Bab 26

3 0 0
                                    

Hari sudah kembali menjadi pagi, ketujuh prajurit naga sedang membereskan perkemahan sementara mereka, mereka mau melanjutkan perjalanan mereka ke tempat dimana jantung Pulau Redeen berada. Mereka masuk semakin dalam ke hutan, pohon demi pohon mereka lalui, hingga sampailah mereka ke sebuah gua.

"Apa kita harus masuk ke dalam gua ini?" Tanya Tian Lo. "Sepertinya iya, tidak ada jalan lagi selain gua ini," jawab Liling. " tapi gua ini gelap sekali. Menyeramkan," cicit Xiao Ta. "Xiao Ta, apa kau masih takut dengan binatang yang panjang dan licin, maka nya kau tampak ketakutan sekali," Ledek Mulato. "Ti..tidak kok, aku ti..tidak ta..takut la..lagi," sanggah Xiao Ta terbata-bata. "Kalau begitu, bagaimana kalau Xiao Ta coba masuk duluan ke gua itu," tawar Mulato. "Tidak ah.. kita kan perginya bersama-sama, ya masuk saja bersama-sama kenapa harus aku duluan," protes Xiao Ta. "Xiao Ta, kau ini masih saja sama seperti 5 tahun yang lalu. Penakut. Yasudah aku masuk duluan saja," Liling mulai berjalan masuk ke dalam gua tersebut, Dainase yang melihat pasangannya mulai masuk ke dalam langsung beranjak dari tempatnya dan menyusul Liling. "Kita bagaimana? Apa tidak sebaiknya kita istirahat dulu? Aku lelah," Tanya Tian Lo. "Bagaimana apanya, ya kita masuk juga, tadi kita barusan istirahat Tian Lo. Itu Liling dan Dainase sudah masuk duluan, masa iya kau akan membiarkan Liling dan Dainase pergi sendiri? Bagaimana kalau mereka kenapa-kenapa? Lagipula Kan ini seharusnya tugasmu Tian Lo," ujar Arisha sembari berjalan masuk ke dalam gua. "Hih, dasar. Segitunya suka sama Liling, Liling kan ada Dainase dia juga tidak akan apa-apa kok. Tidak pengertian sekali, aku kan lelah," gerutu Tian Lo. "Gulu, sudahlah Tian Lo. Ayo kita pergi, aku tidak sabar ingin membasmi dan mendapatkan kekuatan dua naga tempur itu," ujar Taliku bersemangat. "Yasudah, ayo kita masuk," mereka semua pun akhirnya masuk ke dalam gua itu dan menyusul Liling, Dainase juga Arisha.

Setelah berjalan selama 30 menit, akhirnya mereka keluar dari gua tersebut. Sekarang mereka berada di sebuah tempat yang gersang dan kering. Pohon-pohon di sisi kanan dan kiri tempat itu sudah mengering dan mati, suasana di tempat itu sangat mencekam, ditambah lagi mereka merasa tubuh mereka sangat panas saat berada di tempat itu. Ketujuh prajurit naga tampak kelelahan karena suhu yang sangat panas itu. Mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.

"Tempat ini sudah seperti Neraka. Panas sekali," keluh Kha Fu. "Sepertinya kita sudah sangat dekat dengan gunung berapi tersebut," ucap Arisha. "Bagaimana kau tau kita sudah dekat?" Tanya Tian Lo. "Lihat saja itu," Arisha menunjuk ke arah kanan. Mereka semua langsung menoleh ke arah yang Arisha tunjuk, disana sudah terlihat sebuah gunung besar berwarna merah yang menjulang tinggi. Gunung tersebut terlihat sangat menyeramkan, asap mengepul dari puncaknya. "Gunung nya besar sekali," kaget Mei Han. "Berarti sekarang kita tinggal cari tempat jantung itu kan gulu?" Tanya Taliku. "Seharusnya begitu," jawab Arisha. Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka memutuskan untuk langsung mengambil jalur kanan, jalur yang mengarahkan mereka ke arah gunung berapi Pulau Redeen.

Setelah menelusuri jalur tersebut, mereka menemukan sebuah gua lagi, yang membedakan dengan gua sebelumnya adalah gua ini berada di bawah, jadi mereka harus menurunin tangga bebatuan agar bisa masuk ke gua tersebut. Tanpa basa-basi mereka berjalan turun melewati tangga tersebut hingga sampailah mereka di mulut gua. "Aku yakin sekali ini adalah tempat jantung itu berada. Kebanyakan organ penting sebuah pulau disembunyikan atau ditanam di tempat yang rendah. Gua ini mengarah ke tempat yang rendah, jadi aku yakin ini tempat yang tepat," jelas Arisha. "Masuk akal, lagipula tidak ada salahnya juga kan mencoba?" Ujar Liling. Ketujuh prajurit naga mulai masuk kedalam gua tersebut dan benar saja, setelah masuk, mereka langsung disambut oleh Naga Lochin. "Kalian lagi?! Ingin apa kalian kesini?" Hardik Naga Lochin. Bukannya menjawab hardikan Naga Lochin,  ketujuh prajurit naga malah terpaku melihat sebuah simbol matahari yang sangat besar di pojok kiri gua tersebut, disekitar simbol itu api menyala dengan sangat besar. "Apa itu jantung pulau Redeen gulu?" Tanya Taliku. "Aku rasa iya," jawab Tian Lo. Naga Lochin yang menyadari keberadaan jantung Pulau Redeen sudah diketahui oleh Taliku, langsung berlari menuju jantung tersebut. "Kalau kalian mau mendekati jantung itu, lawan aku dulu!" Tantang Naga Lochin. "Melawanmu? Apa kau lupa, aku sudah mengalahkanmu Naga Lochin!" Gertak Kamaniya. "Iya memang kau sudah mengalahkanku, tapi waktu itu aku hanya sendiri kini aku ada pasukan tambahan. Naga Blythe! Ayo kemari, kita harus kalahkan mereka!" Seekor Naga Tempur berwarna merah yang bisa terbang datang menghampiri mereka. Alat naga tempur Tian Lo mulai bergetar dan mengeluarkan sinar Hologram

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang