Bab 17

4 1 0
                                    

Arisha dan Kamaniya sedang berjalan menuju rumah mereka. Akan tetapi, sepanjang jalan Arisha hanya diam. Kamaniya yang heran dengan perubahan sifat pasangannya langsung mendekati pasangannya yang sedang berjalan didepannya. "Risha, kau kenapa?" Tanya Kamaniya. "Aku tidak apa-apa. Hanya saja aku sedang memikirkan perasaanku," tutur Arisha pelan. "Perasaan?" Arisha menggangguk. "Entah kenapa tadi saat aku bilang Liling tidak mungkin memiliki kasih sayang yang lebih dari seorang sahabat padaku, aku merasakan sakit di hatiku." Jelas Arisha. "Astaga Arisha! Kau polos atau bagaimana sih? Itu jelas-jelas artinya kau menyukai Liling," ujar Kamaniya. "Memangnya kau paham maksud dari menyukai itu apa?" Tanya Arisha. "Ya kalau dibilang sangat paham sih tidak, karena seperti yang kau tau, aku adalah seekor naga kecil, tentu saja aku tidak tau banyak tentang perasaan suka yang manusia miliki. Sejauh yang aku tau, perasaan suka itu dimiliki oleh semua manusia, dimana perasaan itu muncul saat seorang manusia merasa nyaman saat dekat dengan manusia lain nya," jawab Kamaniya. Mendengar jawaban Kamaniya. Arisha tertawa kecil. "Kau tau lumayan banyak juga ya, apa kau tau semua itu dari film yang kau tonton setiap hari?" Tanya Arisha. "Haha, ya bisa dibilang begitu," tawa Kamaniya. Arisha menghela nafas dan kembali memasang wajah seriusnya. "Aku tidak tau harus bagaimana, kalau memang aku punya perasaan suka pada Liling. Aku tidak ingin persahabatan kami hancur, hanya karena hal seperti ini," belum sempat Kamaniya memberikan respons terhadap perkataan Arisha, tiba-tiba, terdengar suara familiar yang memanggil mereka, itu suara Liling, Arisha dan Kamaniya pun pergi ke sumber suara itu. "Liling, ada apa?" Tanya Arisha. "Aku hanya ingin meminta maaf atas perlakuan kakakku, kau pasti tidak nyaman ya dengan perkataan itu?" Tanya Liling. "Oh itu. Tidak apa-apa, mungkin kakakmu hanya ingin bercanda, tidak usah dipikirkan aku tidak apa-apa," jawab Arisha. "Bagus lah kalau begitu, mau pulang bersama?" Tanya Liling. "Tentu saja," Arisha, Liling, Dainase dan Kamaniya pun berjalan bersama.

✨️✨️✨️

Keesokan paginya, Arisha kembali lagi ke sekolah. Sesampainya disekolah dia langsung disambut oleh teman-temannya. Mereka tampak habis membicarakan sesuatu, Arisha yang penasaran langsung bertanya pada mereka apa yang sedang mereka bicarakan. Ternyata ada seorang murid baru lagi yang akan bersekolah disini. "Firasatku mengatakan bahwa Zhi Wan murid baru di sekolah ini," ujar Mei Han tiba-tiba. "Zhi Wan? Bagaimana bisa kau menebak hal itu?" Tanya Liling. "Zhi Wan pernah bercerita padaku kalau ibu panti asuhan tempat dia tinggal itu mau mendaftarkan Zhi Wan ke sebuah sekolah katanya sih sebagai rasa terima kasih nya karena Zhi Wan sudah berjasa banyak buat anak-anak panti yang hilang waktu itu, tapi Zhi Wan tidak cerita sekolah mana, tapi firasatku bilang sekolah ini," cerita Mei Han. "Ini akan sangat menyenangkan!" Ujar Tian Lo. "Zhi Wan?" Tanya Arisha. "Iya, aku yakin kau akan senang berteman dengannya dia sangat baik!" Cerita Mei Han.

Tak lama kemudian bel tanda masuk sekolah berbunyi, mereka berpamitan satu sama lain dan pergi ke kelas mereka masing-masing. Mei Han dan Tian Lo berjalan menuju ke kelas mereka di lantai 2, Tian Lo terpaksa harus turun kelas karena nilainya yang tidak baik, seharusnya Tian Lo sekelas dengan Liling, Xiao Ta dan Arisha akan tetapi karena dia turun kelas, dia akhirnya sekelas dengan Mei Han. Setelah mereka duduk di kursi mereka masing-masing, wali kelas mereka datang. "Selamat pagi semuanya, hari ini kita kedatangan teman baru," ujar wali kelas Tian Lo dan Mei Han. "Wah, aku tidak menyangka kalau anak baru itu masuk ke kelas kita," ungkap Mei Han.

Pintu kelas dibuka, seorang gadis cantik yang tidak asing masuk ke dalam kelas, dia memiliki rambut panjang sebahu berwarna putih dan baju serba ungu yang melekat pada tubuhnya. Tian Lo terkejut melihat sosok gadis itu. "Tuh kan! Apa aku bilang? Anak baru itu pasti Zhi Wan!" Senang Mei Han. "Wow, aku tidak menyangkanya tapi ini pasti akan semakin menyenangkan," balas Tian Lo. "Mei Han, Tian Lo. Apa yang sedang kalian bicarakan? Bisa fokus kedepan sebentar?" Tanya wali kelas mereka. Mei Han dan Tian Lo pun menutup mulut mereka dan mengikuti perintah wali kelas mereka. "Halo semuanya, perkenalkan aku Lu Zhi Wan! Kalian bisa memanggilku Zhi Wan!" Ujar Zhi Wan memperkenalkan diri. "Baik, silahkan duduk di kursi yang kosong dan kita mulai pelajaran kita," mereka pun akhirnya melanjutkan pelajaran mereka.

Bel tanda selesai pelajaran pun berbunyi kelas Tian Lo, Mei Han dan Zhi Wan sudah selesai. Karena kelas mereka dibawah Liling, Xiao Ta dan Arisha, kelas mereka lebih cepat keluar dari pada kelas Liling, Xiao Ta dan Arisha. Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kelas Xiao Ta, Liling dan Arisha untuk menunggu mereka keluar. Selang beberapa menit, kelas Xiao Ta, Liling dan Arisha akhirnya keluar, betapa terkejutnya Liling dan Xiao Ta melihat sosok Zhi Wan didepan mereka. "Jadi murid baru yang dibicarakan oleh anak-anak itu benar kau Zhi Wan?" Tanya Xiao Ta. "Banyak yang membicarakanku ya? Aku tidak menyangka kedatanganku sudah diketahui oleh banyak orang," ujar Zhi Wan. "Di sekolah ini kalau soal gosip sangat cepat menyebar, jadi aku harap kau berhati-hati dalam bertindak, kau tidak mau bukan dijadikan bahan bully di sekolah ini? Oh ya kau hati-hati dengan anak perempuan bernama Kat, dia bukan orang yang baik," Zhi Wan merangkul pundak Liling. "Kau pikir aku seperti Tian Lo? Suka buat masalah?" Arisha yang melihat Zhi Wan merangkul pundak Liling merasa cemburu, jujur Arisha tidak mau mengakui dirinya cemburu. Tapi kenyataannya memang itu yang dia rasakan. "Guys, aku tidak ikut makan kali ini, aku masih kenyang. Aku ke taman dulu ya," Arisha langsung pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya dan menuju ke taman. "Apa yang terjadi?" Tanya Tian Lo.  "Aku tau kenapa Arisha seperti itu, Mei Han kau juga tampak tidak bingung saat melihat Arisha pergi begitu saja aku tebak kau juga paham kan?" Mei Han mengangguk. "Ayolah, anak pintar kasih tau kami," pinta Tian Lo. "Simple aja sih sebenarnya alasan kenapa Arisha pergi begitu saja," Tian Lo, Liling dan Zhi Wan saling menatap. Mereka bingung dan benar-benar tidak paham, Xiao Ta tertawa melihat wajah kebingungan teman-temannya. "Dia cemburu," jawaban Xiao Ta cukup membuat Liling, Tian Lo dan Zhi Wan kaget. "Cemburu bagaimana?" Tanya Liling yang masih belum mengerti.  "Kau ini, benar-benar tidak peka Liling. Arisha itu cemburu karena Zhi Wan merangkul pundakmu tadi," Liling mengernyitkan dahinya. "Apa? Kenapa dia harus cemburu? Memang nya dia suka denganku?" Tanya Liling. "Ya, aku tidak tau. Kau tanyakan saja pada nya, itu kan hati Risha bukan hati aku," jawab Mei Han enteng. "Terserah kau saja. Aku mau pergi ke perpustakaan dulu. Kalian duluan saja pergi ke kantinnya," Liling pun meninggalkan Mei Han, Zhi Wan, Tian Lo dan Xiao Ta. "Dasar aneh," kesal Mei Han. "Auw Yang Ling kan memang selalu aneh. Tapi ngomong-ngomong melihat sikap dia yang seperti itu, aku jadi yakin Arisha jatuh cinta pada Auw Yang Ling," 

"Kan memang benar. Arisha kelihatan sekali punya perasaan pada Liling. Aku akan coba bicara pada Arisha dan meminta maaf apabila ada kesempatan. Aku jadi tidak enak padanya," ujar Zhi Wan. "Selera laki-laki Arisha benar-benar aneh. Bisa-bisanya dia jatuh cinta pada laki-laki seperti Auw Yang Ling, tampan tidak perhatian juga tidak. Harusnya Arisha jatuh cinta pada orang seperti aku tampan, perhatian dan humoris," celetuk Tian Lo. "Arisha kasihan kalau jatuh cinta padamu Tian Lo. Arisha pintar dan kau payah. Bisa-bisa Arisha ikutan jadi payah kalau jatuh cinta padamu," ledek Xiao Ta. "Xiao Ta! Kenapa kau jadi seperti Auw Yang Ling si?!" Xiao Ta tidak membalas, ia langsung pergi meninggalkan Tian Lo, Zhi Wan dan Mei Han yang melihat itu tertawa dan mengikuti Xiao Ta dari belakang. "Awas saja kalian!" Marah Tian Lo. Tian Lo berjalan mengikuti mereka dengan kesal.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang