka.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah kota yang lumayan ramai, banyak naga-naga yang berkeliaran di kota tersebut, semua bangunan dan jalanan di kota itu berwarna merah. Ternyata nama Redeen memang sangat cocok dengan Pulau Ini semuanya berwarna merah. Mereka terus berjalan di dalam kota itu, semua naga yang ada di kota itu tampak bingung melihat kehadiran mereka. "Zhi Wan, kenapa Milla merasa naga-naga disini menatap kita dengan tatapan yang aneh?" Bisik Milla. "Aku tidak tau Milla, sepertinya mereka takut kita berbuat jahat, mau bagaimanapun kita kan baru pertama kali kesini," balas Zhi Wan. "Teman-teman. Didepan sana ada kedai, apa kita mau istirahat dulu?" Arisha menunjuk ke sebuah kedai kecil dipinggir jalan, kedai tersebut sepertinya sedang sepi. "Boleh, ayo kita istirahat disana," ujar Xiao Ta. Mereka bertujuh pergi ke kedai kecil itu dan duduk di luar kedai tersebut. "Ternyata benar kata Taliku, di Kota Redeen panasnya sedikit berkurang. Tapi aku heran, kenapa Pulau Redeen bisa sepanas ini?" Heran Liling. Ternyata pemilik kedai tersebut mendengar pertanyaan Liling, ia pun keluar dari kedai nya dan mengampiri ketujuh prajurit naga tersebut.  "Itu semua bisa terjadi karena ulah dari Naga Blythe dan Naga Lochin. Mereka adalah naga jahat yang memiliki elemen api. Mereka menyerang jantung dari kota ini dengan kekuatan Api mereka yang dahsyat. Jantung kota ini sangat berpengaruh terhadap suhu di Pulau ini. Apabila jantung itu terkena Api maka suhu tempat ini akan menjadi sangat panas. Satu-satunya cara agar jantung kota ini kembali normal ialah dengan mengalahkan kedua naga itu dan mengambil kekuatan mereka. Setelah kekuatan mereka diambil, maka jantung kota yang sudah terkena kekuatannya akan langsung kembali normal," jelas sang pemilik kedai. "Bukannya penyelesaian dari masalah itu sudah jelas ya? Kenapa sampai sekarang Pulau ini masih terasa panas qiu?" Tanya Qiu Bi. "Karena tidak semua naga bisa mengambil kekuatan dari dua naga tersebut. Hanya Naga Terpilih lah yang bisa mengambil kekuatan tersebut. Kami sudah mengutus banyak Naga untuk membantu kami agar bisa mengalahkan Naga-naga itu dan mengambil kekuatan mereka. Tapi tidak ada yang bisa," tambah sang pemilik kedai. "Teman-teman, aku kasian dengan Pulau Ini, bagaimana kalau kita coba bantu mereka?" Usul Arisha. "Ide yang bagus Gulu, mana tau dengan kita membantu mereka kita bisa mendapatkan jawaban dari teka-teki itu," jawab Taliku. "Apa kau bisa memberi tau kami dimana tempat jantung kota kalian?" Tanya A Kun. "Tentu saja dia ada di..." "aah!! Toloonggg!!" belum sempat pemilik kedai melanjutkan, tiba-tiba terdengar suara teriakan, dan ada seekor naga lari melewati mereka. Sang Pemilik kedai memanggil naga itu. "Apa yang terjadi?" Tanya sang pemilik kedai. "Naga Lochin menyerang kota," ujar naga tersebut. "Apa? Bagaimana bisa?" Kaget sang pemilik kedai. "Aku juga tidak tau, berhati-hati lah," naga itu pun langsung pergi dari kedai untuk menyelamatkan dirinya. "Tidak bisa dibiarkan. Ayo kita kalahkan," ajak Tian Lo. "Kalian yakin? Naga Lochin sangat berbahaya," ujar sang pemilik kedai. "Kami yakin. Kami tidak mau ada korban di kota ini, kami adalah prajurit naga , ini tugas kami untuk melindungi Dunia Naga Tempur," ujar Kha Fu. "Baiklah, berhati-hatilah," mereka semua pun langsung pergi untuk menyelamatkan warga Kota Redeen.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang